Etnokartunologi (kamarkos-sby) Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan untuk menuju kemenangan, kemenangan di Hari Raya bagi mereka yang berpuasa sempurna sebulan penuh. Pada postingan kali ini saya mencoba menghadirkan kemenangan ala kartunis Indonesia di moment spesial yaitu kontes kartun. Dua kartunis yang akan saya bahas kali ini adalah Om Jitet K dan Mas Irvan M. Keduanya menjadi juara untuk kontes kartun skala internasional dan nasional.
Berbicara tentang kemenangan adalah membahas tentang pencapaian suatu tujuan, ketika kaki memijak finish dengan prestasi terdepan. Kalau kita menggunakan dua jari kita untuk menunjukkan bahasa tubuh tentang perdamaian atau peace, maka kalau kita menilik dari sejarah makna di baliknya adalah kemenangan karena dua jari yang membentuk huruf V itu jika dibaca berarti Victory.
Jitet K dalam 5th Weekly Contest Food Theme |
Gambar di atas adalah karya dari kartunis handal Indonesia yang bernama Jitet Koestana, salah satu kartunis tanah air yang mendunia karena segudang prestasi terutama dalam kontes Internasional. Gambar bocah dengan roket roti adalah pemenang dalam kontes kartun yang diadakan oleh irancartoon sebagai kontes rutin yang bersifat tematik. Kartun ini memenangkan kontes mingguan yang kelima dan menjadi karya terpilih yang terbaik diantara para kontestan lain yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Jika saya kaji secara visual dalam perspektif kondisi sosio-kultural gambar di atas menjelaskan situasi yang sedang berkecamuk dalam kehidupan manusia: perang, krisis pangan dan pengharapan. Perang dalam kondisi apapun pasti menimbulkan banyak kerugian apalagi jika skala lebih besar akan menjadi situasi yang disebut malaise.
Kondisi global selain peperangan yang dapat menimbulkan permasalahan adalah perubahan iklim yang menyebabkan berbagai masalah. Kekeringan dan berbagai kondisi anomali cuaca berdampak pada kelaparan. Gambar di atas memperlihatkan seorang bocah yang jika kita lihat secara kontekstual berasal dari masyarakat kulit hitam bisa diintepretasikan masyarakat Papua yang pernah dilanda kelaparan atau masyarakat Afrika terutama Ethiopia yang kerap berhubungan dengan krisis pangan. Dalam situasi yang tidak menentu dan serba kekurangan konflik bisa dengan mudah terpicu. Peperangan antar golongan bisa berpengaruh pada masalah yang lebih besar.Gambar roket dengan kumpulan roti dan disambut antusias merepresentasikan bahwa urusan perut lebih utama daripada berbagai gejolak lain yang terjadi termasuk peperangan.
Irvan M dalam Festival Kartun Ramadhan 2012 |
Gambar karya Irvan M menjadi pemenang dalam Festival Kartun Ramadhan yang dilaksanakan di Semarang dalam menyambut bulan puasa. Pemenang lomba ini adalah Kartunis dari Jogja yang bernama Irvan M (salah satu teman di FB saya) yang mengangkat tokoh yang tersohor dalam peperangan. Adolf Hitler menjadi fokus dalam gambar yang dikirim oleh Irvan M. Hitler adalah simbol dari kediktaktoran dan ambisi diluar batas yang kadang melewati nurani. Tema lomba dalam Festival Kartun Ramadhan yang diadakan oleh komunitas kartunis Semarang ini adalah Perdamaian dan Toleransi. Jika kita telusuri gambar di atas dengan detail nampak seseorang yang sedang bercermin. Pakaian yang dikenakan adalah baju khas muslim (baju koko dengan peci bulat putih dan menggunakan kain sorban yang melingkari bagian leher), namun yang membuat kening kita mengkerut dan berpikir dengan serius adalah gambar alat pemukul (penthungan) dan sosok yang menjadi pantulan di cermin yaitu Adolf Hitler. Orang awampun akan mengatakan jika sekilas melihat gambar ini akan berpendapat bahwa gambar ini merepresentasikan perilaku kekerasan yang kerap dilakukan oleh kelompok tertentu yang kerap menjadi sorotan di masyarakat. Kartun ini menurut saya adalah keresahan (kegalauan-red) dari Irvan M terhadap fenomena kekerasan yang terjadi di masyarakat dengan melibatkan agama. Walau tidak secara langsung, namun atribut yang dipakai menjadi pengindentifikasian perilaku negatif tersebut yang akan menjadi stigma dalam masyarakat. Orang berpeci putih yang bercermin merupakan karya yang menurut saya cukup berani dan rapi untuk menyampaikan kata hati terhadap fenomena yang merusak ketenangan dalam kehidupan kebhinekaan Indonesia. Salam Ngartun, Peace with love, One Love...Uyeeee :)