Kartun dan Perlawanan (Ngartun part 20)

"Situasi buruk adalah waktu yang tepat dan baik bagi para kartunis", kalimat di atas adalah penuturan salah satu kartunis Yunani. Maria Tzaboura adalah salah satu kartunis yang aktif bersikap menghadapi krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 2011. Kartun dan humor tidak hanya menampilkan sesuatu yang berisi sesuatu yang bersifat lelucon, namun dapat memberikan inspirasi mencari jalan keluar di tengah situasi yang sedang kritis. Kartun dan perlawanan saya pilih sebagai judul karena kartun tidak hanya sekadar membuat kita tersenyum bahkan sampai tertawa terbahak-bahak. Ngartun adalah media penyadaran dalam masyarakat. Kartun dapat digunakan sebagai sarana komunikasi massa atau propaganda. 
Pada tahun 2011 Yunani mengalami masalah perekonomian yang buruk. Krisis utang dan ekonomi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Rakyat marah dan mengutuk keras tingginya pajak serta kebijakan penghematan anggaran negara Yunani yang merupakan hasil kerja politisi dan kreditor luar negeri yang hanya mencari keuntungan. Kemarahan rakyat bukan hanya dituangkan dalam aksi turun ke jalan, beberapa kartunis Yunani menyikapi dengan pameran kartun dan berjualan kaos yang berisi karikatur yang mengangkat tema krisis keuangan dan segala seluk beluknya di Yunani. Pameran yang diikuti oleh 24 anggota kartunis diselenggarakan di museum Benaki di Athena yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kartunis Yunani. Kartunis juga dapat menjadi seorang pengamat sosial yang handal asal selalu peka dan bersifat apa adanya sesuai suara rakyat kebanyakan dalam melihat tingkah laku penguasa. 
Kartun karya Panos Maragos
Kartun karya Panos Maragos menggambarkan situasi yang sedang aktual dan menceritakan presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy yang menjadi penggembala sapi. Sapi adalah hewan yang menghasilkan susu dan susu adalah sebuah komoditi yang bukan hanya menyehatkan tapi menguntungkan. Apabila kita seksama melihat gambar di atas, tampak jelas kode aksi dari sapi yang sedang kecapekan sampai kurus dan gemetaran. Eksploitasi ekonomi yang tak terkendali digambarkan dengan seekor sapi yang sudah sangat payah untuk bertahan. Bahkan sampai titik susu penghabisan Sang Presiden tetap mempunyai keinginan untuk memerahnya kembali. 

Karya Dimitris Georgopalis

Karya Maria Tzaboura
Dua gambar di atas menggunakan pendekatan yang unik dalam melancarkan protes. Tangan adalah salah satu organ tubuh yang bisa mengatakan banyak hal. Walau mulut diam denga tangan kita bisa memberitahu orang lain tentang jumlah, arah, duit sampai bahasa tubuh yang mengekspesikan rasa senang sampai muak. Secara semiotik, tangan adalah sarana dalam bahasa simbol. Gambar karya Georgopalis dan Maria Tzaboura menggunakan telapak tangan yang terbuka, jika di Indonesia telapak tangan yang terbuka bisa kita persepsikan sebagai bahasa tubuh untuk sapaan sampai larangan untuk melintas. Relativitas tanda terjadi di sini. Orang Yunani menganggap tangan yang terbuka adalah perwujudan protes apalagi jika terdapat banyak maka terjadi protes sosial yang mengarah pada pergerakan dan revolusi. 
Karya Dimitris Georgopalis

Gambar di samping adalah respresentasi dari keadaan krisis keuangan Yunani yang juga diperparah dengan perilaku inspektur utang. Inspektur utang bisa dikatakan semacam debt collector namun bukan hanya menagih melainkan mengaudit data utang piutang. Georgopalis menggambarkan dengan makhluk besar, hijau, bertanduk yang membawa jaring untuk berburu uang yang ada di Yunani, walaupun ditengah keterpurukan yang penting kemana uang itu mengalir selalu diikuti. Georgopalis mengakui bahwa situasi yang terjadi di Yunani bukan semata-mata kesalahan negara, yang bermasalah bukan hanya negaranya, namun juga rakyatnya. 
Situasi di Indonesia yang sedang mengalami banyak ketimpangan seperti korupsi, foya-foya anggota dewan, kekerasan, kriminalitas sampai masalah HAM bisa disikapi dengan ngartun. Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Salam Ngartun 

Sumber Gambar: Jawa Pos 17 Oktober 2011

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kartun dan Perlawanan (Ngartun part 20)"

Post a Comment