Rayap Invaders (Tips Merawat Koleksi Buku dan Komik part 2)

Serangan kedua
Etnokartunologi (kamarkos-sby). Saat media dan wacana masyarakat sedang heboh dengan berita pembakaran buku oleh penerbit terkemuka bersama ormas garis keras perihal isi menyinggung agama tertentu, ada ancaman yang heboh pula yaitu rayap. Tidak disangka, setelah kulakan kapur barus sebagai salah satu solusi antirayap, ternyata masih kena serang juga. Tidak tanggung-tanggung serangan yang ketiga untuk buku yang kesepuluh.
Serangan ketiga
Kalau ditanya soal perasaan pada saat dan pasca serangan, tentu ketar-ketir karena buku yang diserang adalah buku-buku kesayangan yang menjadi koleksi untuk melengkapi perpustakaan pribadi. Jika dulu yang keserang novel Ken Foller dan Majalah kartun Bog-bog. Kali ini yang dihancurkan dalam Rayap Invander part 2 adalah novel grafis Different Ugliness, Different Madness (Balada Seorang Penyair) karangan Mare Males. Ruang yang diserang oleh rayap berada tidak jauh dari serangan pertama, dan yang membuat saya terheran-heran adalah meskipun telah diberi kapur barus ternyata tetap diserang. Usut punya usut ternyata yang diserang berada pada bagian tengah, jika kita mengibaratkan kapur barus adalah radar anti rayap, bagian tengah tersebut berada di luar jangkauan.
Dulunya Kalender Benny&Mice Lost in Bali
Serangan tidak berhenti begitu saja, ternyata gerombolan rayap terjadi Rayap Invander di Sunday Bloody Sunday (mengutip salah satu lagu dari U2) tepatnya tanggal 17 Juni 2012. Kontan kehebohan terjadi saat itu juga dan saya langsung keluar dengan wajah depresi menuju salah satu swalayan untuk membeli obat anti serangga semprot yang ada tulisan Egg Stoppernya, biar tidak bertelur lagi. Mungkin pegawai tokoh mengira aku akan bunuh diri, mengingat dengan wajah kusut masuk toko dan langsung menuju rak yang berisi obat antiserangga.
Beberapa karya kartunku termakan untuk sudah discan


Tim Densus Anti Rayap
Serangan yang ketiga kali ini telah memporakporandakan sisi kiri kamar yang berisi file-file berbadan besar yang tidak mungkin masuk ke dalam rak buku. Kecurigaan bermula saat melihat tumpukan buku, tabloid, map dan berbagai macam majalah yang ada sedikit kejanggalan. Tidak pernah terjamah tapi berubah bentuk, dari situ saya melakukan investigasi dan terbukti ada koloni rayap yang sedang melakukan transmigrasi bedol desa dengan massa yang lebih besar. Korban dalam serangan kali ini adalah beberapa tabloid komputerku, koran bekas dan paling menyakitkan Jurnal MKP FISIP Unair yang memuat tulisan dari skripsiku tentang Kajian Kartun Lagak Jakarta Edisi Transportasi hancur tak berbentuk dan tak bisa dibaca kembali. Buku gambar dan beberapa hasil karikaturku yang berisi karikatur Almarhum Munir dan Pelukis Salvador Dali juga hancur beserta buku gambarnya. Beruntung gambar-gambar arsip ngartun yang berisi koleksi kartun tematik dan tiwultoon lepas dari kehancuran karena tertata rapi dalam map yang ada plastiknya. Kesimpulannya rayap tidak suka atau mungkin tidak kuat makan sesuatu yang berbau plastik.  

Bisa jadi musibah kali ini adalah peringatan untuk kesekian kalinya agar lebih sering melakukan kontrol terhadap koleksi buku yang ada secara rutin. Istilahnya tindakan preventif agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. Kali ini saya akan memberikan solusi alami untuk menanggulangi rayap dengan menggunakan bahan-bahan yang murah meriah. Atas saran dari seorang teman yang bernama Bayu Kuro, rayap bisa dicegah dengan menggunakan merica bubuk. Ternyata merica tidak hanya dipakai untuk mencegah pelecehan dan kejahatan berbasis seksual saja tetapi bisa untuk mencegah tumbuh kembangnya rayap. 

Solusi yang murah meriah
Cara pemakaian bubuk merica cukup ditaburkan pada bagian bawah rak yang berpotensi diserang rayap. Adapun bahan lain yang bisa dibuat untuk mencegah rayap adalah getah pinus, air bekas cucian beras, puntung rokok yang masih ada tembakaunya dan dicampur dengan garam, daun pepaya yang dikolaborasikan dengan daun sirih dalam takaran 2:1 setelah itu dicampur alkhohol. Cara ini adalah metode alami yang murah meriah tanpa keluar ongkos.Waspadalah terhadap serangan dan bahaya laten rayap, keluarga menanti di rumah (loh gak nyambung). Salam Ngartun
Senjata Pemusnah Massal dalam formasi siaga

Subscribe to receive free email updates: