Review Kindle Touch WIFI: Ebook Reader Pertamaku

Kindle Touch 
Membaca buku bagi sebagian orang merupakan aktivitas yang menyenangkan. Buku adalah jendela dunia, bisa tahu apapun dari lembaran-lembarannya. Aktivitas dengan mobilitas luar kota yang tinggi sejak tahun 2012 mengharuskan saya harus berpikir mencari alat yang bisa membaca setiap saat selama perjalanan bus atau kereta. apalagi setelah mengalami dua kejadian kurang enak saat pontang-panting membawa banyak buku dalam tas atau goodie bag. Pertama bermotor menerjang hujan dari Jamal menuju Giwangan karena mengejar waktu menjelang keberangkatan bus menuju Malang. Akibatnya hampir keseluruhan buku dalam tas basah, meskipun sudah bermantel. Kedua, saat naik bus, ketika membaca dalam lambung bus lumba-lumba tiba-tiba bus berhenti mendadak. Sontak semua buku yang berada dalam goodie bag saya berceceran. Ada satu buku kecil yang melesat di bawah sampai radius tiga kursi kedepan. Sejak saat itu saya berpikir untuk mencari alat mutakhir untuk membaca dan ketemulah ebook reader. 

Menu Navigasi 
Mengapa ebook reader? bukankah sensasi dan bau kertas menjadi daya tarik buku fisik. Bukankah silau dimata dan boros baterai. Setelah mencari informasi lengkap semua ebook reader akhirnya pilihan jatuh ke produk keluaran Amazon: Kindle. Sebenarnya ada beragam merk ebook reader, namun hati sudah tertambat pada keluaran amazon ini. Beruntung dapat bekas rasa baru dari seorang kaskuses Jogja dan kita COD di depan markas Brimob dekat Giwangan dapat 900 ribu lengkap dengan kardus, kabel asli dan diberi CD berisi ebook. Agan Radit1113 beriklan di FJB Kaskus pada Mei 2013: JUAL ebook reader kindle touch wifi+bonus leather cas dan ribuan koleksi ebook. Tanpa perlu pergi ke Amerika sudah memiliki kindle touch, ebook reader keluaran tahun 2011. 


Huruf dan font bisa diatur sesuai selera 
Apa keistimewaan dari ebook reader yang berwarna seperti kertas ini. Simpel dan irit dua kata yang menggambarkan alat yang dapat menampung ratusan buku elektronik ini. Kindle Touch mempunyai layar 6 inci. Dilengkapi dengan WIFI dengan fitur screensaver bersponsor dan menayangkan penawaran terbaru dari induk semangnya: Amazon.com. Layar tidak pedih dimata seperti LCD biasa karena menggunakan Electronic Link (E link), baca seharianpun tidak terasa pedih di mata. Tapi kalau malam tetap butuh cahaya tambahan. Irit sudah pasti karena sudah teruji ketahanan baterai sekali isi bisa bertahan sampai 1-2 bulan. Selama hanya untuk membaca dan tidak digunakan untuk browsing atau memutar musik format MP3. 
Langsung ke TKP
Sensasi pertama saat membaca buku ini adalah kita bisa mengatur suka-suka besar dan bentuk huruf, termasuk penataan margin. Tapi itu berlaku untuk buku dengan formal file MOBI atau AZW. Jika membaca dengan PDF, tampilan statis dan demi kenyamanan perlu diatur dalam format landscape. Jika ingin membaca cepat, dapat menuju navigasi yang mengantar langsung menuju TKP bagian yang dikehendaki. Sebenarnya dalam kindle touch dilengkapi dengan fitur teks yang bisa ngomong (text to speech). Tapi setelah saya coba diperangkat saya tidak bisa dan disuruh untuk menghubungi cs amazon. Sejak tahun 2013 sampai hari ini urusan membaca buku jadi lebih mudah dengan adanya kindle touch. Selain itu, saya juga menggunakan kindle keyboad dan kindle fire, akan direview pada postingan terpisah. 

Kawan Mancing Siang 
Dibanding dengan fitur adik-adiknya semacam kindle paperwhite, kidle oasis dan kindle voyage, kindle touch tertinggal dalam tampilan layar. Ampuh kala membaca dengan diluar ruangan, tapi rapuh saat membaca dalam ruang yang kurang cahaya. Itulah kenapa kindle ini selalu saya pakai sebagai kawan setia mancing dan ngopi di siang hari, tanpa pedih di mata. Selain cahaya layar, karena faktor usia dan keterbatasan memori dalam yang hanya 4 gb (bisa menampung ratusan ebook) kadang suka lemot atau eror sendiri. Jika terjadi seperti itu, saya berusaha tidak panik dan berupaya melakukan pertolongan pertama dengan hard restrart sampai kindle touch siuman kembali. Akhirnya, sesungguhnya teknologi memberi banyak kemudahan, termasuk dalam membaca buku. Meskipun begitu buku fisik tetap tidak saya tinggalkan karena keduanya harus berjalan beriringan seperti bangsa permukaan dengan bangsa laut. Demikian petuah pustakawan dari dinas pendidikan kerajaan Atlantis. 
Cocok untuk kawan ngopi 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Review Kindle Touch WIFI: Ebook Reader Pertamaku "

Post a Comment