Pedestrian Fishing (Ada ikan dari bawah trotoar)

Mancing di Trotoar 

Siapa bilang memancing ikan di kota itu sulit. Salah satu madzab dalam mancing ada yang dinamakan sebagai urban fishing atau mancing ala perkotaan. Bisa disungai yang melintasi kota, selokan, danau bahkan empang. Intinya adalah orang kota tidak perlu pergi jauh untuk menyembuhkan sakaw mancing. Postingan kali ini saya akan membahas mancing di trotoar. 
Pedestrian Fishing 

Ketika cuti memancing saya habis, salah satu spot yang menjadi sasaran adalah pedestrian di depan kantor. Hanya berbekal seutas rafia, sebuah paku dan tenaga penuh besi penutup dapat dengan mudah di buka. Umpan yang dipakai hanya dua: Jangkrik atau cacing. Mau umpan pelet? Sudah terbukti boncos jika menggunakannya karena ikan target hanya bethik, lele dan gabus. Alat pancing yang dipakai cukup sederhana yaitu berjoran bambu dengan mata kail ukuran 7-9 sudah bisa mendapatkan bethik dan jika beruntung lele.
Lele Khilaf 
Memancing di pedestrian direkomendasikan pada malam hari, alasannya sederhana: sepi. Kecuali kalau mau menjadi pusat perhatian dari orang yang lalu lalang, kita bisa memancing pada pagi sampai sore hari. Karena spot ini menjadi aset pemerintah kota, jika memancing siang kita juga berhadapan dengan resiko diobrak pihak yang berwenang karena dianggap penyalahgunaan pedestrian yang seharusnya untuk pejalan kaki bukan untuk memancing apalagi buka lapak hasil pancingan kita di sana.

Sing Penting Yakin 
Waktu paling tepat untuk memancing di pedestian adalah saat musim hujan, apalagi selepas hujan deras. Tunggu beberapa saat ketika hujan mulai reda, buka trotoar, siapkan starlite, pasang umpan dan uncal. Ada tantangan tersendiri saat mancing pasca hujan. Arus lebih deras dan biasanya berbalik arah. Untuk itu diperlukan pemberat agar umpan tidak melayang dan terombang ambing.
Konsentrasi Penuh 


Tips untuk memancing di pedestrian:
1.    Pakai baju yang panjang atau lotion anti nyamuk, karena di area ini rawan gigitan nyamuk
2.    Jangan terpancing emosi untuk segera menarik joran, jika tiba-tiba pelampung bergerak cepat kebawah. Itulah ulah iseng dari ikan bethik yang membuat hati gregetan. Terlihat diumpan seperti dimakan tapi kosong ketika joran dihentakan.
3.    Jangan bermain handphone ketika berada di dekat lubang pedestrian. Dua teman kantor sudah menjadi korban kelengahan, handphone jatuh ke dalam spot mancing ini. Satu raib satu terselamatkan berkat respon cepat masuk ke dalam got, segera mematikan dan mengubur handpone yang tenggelam tersebut ke dalam beras.
4.    Siapkan camilan, kopi dan kartu remi. Spot ini bisa menjadi arena bermain kartu yang cukup mengasyikan. Selain untuk hiburan bersama juga membantu keamanan kampung karena dari jauh kita dipikir sedang siskamling.
5.    Jangan membuang sampah sembarangan dan tutup kembali trotoar setelah digunakan memancing. Cukup riskan ketika kita sembarangan meninggalkan sampah, siapa tahu paginya ada juri adipura yang sedang menilai kebersihan kota. Kalau lupa menutup trotoar siapa bisa mencelakakan pejalan kaki (Pak Haji yang sedang berangkat ke masjid sholat Subuh atau Oma opah yang sedang joging bersama). Tentunya kita tidak ingin besok ada berita di koran dengan tajuk “Pak Haji dan sepasang manula ditemukan masuk got di pagi hari”. 
  
      Bonus pict


Begal Bethik Kacong Umam 

Rekor lele babon (model diperankan oleh Andik)
Iwak Kuthuk Gurih Ndase 






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pedestrian Fishing (Ada ikan dari bawah trotoar) "

Post a Comment