Ngartun Yuk (part 3)

Dalam menggambar kartun dibutuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan keseimbangan antara tiga unsur utama. trio unsur kartun adalah imajinasi, teknik dan sisi kontekstual. Kartun tidak sekedar corat coret namun memerlukan beberapa 'bumbu' agar kartun yang disajikan makin 'sedap'.
Kali ini kita membahas mengenai kartun opini atau kartun editorial. Setiap kali buka koran pagi kartun editorial selalu tampil menonjol dengan memberi gambaran situasi terkini dalam sudut pandang kartunis. Kartun editorial sering disalahkaprahkan sama dengan karikatur. kalau karikatur tidak selalu masuk kartun editorial namun jika kartun editorial karikatur kerap muncul di situ.
Kartun editorial atau daily cartoon yang baik menurut buku Semiotika Komunikasi karya Alex Sobur mempunyai beberapa kriteria:
1. teknik baik
teknik gambar yang bagus dan berkarakter adalah syarat mutlak untuk membuat kartun yang baik. usaha mempercantik kartun buatan kita dibuat dengan tekun berlatih dan memperbanyak referensi sampai kita menemukan 'jati diri' kartun buatan kita.
2. informatif
kartun opini berisi informasi yang aktual, faktual dan mempunyai landasan informasi yang kuat. Kartunis opini bisa disejajarkan dengan pengamat politik jika informasi yang disajikan mudah terserap dan tidak menyesatkan. Kartun opini merupakan pendidikan politik bagi pemula tanpa harus kuliah tinggi dan baca buku bacaan berat. Kartun opini bisa sebagai cambuk yang dpat menampar orang tanpa membuat orang yang ditampar sakit hati bahkan malah tertawa.
3. komunikatif
penyampaian yang lugas, jelas dan mudah terserap adalah unsur komunikatif dari kartun opini. Komunikasi tidak harus dengan dialog memakai balon kata, namun dengan penggambaran mendetail dapat membuat orang mengerti pesan apa yang akan kita sampaikan.
4. kontekstual atau situasional dengan pengungkapan yang hangat
Kartun opini dalam media cetak diletakkan di ruang editorial karena merupakan pintu gerbang kedua setelah cover terkait wacana publik yang lagi hot.
5. termuat kandungan humor
Humor ibarat mayonise dalam kebab, ibarat saos sambel dalam pizza dan cabe dalam gorengan. humor dalam kartun merupakan bumbu yang sensasional. takaran harus pas tidak boleh kurang apalagi kelebihan. kalau humor kurang bahkan tidak ada sama sekali kartunnya masuk gambar ilustrasi yang realis dan serius. kalau gambar kebanyakan humor membuat tertawanya terlalu kartunnya masuk gag cartoon atau kartun humor.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ngartun Yuk (part 3)"

Post a Comment