Coba Lagi dan Ilmu Santuy Tes CPNS

“You must practice being stupid, dumb, unthinking, empty. Then you will be able to DO...Try to do some BAD work-the worst you can think of and see what happens but mainly relax and let everything go to hell – you are only repsonsible for your work – si DO IT” (Sol LeWitt to Eva Hesse)

Barang Bukti Pernah Ikut Tes 


Lulus kuliah dan kerja yang ‘mapan’ adalah idaman banyak orang tua. Itu impiah generasi terdahulu ingin membentuk anaknya menjadi orang yang serba semua tersedia, tidak terlalu banyak melawan arus, lurus. Itulah konsep mapan secara finansial, jam kerja tetap, banyak tunjangan dan pensiun. Apapun serba berbau dinas dari mobil sampai ponsel. 

Menjadi PNS atau Pegawai Negeri Sipil yang hari ini dikenal dengan ASN menjadi impian banyak orang. Katanya meningkatkan mutu kita dihadapan masyarakat terlebih calon mertua. Pasca reformasi di tanah air lowongan PNS lebih beragam dan transparan. Pamong pemerintah berbaju coklat dan batik gambar KORPRI ini merambah impain berjuta anak kuliahan. 

Atas ajakan teman dan upaya coba-coba saya ikut dalam gelombang arus para pendaftar berkemeja putih dan celana panjang gelap. Bahkan berapa kali dengan berbagai peristiwa yang menyertai. Dari pendaftaran pamong budaya di Jogja bertepatan dengan letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010. Daftar Akpol jalur sarjana sampai tes kesehatan pertama yang memakan waktu 12 jam. Hingga ikut tes di Istora dengan dua kartu berbeda dalam waktu bersamaan. Memilih antar dua instansi. Pada ujung umur persyaratan sebagai tes terakhir menggunakan ijasah pasca sarjana saya dan mengalami hal mencengangkan rangking 9 dari 45 dan yang diambil untuk tahap lanjut Cuma 8. Padahal secara prosedur harus mengambil 12 orang. Itu serasa sakit diputus saat sedang sayang-sayangnya.
Arang yang patah membuat bakul sate malah mempermudah dalam pembakaran..

Kini umur sudah tidak memungkinkan untuk ikut tes semacam itu. Usia diambang batas ketentuan dan terlewat. Kecuali sekolah lagi – doktoral masih ada kesempatan masih usia 30 tahun. Yakin semua sudah ada yang mengatur, itu kata seorang kawan yang rajin beribadah. Yang terpenting tidak patah arang. Arang yang patah membuat bakul sate malah mempermudah dalam pembakaran. Itu filosofinya. Harus lebih semangat pada jalur yang lain. Coba lagi dan lagi membuka lembaran serta peluang baru. 

Intinya inilah hidup. Kita sejak kecil saat belajar berjalan mengalami jatuh bangun. Tinggal tetap maju melangkah walau langkah tertatih. Tulisan ini tidak mengandung unsur keluh kesah tapi curhat tipis-tipis bagaimana kita menikmati hidup. Jika satu harapan pupus masih ada harapan yang lain, bukan harapan jaya merek bus gambar kuda tentunya. Harapan nyata untuk bergerak lebih cepat dari sebelumnya. 

Bagi kawan-kawan setanah air yang telah berulangkali gagal dalam mengadu nasib menjadi aparatur sipil, jika masih ada kesempatan coba lagi. Gosok lagi sampai dapat hadiah seperti dalam kemasan snack di masa kecil. Pada usaha terakhir dan kesempatan itu masih gagal maka kuncinya adalah ikhlaskan. Masih ada tantangan lain yang harus dihadapi dan pintu lain yang terbuka lebih untuk kita. Nikmati hidup banyak bersyukur, lakukan aktivitas yang sesuai kehendak hati. Toh tidak sedikit di belahan bumi sana yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang menjadi idaman banyak calon sarjana. Apapun motifnya hargai itu. Menjadi diri sendiri itu yang utama. Selamat melanjutkan tes untuk yang sedang menjalankan tetap berusaha semaksimal mungkin. Tapi ingat derajat manusia di sisi Tuhan-Nya bukan karena skor passing gradenya. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coba Lagi dan Ilmu Santuy Tes CPNS "

Post a Comment