Deadline: The Power of Kepepet

Etnokartunologi (Mbetek-Ngalam City) 
Kejar Setoran 
The Power of Kepepet adalah ungkapan yang kerap terdengar saat kita harus terkejar oleh sesuatu yang sifatnya mendadak atau akan mencapai batas waktu akhir. Bisa batas waktu pengumpulan tugas kuliah, formulir pendaftaran apapun dari ujian sampai CPNS. Deadline menjadi hal yang biasa bagi kalangan dengan kerja atau aktivitas yang berada di bawah tekanan, dan masih tetanggaan ama perncapaian target dalam tempo waktu sesingkat-singkatnya. Jiwa dan raga akan terporsir dengan cukup kuat kalau tidak bisa ambruk, oleh karena itu dibutuhkan nutrisi lembur.  Mentalitas disiplin menjadi sesuatu yang penting ketika kita menghadapi deadline dan target lainnya. Disiplin itu indah, kata yang dapat kita amati pada markas tentara. Namun kendalanya kecenderungan mengabaikan waktu luang dan ngeblong saat mendesak menjadi hal yang lumrah. Bahkan ada yang mengatakan jika semakin kepepet maka semakin membuahkan ide-ide kreatif nan gokil. 


Saya mempunyai penafsiran tentang apa itu deadline, berdasar ilmu otak atik gathuk
Ada tiga penafsiran perihal deadline:
# tafsir 1. Deadline adalah tenggat waktu singkat yang tersisa untuk segera mengumpulkan laporan pada besok pagi. Penafsiran ini biasa terjadi pada berbagai kalangan dari anak sekolah sampai seorang pekerja. Penyelesaian target dalam tenggat waktu tertentu dinilai menjadi 'petualangan' yang seru untuk dilewati, namun ada konsekuensi yang harus dilalui yaitu kurang bisa konsentrasi dan cenderung tidak teliti. 

#tafsir 2, tewas di tubruk angkot (Death di tabrak Lyn ADL) 
Sebagaimana suasana hari ini di sekitar tempat tinggal di Malang yang memberlakukan jalan satu arah tepatnya di kawasan Betek (biasa disebut Mbetek-karena lidah orang Jawa suka menyebut sesuatu yang berawalan B dengan tambahan aksen M- misalnya Bandung jadi Mbandung, Bogor jadi Mbogor dan lain-lain). Jalur satu arah sebagai kebijakan untuk mengurai kemacetan sebagaimana pengamatan saya justru mendapat berbagai perlawanan dari warga, karena dianggap merugikan usaha dan yang paling riskan adalan kecepatan kendaraan menjadi tak terkendali sehingga rawan tabrak lari. Oleh karena itu, jika melintas atau menyeberang di kawasan jalur searah Malang kota, maupun kota lainnya harus lebih waspada. Yang unik dari jalur searah di Malang kota, bukan sepenuhnya jalur dibuat searah, namun untuk angkot diberi jalur khusus yang mempunyai besar hanya sebesar mobil itu sendiri. Kalau tidak hati-hati bisa mati diseruduk angkot, death by lyne (diringkas jadi Deadline). 

# tafsir 3, Kencan dengan fitur HP canggih (nge-date pakai LINE)
Tafsir terakhir berhubungan dengan kecanggihan teknologi komunikasi dalam era virtual dengan pemanfaatan media sosial berbasis maya. Penggunaan internet di Indonesia berdasarkan pengamatan saya mulai marak pada era akhir tahun 90-an dengan munculnya jasa warung internet (warnet) dan menjadi lebih marak sejak tahun 2002. Berbagai kemudahan ditawarkan dari internet, dari mesin pencarian, surat elektronik (email), berita, jejaring sosial sampai forum. Terjadi pergeseran makna dan hakekat dari komunikasi itu sendiri, dari bertemu langsung (face to face) menjadi dimediasi oleh piranti online salah satunya dengan jejaring sosial atau media chat seperti kelapa bisa ngomong sampai garis ijo (sengaja tidak sebut merk). Kencan bisa juga dilakukan dengan media chat yang namanaya kencan virtual, kalau sebelumnya telah kenal bukan masalah, namun jika tidak saling kenal terlalu beresiko untuk tindak penipuan atau tindakan yang bikin kecewa di kemudian hari lainnya. Coba kita perhatikan dalam tayangan televisi khususnya berita kriminal, berapa korban penipuan sampai tindakan asusila yang dipicu perkenalan dalam dunia maya (walaupun di sisi lain ada pasangan yang berjodoh via komunikasi online). Media chat dalam internet masuk kedalam dimensi interaksional dengan menekankan pada partisipasi anggota melalui diskusi yang lebih banyak dalam suatu ruang publik. Disebut sebagai ruang publik virtual (virtual Public Space), dibalik komunikasi tanpa batas ruang terjadi dehumanisasi atas sosok manusia fisik itu sendiri. Dimensi interaksi menurut Habermas terdiri dari dua aspek: pertama, bagaimana warga negara (sipil) bertemu dalam media yang didalamnya terdapat kebebasan audien untuk melakukan interpretasi; kedua, interaksi antar warga atau anggota dalam hal ini sesama pengguna jasa media chat atau jejaring sosial. 
tetap ceria dan ngartun walau dikejar deadline. 




Subscribe to receive free email updates: