Pahlawan-Pahlawan Belia, Keluarga Indonesia dalam Politik karya Saya Sasaki Shiraishi

Shiraishi, SS., 2009. Pahlawan-pahlawan Belia: Keluarga Indonesia dalam Politik. Jakarta: Nalar


Buku Pahlawan-Pahlawan Belia pada awal saya lihat dari cover tampak ada nilai intimitas dalam keluarga, gambar pria (ayah) berambut gimbal dan bertatto tengah mendampingi anak kecilnya yang akan menggambar dan mewarnai dengan crayon. Dalam pikiran buku ini nanti akan membahas tentang keluarga yang hilang, mengingat dalam gambar tidak ada figur seorang Ibu. Setelah membaca konten buku tersebut, apa yang saya angankan berbeda. Buku ini lebih mengarah pada penilaian keluarga oleh Saya Sasaki Shiraishi dalam perspektif studi perbandingan historis mengenai ‘keluarga’ . Keluarga di sini bukan hanya keluarga inti yang ada di sebuah rumah tangga tapi meliputi keluarga besar dalam tatanan kehidupan berbangsa. Buku ini menggunakan pendekatan antropologi linguistic pada penggunaan kata-kata metafora, dengan pengembangan kata antar-jemput pada bab-bab awal dan kata ‘bapak’ yang sarat akan makna konotatif terkait kehidupan pada masa Orde Baru. Dari dua kata tersebut kita dibawa dalam deskripsi lintas waktu mulai jaman Rengasdengklok, Malam kelam G 30S/PKI sampai pada analisis tentang hubungan antara seorang bapak-anak, politik ABS (asal bapak senang) sebagai politik kotor para oportunis yang sarat akan penyimpangan dan penyelewengan. Kata-kata yang ada dalam isi buku ini seperti antar-jemput, kenalan-orang tidak dikenal di jelaskan secara tekstual dan konstekstual dengan pemaknaan yang besifat denotatif maupun konotatif. Data yang disajikan dalam buku ini merupakan hasil wawancara, pengamatan dan studi pustaka yang dilakukan oleh Saya Sasaki S. Hal sentral yang menjadi sorotan dalam Soeharto, ORBA dan segala sepak terjangnya. Buku ini membawa kita pada alur yang maju mundur dan menyulitkan bagi para pembaca awan, kajian representasi hasil analisa data disajikan dalam perspektif analisis historis. Keluarga dalam buku ini juga menyoroti masalah pola asuh anak, pendidikan pada berbagai jaman mulai masa pergerakan sampai orde baru yang bersifat doktrinal, pergerakan sosial yang dilakukan dari anak muda dari etnis tertentu, kehidupan remaja dengan problematika seperti persoalan asmara sampai pada media massa yang pernah membuat  kontroversi akibat pollingtentang tokoh yang ditentang kelompok keagamaan tertentu (Soeharto urutan pertama, sementara Nabi Muhammad kesebelas).
Kekurangan dari buku menurut saya adalah lebih mengutamakan memoar dan cukilan buku yang dikembangkan dengan analisa kajian pustaka dengan data yang kurang mendalam. Buku ini seharusnya juga pada penerbitan selanjutnya karena bersifat lintas sejarah memuat terkait antar-jemputpada era akhir Orde Baru. Masalah penculikan aktivis pada era ORBA (Suyat, Widji Thukul, Bimo Petrus, Herman D) yang menurut saya adalah bentuk perlakuan bapak kepada anak yang tidak ingin ‘kedudukannya’ tergeser. Jika peristiwa pasca G.30.S/PKI ada pembantaian massal sebagai perilaku bapak kepada anak dalam suasana yang baru, penculikan aktivis berada dalam suasana yang mapan.(Roikan)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pahlawan-Pahlawan Belia, Keluarga Indonesia dalam Politik karya Saya Sasaki Shiraishi "

Post a Comment