The Windermere Children: Kebangkitan dari Trauma Perang

Perang Dunia II membawa sejarah gemilang sekaligus sejarah kelam. Dari sisi kemanusiaan perang tidak melahirkan pemenang dan pecundang. Semuanya adalah korban, korban akan taktik dan ambisi.  Jerman luluh lantak, etnis Yahudi menjadi pihak yang paling terdampak karena holocaust dari rezim Nazi. Termasuk para gipsy, difabel dan homoseksual, semua dianggap pengganggu kemurnian ras super. Arya. Pasca perang pemerintah Inggris menawarkan menampung 1000 anak 300 selama beberapa bulan.


Secara keseluruhan, 732 anak yang selamat dari Holocaust dibawa ke Wildermere dan lokasi-lokasi lain di Inggris. Cerita ini difilmkan secara keren pada tahun 2020 dengan sutradara Michael Samuels dan dibintangi oleh Anna Schumacher, Iain Glen, Konstantin Frank, Marcel Sabat, Marek Wroblewski, Pascal Fischer, Philipp Christopher, Romola Garai, Thomas Kretschmann, dan Tim McInnerny. Para aktor yang didominasi oleh anak dan remaja bermain dengan totalitas dalam peran yang penuh drama dan trauma.
Anak-anak Wildermere 1945
Anak-anak Polandia yang terdiri dari Cham 'Harry' Olmer, Schmuel 'Sam' Laskier, Icek 'Ike' Alterman, Benyak 'Ben' Helfgott, Sala Feiermann, Arek Hershlikovicz, Salek Falinower, Juliusz, Bela (dkk). Apresiasi untuk kegigihan para anak kecil yang dipimpin oleh Bela. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan tidur dalam kolong kamar tidur secara bersama. Karena dalam kamp konsentrasi mereka selamat dengan usia sekecil itu dengan hidup dari mengais sampah. 
Hari Ini 2020
Ditampung sementara dalam satu kawasan pemulihan yang diasuh oleh Oscar Friedmann, Marie Paneth, John Lawrence, Leonard Montefiore, Berish Lerner, George Lauer, Edith Lauer dan Rabbi Weiss. Ada momen epik saat anak-anak diajak para pengasuh untuk jalan-jalan ke kota dekat danau. Sekelompok anak lokal menghina dengan sebutan Nazi sampai membuat anak-anak ketakutan bahkan satu anak terkencing-kencing. Salah satu pengasuh dengan ramah dan tenang berupaya memberikan penjelasan bahwa cara hormat ala Nazi yang mereka peragakan salah, mereka bukan orang Jerman tapi pengungsi yang ditampung sementara oleh pemerintah Inggris yang berasal daru Yahudi Polandia. Mereka bukan untuk dirundung tapi perlu didukung secara bersahabat. 
Lukisan Kamp Konsentrasi
Film Windermere Children merupakan film drama bertema perang dengan kisah mengerikan. Namun pada akhirnya menguatkan hidup anak-anak Holocaust yang dipindahkan dan direhabilitasi di Inggris setelah Perang Dunia II Itu dimulai dengan ketidakpastian dan ketakutan di tanah baru, namun akhirnya mengarah pada kemenangan harapan dan niat baik dan persahabatan seumur hidup dan kebahagiaan yang mereka semua hargai. 
Gerbang Ngeri
Bagian yang sangat reprentatif dengan tumbuh kembang setelah melewati masa-masa kelam. The Windermere Children menyajikan representasi visual psikologis yang diekspresikan lukisan. Gaya visual dari pemilihan warna sampai cara menggores kuas memberi gambaran bagaimana kekerasan, kesepian, kelaparan, terpisah dengan keluarga dan segala intimidasi menjadikan mimpi buruk bagi anak-anak Yahudi Polandia ini setiap malam. Film ini walau tergolong drama perang namun alur dan gaya berceritanya lebih mencekam dari pertempuran di garis depan. Social Trauma Healing itu penting pasca perang. Masa sulit dua bulan awal penyesuaian dengan lingkungan baru yang terpisah dari keluarga, berkecukupan makan tapi mimpi dan bayang hitam terus menggelayut setiap mereka tidur. 
Analisis Visual 
Semoga tidak ada lagi peristiwa serupa, cukup tahun 40-an saja. Dari film ini dapat menggambarkan bagaimana kengerian dari anak-anak yang seumur hidupnya harus terpisah dengan keluarga dan ada bayang-bayang kelam akan kejamnya kamp konsentrasi. Beberapa dari mereka melewati masa itu dengan berkarya, kebanyakan jadi pengusaha, ada yang jadi atlet angkat besi. Mereka mempunyai tanah air baru selepas dari Polandia yaitu menjadi warganegara Inggris. []

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "The Windermere Children: Kebangkitan dari Trauma Perang "

Post a Comment