Road to Tesis (Awal Kebuntuan)

Etnokartunologi (Kumiskucing room-Ngalam City) 
Selamat datang dalam rublik Road to Tesis, sebuah rublik baru yang akan memantau perkembangan dari awal sampai titik kebuntuan pengerjaan tugas akhir di penghujung kuliah. Tidak terasa sudah setahun lebih hidup di Jogja, berbagai pengalaman dan suka-duka kehidupan perantau telah mengiringi hari. Dari keseharian kuliah, di tempat kerja sampai berada di terminal dan halte bus. Agenda besar sudah berada di depan mata, segala target telah terpasang termasuk dengan pengadaan rublik ini. Agar bisa lebih FOKUS dalam menulis dan terus menulis. 
Nutrisi penuh Gizi 
Fokus riset pada teman-teman kartunis setidaknya telah ada pintu terbuka lebar untuk dimasuki, dalam proses kulo nuwun ini berbagai upaya telah saya lakukan termasuk membuat janji untuk datang wawancara sekaligus observasi pertisipasi proses kreatif teman-teman kartunis. Sesuai judul dalam postingan kali ini, awal kebuntuan menjadi headline utama sekaligus kenyataan yang patut dipecahkan dan dicurcolkan. Berbagai bahan telah diperoleh dan tertata dengan rapi, namun ada sesuatu yang mengganjal yaitu dari mana mulai menuliskannya. Sebuah problem klasik dalam setiap penulisan. Kendala lain adalah kurangnya waktu luang, waktu yang dapat secara intensif untuk bisa fokus menulis dan merefleksikan segala wacana dan data tentang jagad perkartunan Indonesia. 
Refreshing: Hubbun Konami 
Salah satu untuk memecah kebutuan adalah dengan melakukan hal-hal pelepas lelah diantaranya keluyuran, berkontemplasi dan  nge-Game. Untuk urusan yang terakhir ini, seperti jerat jaring yang dapat membatasi ruang gerak dari pihak yang kena jebakannya. Ibarat virus , kebiasaan tidak produktif ini dapat menjalar pada semua pihak dari yang muda sampai tua. Dalam teori sosial, kegiatan ini termasuk dalam unproductive activity yang dapat membawa seseorang kepada market driven, yaitu ketaklukan seseorang pada penguasaan pasar, termasuk dalam pusaran akan console game. Mungkin karena masa kecil yang hidup dalam keterbatasan hiburan membuat masa gedhe lebih suka ngegame bahkan bisa dikatakan menjadi pecandu game. Ada sesuatu yang membuat rasa kecanduan akan game menjadi hal yang perlu diwaspadai, ketika teman satu kantor pernah mengatakan alasan kemoloran waktu dalam kuliah dulu karena gila dengan game yang membuat tugas akhirnya menjadi terbengkalai. Semoga itu tidak terjadi padaku. 

Kamar Gelap 
Kamar gelap merupakan tempat favorit untuk menulis maupun sekadar mecari solusi memecahkan kebuntuan. Kamar pojok sebagai kamar bersama para karyawan di GO Watesk, kulon progo. Ruang ini menjanjikan pencerahan di balik kegelapannya. Beberapa lembar proposal tesis dapat terwujud dari kamar gelap ini. Salah satu solusi untuk memecah kebuntuan ketika banyak membaca dan susah untuk menerapkan ke dalam tulisan serius adalah ngeblog. Aktivitas tulis menulis dengan tidak terikat banyak koridor ilmiah, nulis apapun yang penting bisa berguna untuk banyak orang. Ngeblog menjadi satu mekanisme untuk menjadikan 'roti' wacana yang banyak menjadi remah-remah yang renyah. Semoga curcol dalam rublik baru ini dapat menjadi pemecah kebuntuan sekaligus jalan yang lurus menuju penulisan tugas akhir yang dapat mencerahkan dan bermanfaat bagi semua kalangan, khususnya sedulur kartunis di seluruh Indonesia Raya.

Subscribe to receive free email updates: