Mitos, Dukun dan Sihir (Claude Levi-Strauss)

           Strauss, Claude Levi  Mitos, Dukun dan Sihir. Pengantar: Agus Cremers dan John de  1997                            Santo. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.


Pada Bab 3 dan 4 Buku ini membahas tentang shaman atau dukun beserta berbagai metode, penerimaan pasien sampai peralatan yang dipakai pada saat berpraktek. Bab 3 lebih membicarakan tentang strategi yang dipakai oleh seorang shaman atau orang yang dianggap dukun pada suku Indian Zuni mengenai kisah anak muda yang dengan lihai membuat cerita sampai dia dianggap sakti dan bebas dari segala tuntutan setelah membuat modifikasi cerita yang menganggap ada arwah adikodrati yang bisa keluar masuk pada dirinya. Bab tiga membandingkan praktek shaman dari masyarat Indian Zuni, suku Kwakiutl, aliran Shaman di Northwest Coast dengan gaya Quesalid dan Koskimo. Bab 3 juga menerangkan strategi yang dalam persaingan antar dukun dalam mencari legitimasi pada suatu masyarakat agar secara kolektif dia diakui. Praktek dan proses legitimasi dari syamanisme berasal dari berbagai pengalaman (Si Shaman, Pasien sampai masyarakat) dan terdapat dualitas antara aspek individual dengan komunal yang menjadi sebuah sistem yang saling berhubungan, hal ini menunjukkan suatu kajian strukturalisme.  Penggunaan bahasa verbal dan interaksi antar unsur membedakan antara studi psikoanalisa dengan shamanisme. Pada bab 4 lebih menekankan pada efektifitas simbol dalam kajian mitos dan pembentukan mitos dalam proses persalinan yang terjadi pada masyarakat Indian Cuna. Jika pada bab 3 menganalogikan bahwa pengobatan adalah sebuah panggung pagelaran, bab 4 menganalogikan suatu proses persalinan adalah sebuah pertempuran dalam upaya membebaskan roh yang tersesat serta memperlancar suatu ‘jalan keluar’ dengan didukung piranti material (patung, kain), verbal (nyanyian dan mantra) sampai pandang abstrak tentang binatang-binatang pengganggu dan pelindung. Kesemuanya adalah simbol dan pembentuk sebuah mitos. Akhirnya terdapat perbedaan antara psikoanalisa dengan syamanisme, dalam hal penyusunan dan penerimaan sebuah mitos. Psikoanalisa pasien menciptakan mitos berdasar peristiwa lampau, sedangkan syamanisme, orang yang sakit memperoleh berbagai mitos dari dukun yang kerap tidak sesuai dengan pemikirannya.
Data yang dihimpun oleh Levi Straus dalam buku ini berasal dari penelitian secara partisipatif terhadap orang Nambikwara , salah satu suku Indian yang hidup di daerah Brasilia Tengah. Selain itu penggunaan data orang lain sebagai perbandingan menuju analisa yang tajam terkait syamanisme, simbol, mitos dan kajian psikoanalisa. Data tersebut antara lain berasal dari observasi oleh M.C Stevenson terhadap suku Indian Zuni di Meksiko, teks magiko-religius yang dibuat oleh Wassen dan Holmer.
Analisa yang digunakan Levi Straus adalah pendekatan strukturalisme terutama pada praktek syamanisme yang digambarkan sebagai suatu ‘pertunjukkan’ dengan berbagai ‘aktor’ yang saling terkait. Sedangkan pada bab 4, menurut saya menggunakan Struktural-fungsional terutama saat menyoroti penggunaan mitos-mitos tertentu yang digambarkan dalam satu kesatuan tempur dalam memperlancar proses persalinan. Artinya penggunaan mitos selain dapat mengikat suatu masyarakat, juga memperngaruhi pola pikir seseorang sebagai anggota masyarakat baik yang bersifat temporar (proses persalinan) maupun yang bersifat permanen (pandangan dan keyakinan pada suatu mitos sampai diturunkan pada  generasi selanjutnya).(Roikan)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mitos, Dukun dan Sihir (Claude Levi-Strauss)"

Post a Comment