Mancing di kali Jagir: Awas Kintir

Pintu Air Jagir dilihat dari Jendela Kereta Api Logawa
(Catatan Perjalanan Pasuruan Wates 28 September 2015)

Selain di pedestrian, memancing di kota Surabaya juga dapat dilakukan di sungai-sungai yang membelah gempitanya kota. Ada kalimas di tengah kota dengan target ikan nila. Ada Sungai Jagir yang memberikan beragam pilihan ikan. Postingan kali ini akan bercerita pengalaman saya memancing di kali Jagir.
Salam Joran Melengkung 


Jika kita naik kereta dari jalur selatan, selepas stasiun Wonokromo ada bangunan di tengah sungai, sebuah pintu air sekaligus cagar budaya kota. Pintu air ini dibangun oleh Belanda saat Eropa tengah berkecamuk Perang Dunia II, 1917. Pada masa lampau di sekitar area pintu air ini juga menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dari Kerajaan Tar-tar Mongol yang akan membalas dendam kepada Raja Singosari: Kertanegara. Awal perpindahan kerja di Surabaya saya sudah melakukan survei ke sungai ini berikut aktivitas pemancingnya. Biasanya siang sampai sore hari para pemancing mulai beraksi di sebelah timur pintu air. Tidak semua memancing pakai umpan, ada yang memancing menggunakan teknik ngranjo. Yaitu teknik memancing dengan menggunakan jaring. Secara utak atik gatuk teknik ini membingungkan karena disebut mancing tapi menggunakan jaring, kalau disebut njaring tapi dilempar dengan bantuan joran dan reel.
Sumure Mbahe Sangkil 


Awal memancing di sini bersama Umam sang begal bethik, kami memancing di depan pasar Mangga Dua. Hasilnya boncos, mencoba pakai umpan palsu dan harus di sajenkan karena tersangkut material dasar sungai. Saat itu saya juga melakukan deteksi kedalaman sungai. Saat umpan iwak-iwakan ijo tersangkut saya mencoba menyelamatkan dengan menyelam. Ternyata sampai batas kemampuan renang vertikal ujung senar tetap tak tersentuh dan renang balik ke permukaan. Tidak heran dengan kedalaman seperti itu sungai ini kaya ikan, termasuk sampahnya juga.
Spot berikutnya mencoba agak ke timur, kali ini mencoba memancing di siang hari dengan dua piranti pancing, pakai tegeg kambangan sekaligus joran dasaran. Hasilnya tetap sama: boncos. Malah beberapa kali berganti kail karena tersangkut di material dasar sungai yang misterius. Entah batu, lumpur, kayu atau sisa bangunan.
D-day ombyok bathok di Kalimir 

Setelah memantau sepak terjang para pemancing di Mancing Mania Surabaya, ternyata ada spot yang menjanjikan karena arusnya relatif bersahabat. Disebut kalimir. Terletak jauh ke timur dari pintu air Jagir dan berdekatan dengan rumah pompa. Spot ini selalu ramai oleh pemancing, di saat sepi pun masih ada satu dua pemancing yang tetap uncal di tempat ini. Bentuk spot seperti huruf C, jadi arus relatif aman karena air mengalir tidak mengikuti arus tapi ada pertemuan antara air sungai dengan air dari rumah pompa. Kondisi seperti inilah yang disukai oleh pemancing.
Serba serbi Kalimir 

Memancing di kalimir, harus memperhatikan kondisi ketinggian air. Saat banjir ikan melimpah tapi berbahaya. Lengah sedikit bisa terbawa arus (kintir). Saat kondisi air normal, kita bisa memancing di pematang sungai yang penuh rerimbunan dan rerumputan. Pengalaman paling seru saat banjir dan memancing di sini adalah dapat omset ikan bader babon bertubi-tubi. Menggunakan umpan tempe mentah dicampur dengan biskuit klik dan susu bubuk terbukti sudah bisa membuat tepis (tempat ikan) bergoyang-goyang. 
Kalimir Fish Party

Tidak hanya itu, sensasi mancing di sungai ini juga dari rasa kebersamaan antar pemancing. Walau tidak saling kenal, tapi kita bisa mendapat jajan, sisa umpan sampai diberi ikan oleh pemancing lain. Salah satu pemancing yang saya kagumi adalah Lelaki penjual Jus yang selalu selangkah lebih ngomset daripada pemancing di sekitarnya. Umpan tempe dan rangkaian kail kecil berjumlah 3 – 4 biji dengan pemberat.

Tips memancing di kali Jagir:
1.    Jika target ikan kita bader dan mujaer, maka upayakan memancing pada pagi atau sore hari. Siang ikan agak kurang nafsu makan.
2.    Kali Jagir kaya ikan tidak hanya bader dan mujaer. Ada udang conggah, belut, rengkik bahkan beberapa ikan laut sempat didaratkan oleh pemancing. Oleh karena itu, sering-sering mencari informasi dan ilmu teknik dan spot memancing dari para pemancing khususnya warga sekitar Sidosermo dan para sesepuh mancing.
3.    Pastikan motor anda terparkir aman. Mancing liar tidak ada jasa parkir, jika memutuskan memancing di pinggir sungai paling bawah, upayakan memasukan kendaraan bermotor ke dalam pagar dan tetap pantau setiap saat. Pengalaman mencoba memarkir di Pasar Induk Mangga Dua, walau tiket tertera harga 1,5 k. Tapi penjaga meminta uang tambahan setelah tahu tujuan kita parkir bukan untuk belanja di pasar tapi untuk mancing.
4.    Khusus parkir motor di Kalimir, upayakan menempatkan motor pada sisi yang belawanan agar mudah pemantauan. Jika kita mancing di sisi timur, tempatkan motor di sisi barat, demikian pula sebaliknya. Cara ini efektif untuk pemantauan. Selagi kita mengawasi ujung joran atau pelampung kita tetap bisa fokus memantau motor. Ingat kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat dari pelakunya tapi karena ada kesempatan. Jangan sampai keasyikan mancing sampai motor kita ikut ‘kintir’ di gondol pelaku curanmor.
Langit mendung Kali Jagir

5.    Saat langit mendung, upayakan segera pulang. Ingat mancing ditengah hujan apalagi berpetir itu cukup beresiko. Kita harus belajar dari peristiwa pemancing di Blitar yang meninggal terkena petir saat berteduh kala memancing dan lupa mematikan ponselnya.
6.    Jangan membuang sampah di sekitar area spot memancing, biasakan selalu membawa plastik sampah dan menampung sampah kita untuk ikut dibawa pulang. Hasrat memancing terpenuhi, sungai bersih dan ikan tetap lestari. 
     Bonus Pict: 
Pemancing sejati: Mr.Dyos yang pernah tidak mau pulang dari kali 



Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Mancing di kali Jagir: Awas Kintir "