D-day Mancing Pasca Cuti: Baung Vegan Kali Jagir

Umpan Kangkung Bekas Warung Maktem 
Mancing minggu ceria selepas cuti hamil 9 bulan sekian hari. Spot andalan kali Jagir seberang pasar Mangga Dua Surabaya.

reel : Carbo Battle X kelas 1000
rod: Tornado Zona 2105
senar: yakuza (super kuat, putus hanya digunting, tidak mempan digigit)
mata kail: No. 5 bader
umpan: sisa sampah kangkung

Setelah kelahiran Moana adiknya Malinowski pada awal November 2018, lepas dan bebas sudah dari pantang mancing selama masa kehamilan. Sabtu malan sepulang mengajar di GO BKR saya mampir ke kantor CSWS UNAIR untuk mengambil seperangkat pancing. Dua tas peralatan 'perang' yang sebelumnya telah saya cuci bersih. Sambil mencari waktu mancing perdana yang tepat, saya mengamati jadwal pasang surut air laut dan juga situasi musim. Beberapa daerah sudah turun hujan termasuk Malang dan Jogjakarta. 
Jalan Baru Menuju Spot 
Minggu, 11.11.2018 waktu istirahat sehari saya gunakan untuk bersantai dan refreshing. Memancing menjelang sore merupakan pilihan yang tepat. Setelah membenahi segala peralatan tidak lupa mencuci terlebih dahulu tas kain khusus pembawa joran. Mampir warung kopi tentu sudah pasti. Dekat spot kalimir saya menghabiskan segelas kopi. Tidak lupa mampir ke Solo Pancing untuk membeli Lem G (lem ajaib pegangan pemancing) karena satu keramik reel BC Kyoto Jungle telah terlepas. Ada warna biru yang menggoda di etalase toko pancing ini. Sebuah minnow kecil langsung saya beli, sekalian untuk berlatih teknik Ultralight kelak. 
Diecast Iwak Mainan 
Memasuki kawasan pintu air Jagir, ada pemandangan yang berbeda. Jalan arah timur yang sebelumnya jalan ala makadam tidak beraspal, menjadi lebih cantik dengan pedestrian yang terbelah menjadi dua lajur pada sisi timur. Benar apa yang diberitakan di koran beberapa waktu lalu, tempat ini akan disulap menjadi kawasan wisata tepi kali yang bisa memanjakan kami, penghobi mancing. 

Baung Perdana 
Walau cuti 9 bulan, bukan berarti tidak mengamati dan mengikuti perkembangan dunia permancingan. Ada inovasi baru dunia mancing di Surabaya, memancing menggunakan sayur mayur. Untuk itu saya mencoba eksperimen sendiri dengan memancing bader menggunakan umpan kangkung, itu pun kangkung yang telah layu dan minta gratisan di warung Maktem pada sabtu malam. 
Hemibagrus Nemurus 
Saya menbawa dua piranti pancing, senjata BC untuk casting ikan baramundi/cukil dan senjata pancing teleskop biru untuk memancing dasaran berumpan sayur. Sebelum turun ke kali, saya bertemu dengan pemancing Gundul, Si Gundul yang biasanya mancing di Rolax Gunung Sari dan terakhir bertemu mancing di kalimas depan Grand City. Niatnya dia mau balik pulang, setelah mengetahui saya menyiapkan diri akan mancing. Dia memasang piranti mancingnya dengan dalih ingin melihat saya casting ikan cukil. Berdua kami turun ke bawah dalam suasana sore yang mulai datang. Kresek hitam berisi sayur saya keluarkan, alat pancing teleskop saya bentangkan dan tiga helai daun kangkung terpasang kencang di mata kail. Setelah memastikan lemparan ke tengah dan tidak terkena enceng gondok yang terbawa arus ke timur. Saya asyik, bermain BC setelah 9 bulan tidak memancing menggunakan teknik casting. Hanya sesekali mengelus alat ini sambil menanti kelahiran tiba. 

Iwak Glinuk-Glinuk 
Kali Jagir pada musim tertentu memberikan sensasi mancing baung/rengkik. Tidak disangka, setelah beberapa kali lempar-tarik-lempar-gulung minnow dengan piranti Kyoto Jungle dan reel BC Kenzi Maruti. Ada keinginan untuk memeriksa keadaan piranti teleskop. Mengingat enceng gondong semakin banyak yang mengalir ke arah timur. Kuatir tersangkut dan terbawa arus. Ketika mengangkat joran Tornado tele biru ini, sontak saya merasakan suatu tarikan diikuti dengan kencangnya senar pancing yang seakan ditarik dari bawah. Tidak ingin kecolongan, saya berusaha untuk tenang. Reel menderit, tanda ikan mulai melawan. Awalnya saya mengira ikan bader besar yang telah menyambar. Begitu reel saya gulung, terasa hentakan yang secara instuisi pemancing dipastikan ini bukan bader. Saya berupaya tetap tenang, memainkan reel dan menjaga kekencangan senar. Derit reel semakin keras, begitu saya gulung reel. 

"dimong Mas, santai jaga kekencangan senar tapi tetap tenang" Itu nasehat dari para sedulur pemancing rengkik di spot jembatan Rolak Gunungsari. Setelah memastikan dapat menguasai pergerakan ikan, dan mendapat hook secara sempurna. Sandal saya lepas dan berjalan menuju air. Atas bantuan Mas Gundul yang memegang joran, saya menyusuri senar sampai bisa memegang ikannya. Akhirnya seekor ikan baung/rengkik terangkat. Berhubung saat ini di Surabaya sendiri karena Nyonya cuti melahirkan dan pulang ke Malang. Sempat kebingungan mau diapakan ikan ini?. 
Ada beberapa kerabat yang saya tawarkan untuk mengambil dan memasak ikan ini. Akhirnya ada reaksi cepat dari kerabat yang tinggal di Wiyung, langsung selepas maghrib saya otak atik aplikasi online dan mengirim ikan keting sebesar gaban ini via go send. Kabar terakhir ikan tidak jadi di masak, walau sudah menyiapkan bumbu komplit. Ikan dipelihara di kolam, setelah menahan napas beberapa jam sambil naik motor matic menuju Wiyung. Salam Joran Mentiung. 

Tips memancing pada peralihan musim: 
1. Pastikan selalu mengikuti perkembangan cuaca. 
2. Membawa jas hujan/mantel
3. Makan makanan bergizi, kalau perlu suplemen buah.Tidak lucu pulang mancing berubah jadi flu. 
4. Eksperimen umpan, kondisi air masa peralihan bisa membuat ikan jadi disorienteasi pola makan. 
5. Berdoa demi keselamatan dan berprinsip sing penting yakin. 

Bonus Pict: 
Keting yang tersengget Minnow 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "D-day Mancing Pasca Cuti: Baung Vegan Kali Jagir"

Post a Comment