'Patron-Client' dalam Dunia Kartun (Ngartun part 26)

Etnokartunologi (kamarkos-sby). Pada tanggal 13 Juni 2012 asya ada keperluan menuju Jogja, pengumpulan berkas untuk urusan s2 Antropologi di UGM. Setelah semua keperluan beres, saya berusaha menghubungi sohib yang tidak pernah bertatap muka dan hanya kenal lewat dunia maya. Ternyata ada respon dan dia bersedia menjemput saya untuk diajak main-main sekaligus diajak untuk melihat rutinitasnya. Adalah Odink Ahmad, seorang desain dan karikaturis dari Purwodadi yang mencoba mengadu nasib di Jogja. Bekerja fleelance untuk jasa desain dan bertempat tinggal di kantor sekaligus kosnya yang dibuat ramai-ramai di sebuah rumah kontrakan yang banyak bukunya di daerah sekitar Bantul.

Hammus.net adalah nama kantor sekaligus perusahaan penyedia jasa website, editing sampai urusan komputer. Ini perusahaan yang dirintis Odink beserta para sahabatnya. Dan pada tempat ini juga terdapat banyak buku, karena merangkap pula sebagai stokist untuk buku-buku LKiS - satu penerbitan yang sempat heboh perihal pembubaran oleh salah satu ormas Islam yang pada saat mengadakan diskusi beberapa waktu lalu pada yayasannya yang berada di Kota Gede sekitar daerah Gembiraloka. 
Koeskomo ??
Gambar di atas adalah karya corat coret iseng dari Odink Ahmad yang menurut penuturannya merupakan sosok yang mengalir saja saat ia menggambar. Gambar iseng tapi menunjukkan segi keseriusan dalam goresan. Gambar ini pernah mendapat komplain dari tetangga yang menegur :"Mas itu temboknya diapain? nggak papa tah sampean?". Tapi demi ekspresi diri, segala komplain adalah salah bentuk apresiasi yang patut dihargai sebagai instrospeksi diri demi menghasilkan karya yang lebih baik ke depan. Jika saya menganalisa yang pada gambar iseng tersebut merupakan tindakan ekspresi yang didasari atas sebuah inspirasi. Ada kreator dan ada super kreator yang melandasinya. Odink menganggap bahwa gambarnya adalah sosok dari Koes Komo, seorang kartunis yang merantau dan berkeluarga di Belanda. 
Odink Ahmad bersama karyanya yang menyerupai Koes komo



Koes Komo ngartun sampai Belanda (Leidseplein)



Analisa:
Hubungan patron-klian adalah sebuah hubungan yang saling menguntungkan di antara dua pihak, yang dalam konstruksi sosial terdapat dua pihak yang berbeda kedudukan.
Ada yang tinggi dan ada yang menengah. Ada juragan, ada abdi. Konsep ini dipakai dalam ilmu sosial untuk menggambarkan hubungan antara petani yang terdapat pihak pelindung dan yang dilindungi, dalam bentuk distribusi bantuan dan pertukaran Kajian patron-klian jika dipakai dalam bidang Ngartun adalah pada sosok orang yang menjadi inspirator dalam berkarya. Secara umum Partron-klian menekankan pada hubungan yang menyangkut perlakuan, hak dan kewajiban antara bawahan dengan atasan yang didasarkan atas pertukaran barang dan jasa. Hubungan antara kreator dengan inspirator menekankan pada interaksi batin yang membuat seseorang untuk melakukan hal yang pernah dilakukan orang yang diidolakan dalam hal ini hasil karya. Jika tujuan esensial dari hubungan patron-klian adalah demi subsistensi atau keamanan demi kelangsungan hidup, maka dalam dunia perkartunan patron-klian mempunyai maksud untuk menjaga ritme dan irama berkarya secara berkesinambungan bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Pengalaman pribadi, jika saya sendiri ditanya siapa sosok kartunis atau tukang gambar yang menginspirasi untuk berkarya? maka saya dengan blak-blakan menjawab Anton Nugroho (Kartunis dan ilustrator Majalah bulanan INTISARI). Sejak pertama kali melihat karya dan gaya menggambarnya saya sudah ingin mengikuti jejaknya untuk total dalam dunia kartun dan seni ilustrasi.

Dalam dunia perkartunan, terkait hubungan antar unsur pentingnya ada tiga pihak (dengan belakang -tor) yang menentukan denyut nadi sebuah karya dan eksistensinya. Tiga pihak tersebut adalah Kreator, Inspirator dan Aspirator. Kreator adalah kartunis sebagai manusia unik yang dengan goresan tangan atau mousenya dapat membuat orang tersenyum bahkan tertawa sampai guling-guling. Inspirator adalah orang yang berjasa dalam menampilkan inspirasi dan ilham dalam berkarya. Ibaratnya sebagai 'korek api' dalam batin seorang kartunis agar dia dapat berkarya. Tidak sedikit kartunis yang sebelum menjadi besar berusaha untuk mengikuti jejak tukang gambar atau kartunis sebelumnya. Tindakan ini sah-sah saja asal tidak ada tindakan plagiat. Aspirator adalah pihak terakhir sebagai penikmat dan pembaca karya kita, ada dua tipe aspirator, dari yang pasif hanya melihat kemudian tersenyum dalam berlalu, namun ada aspirator aktif yang rajin mengikuti kehidupan berkarya kita. Aspirator aktif rajin mengapresiasi karya kita baik dalam bentuk komentar langsung maupun komentar tak langsung (dunia maya).

Bonus Track:  Buku keren yang saya temui di kantor Hammus.net 
Novel Tetralogi Pramoedya Ananta Toer

Sumber Foto: Koes Komo's album FB 

Subscribe to receive free email updates: