Tuhan Bersama Orang-orang Bergigi Gumpil

Setelah tragedi di kolam renang UNY Wates yang menyebabkan gumpilnya gigi depanku. Tragedi gumpil nan isis, menyebabkan gigi menjadi semriwing. saya merasa rendah diri. Ada lubang besar di gigi depan, bukan carries atau karang gigi. Tapi lubang akibat kesalahan prosedur dalam melakukan loncatan kala renang. Tidak ada garansi gigi, pada hari H di kejadian perkara saya cari juga tidak bertemu pecahan giginya. Mungkin saat ini mengalir jauh sampai laut selatan. 
Sing penting yakin, sebagai slogan dari pemancing Jogja memberikan sedikit rasa optimis bahwa saya tidak sendiri. Ada puluhan bahkan jutaan orang bergigi gumpil di luar sana. Itu terbukti, setiap kali bertemu orang yang bergigi lubang di depan atau gumpil saya merasa bertemu saudara. Teman senasib sepergumpilan. 
Mimik muka saya langsung berubah ketika bertemu dengan orang bergigi gumpil. Apalagi kalau sampai bertegur sapa dan menanyakan perihal penyebab kegumpilannya. Rasanya melayang di awan, Pasca tragedi gigi gumpil saya bertemu dengan beberapa orang bergigi gumpil, diantaranya seorang siswi kelas IPA di GO Wates yang gumpil karena suatu kecelakaan tunggal saat naik motor. Waktu main ke Surabaya, ada adik kelas mahasiswa Antropologi Unair yang bergigi gumpil, setelah saya tanya lebih dalam ternyata penyebabnya cukup gokil. Terjatuh dari sepeda angin, sepada yang sebenarnya kurang layak jalan. Pemasangan ban depan yang kurang sempurna dan menyebabkan saat sepeda dipacu, ban lepas dan orangnya jatuh. Jatuhnya bukan di semak, tapi di permukaan batu tunggal yang teronggok diam di tepi jalan. Ternyata orang gumpil ada di mana-mana. Artinya saya tidak sendiri, bukan seorang anak Tuhan yang gumpil. 

Gumpil Seperjoranan  @Alun-alun Wates Kulon Progo 
Saat mengikuti karnaval pemancing bersama Mancing Kulon Progo beberapa waktu yang lalu, saya dipertemukan kembali dengan sosok pemancing bergigi gumpil. Mulai dari breafing awal di sekitar warung Burjo Kang Ipong Jangkung saya telah merasa nyaman karena dua gumpil telah dipertemukan, Walau peristiwa ini tidak masuk dalam 10 fakta unik karnaval mancing 2015  tapi saya melihatnya sebagai suratan takdir yang selalu hadir bagi umatnya yang yakin. Slogan sing penting yakin memang perlu penjiwaan yang tajam. Pemancing gumpil ini bernama dunia maya, Vanrief Buongors, entah siapa nama aslinya yang jelas kami begitu akrab saat pembicaraan awal. Beberapa saat sebelum karnaval diberangkatkan. Diskusi tentang spot mancing, umpan sampai pengalaman lucu nan seram memancing malam. Ternyata Vanrief sebelumnya telah membawa beberapa ekor lele hasil memancing pagi harinya. Entah di spot mana, yang jelas ada taboo atau pantangan bagi saya sendiri dan keluarga untuk tidak mengkonsumsi ikan favorit pemancing ini. 
Gumpil bukanlah sebuah kekurangan yang membuat kita rendah diri, takut tersenyum ala iklan pasta gigi. Kini setelah melihat dan mengetahui ada teman senasib, saya tidak takut lagi senyum lepas walau ada jendela kecil yang selalu menghias. Walaupun ada dokter gigi spesialis perbaikan khusus, konservasi yang bisa mengatasi. Saya bertekad bulat akan mempertahankan kegumpilan ini sebagai suatu ciri khas, identifikasi diri dan data forensik yang baik jika suatu saat saya berubah menjadi fosil. 

Saya akan mengadakan olah TKP tanpa otopsi tragedi heboh pertengahan Februari 2015 di kolam renang UNY Wates. Berawal dari keinginan pada hari sebelumnya untuk berenang malam, tapi apalah daya harus bekerja dan waktunya terlalu mepet. Hingga pada pagi harinya nekat berangkat, dan terjadi tragedi yang berlangsung begitu cepat dan berdarah. 


Pesan moral dari tulisan ini adalah selalu berhati-hatilah jika tidak ingin mendapat permak wajah, Bagi yang terlanjur gumpil, tidak usah resah. Kita tidak sendiri, ada teman-teman senasib yang akan selalu setia mendengarkan cerita penyebab kegumpilan. Bahkan jika perlu pendataan massal tentang keberadaan manusia bergigi gumpil karena kecelakaan atau kelalaian. Yang jelas gigi gumpil bukan cerita fiktif semata, namun sebagai pelajaran berharga akan pentingnya kewaspadaan pada setiap langkah. 
Bersatulah gumpilers-gumpilers dari berbagai belahan dunia. Tuhan yang baik selalu bersama kita. 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tuhan Bersama Orang-orang Bergigi Gumpil "

  1. nama q Arif Rahmanto kang hahahha...sukses teruss....istri ku ketwa terbahak" baca artikel ini...makasih kang udah jadi aktor utama...kapan balik wates lagi..by Vanrif Buongors

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe lupa nama tapi ingat gumpilnya..akhirnya tahu nama asinya Vanrief Buongors alias Arif Rachmanto (nama di KTP-Kartu Tanda Pemancing)..hehehe semoga tulisanku dapat menghibur dan menceriakan semua orang Mas bro...nanti kalau pas main ke Jogja atau Wates saya kasih kabar..wates selalu binangun di hatiku :) , salam uncal. tak tunggu mancing di Jatim bro, spotnya di sini juga banyak.

      Delete