8 Tips Mendaki Tektok (Aliran Lereng - Puncak pp)

Pendakian tektok adalah bentuk ekspedisi baru untuk para pencari sensasi alam. Sebenarnya model pendakian ini sudah ada sejak dulu. Biasanya pada acara diklat atau oleh pendaki profesional yang ingin uji fisik melintasi alam. Dari lereng ke puncak, puncak ke lereng. Entah sejak kapan model litnas alam ini disebut sebagai tektok. Mengacu pada tek tok. Kalau penafsiran saya tek (perjalanan lereng ke puncak) dan tok (perjalanan puncak kembali ke lereng). Gunung Penanggungan yang dikenal sebagai gunung di bawah ketinggian dua ribu rasa ketinggian tiga ribu saat ini menjadi salah satu tujuan pendakian tektok khususnya untuk para pecinta alam di kawasan Jawa Timur. Eits tapi tektok tidak semudah yang kita kira, tidak seringan sependek durasi yang kita lihat di kanal vlogger pendaki. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selain pengalaman dan ketahanan fisik yang luar biasa. Jangan meniru pendakian tektok perdana ke Gunung Kawi pada 15 Mei 2021 sebagai pendakian terkonyol. Tanpa alat pengaman yang memadai, logistik seadanya dan serba nekat (berbekal senter hp turun dari puncak sampai bawah 18:00-01:40 WIB). Jika berminat tidak ada salahnya mencoba tips berikut ini: 


1. Latihan Fisik dan Cukup Tidur 

Idealnya persiapan fisik untuk sebuah pendakian adalah satu bulan sebelum berangkat. Perlu banyak latihan yang tidak hanya sekadar lari. Tapi perlu memperhatikan berbagai aspek yang membuat kita kuat nanjak dengan membawa beban di punggung. Meskipun itu ultralight tetap ada beban yang kita topang. Kata Mas Ediz (seorang youtuber alam bebas yang bersama timnya memasang tapi pengaman di jalur rawan arah puncak Gunung Kawi via Precet) sebelum mendaki perlu persiapan fisik esensinya adalah untuk mobilitas, kekuatan dan ketahanan ada juga latihan cardio. Bagi yang sibuk bisa dengan lari pagi setiap pagi selama 30 menit ditambah dengan latihan push up dengan segala variannya. Napas panjang, badan lentur dan pulang tidak terlalu capek itu harapannya. Kalau masalah pegal di paha dan dengkul itu sudah lumrah. Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah cukup tidur. Setidaknya 6 jam. Apalagi pendakian yang perlu perjalanan dari luar kota. Resiko kurang tidur bisa menyebabkan tekanan darah menjadi aneh terlebih yang punya darah rendah. Itu sangat membahayakan. 

Puncak masih jauh 

2. Siapkan Mental, Alat dan 'Wawasan' 

Pendaki gunung adalah pribadi yang tahan uji. Tabah pada badai, hujan dan trengginas saat panas. Kalau mental pendaki gunung tiktok mode on sekuat baja. Bayangkan perjalanan berjam-jam tanpa ada kegiatan camp atau menginap di pos pendakian. Prisipnya setelah sampai puncak langsung balik kucing. Pendakian ala tektok juga membutuhkan tingkat pengambilan keputusan yang cepat. Itulah perlunya wawasan yang luas. Wawasan alam, suvival dan ketersediaan alat yang memadai. 

Berkah Ramadhan: Nutrisi Andalan Kurma (bukan kecoa)


3. Langkah Kecil tapi Pasti 
Istirahat secukupnya agar tidak manja 

Mendaki gaya tektok mempunyai target waktu yang ketat. Tidak ada  acara bermalam mendirikan tenda. Semua berjalan dengan begitu cepat. Untuk itu dengan waktu yang sempit perlu melakukan manajemen waktu yang baik pula. Beberapa kawan pendaki menggunakan cara melangkah kecil tapi pasti. Menjaga ritme napas, ketahanan otot dan kaki itu mutlak. Percuma jalan cepat tapi terengah-engah dan mudah capek. Mending jalan pelan tapi pasti. Untuk itu ketika merasa capek atau butuh istirahat, upayakan istirahat sejenak dan selalu melihat jam tangan. Setidaknya untuk tektok istirahat ketika jalan maksimal 7 menit dan 30 menit untuk istirahat makan di pos pemberhentian. Istilahnya isi bahan bakar. 

4. Camilan Berenergi 

Cermat Perhatikan Tanda 

Ibarat mesin yang perlu bahan bakar untuk berjalan. Pendakian tektok membutuhkan nutrisi yang cukup. Tidak terlalu kenyang juga tidak terlalu kelaparan. Jika terlalu kenyang resiko kram perut atau minimal sunduken kata orang Jawa. Kalau terlalu lapar juga beresiko pingsan di jalan. Bahkan cenderung arogan karena orang lapar biasanya kurang bisa berpikir logis. Apalagi di lingkungan yang ekstrim, rimba, kabut, hujan badai atau ada gesekan kepentingan dengan rekan satu tim pendakian. Minimal anda membawa roti atau jika memungkinkan untuk masak di tengah perjalanan bisa membawa mie instan dan makanan kaleng lain yang penting bisa mencukupi cadangan energi untuk aktivitas yang di luar batas ketahanan. Jangan lupa bawa gula merah sebagai energi booster ringan. Minuman energi suplemen yang banyak kimia kurang dianjurkan karena bisa membuat badan cepat drop. 

5. Keterserdiaan  Air 
Makanan itu Koentji

Tidak ada salahnya dalam sebuah pendakian mending kelebihan air sampai bawah daripada kekurangan air di tengah jalan. Dehidrasi bisa menjadi rawan halusinasi di tengah hutan rimba yang seperti tidak berujung. Idealnya satu orang dalam satu tas membawa dua botol besar air mineral. Atau satu tas bisa membawa satu jerigen kecil ukuran 5 liter. Pelajari dulu ketersediaan sumber air di gunung. Jika semacam Gunung Penanggungan yang tidak ada sumber air perlu membawa air dari bawah lebih banyak. Jika di gunung itu ada sumber air, bisa membawa sebotol air dari bawah dan beberapa botol kosong untuk diisi ulang. Tujuannya efisiensi beban dari basecamp menuju pos yang ada sumber airnya. Ingat air itu utama dalam sebuah pendakian. Gak mandi bisa tahan, tapi kalau nahan haus itu resiko kecuali anda puasa saat mendaki. 

6. Atur Jam Makan  dan Manajemen Waktu 

Manajemen waktu yang baik dalam pendakian meliputi estimasi waktu perjalanan, berapa lama ketika istirahat di jalan dan istirahat makan. Target serta berapa lama di puncak. Kadang keasyikan istirahat atau menikmati suasana puncak bisa membuat orang lupa waktu. Itulah perlunya koordinasi intensif dengan tim dan konsultasi dengan pihak basecamp atau pendaki tektokers yang lebih berpengalaman. Seperti operasi perang di militer upayakan dalam satu tim pendaki tektok semua membawa jam tangan. Jika mengandalkan ponsel dikuatirkan baterai habis. Samakan jam dan samakan visi misi agar target pendakian bisa tercapai dengan selamat tanpa ada gesekan dengan sesama tim. 

7. Jangan Porsir: Ketahuilah Batas Ketahanan Tubuh 

Langkah kecil 

Mendaki ala tektok bukan masalah memecahkan rekor pribadi demi pengakuan secara sosial. Mendaki pulang pergi ini lebih sebagai latihan fisik dan mental, menumbuhkan raga dan jiwa yang tahan banting. Jika tidak kuat di tengah jalan lebih baik diam sejenak. Merenung dan berpikir secara logis. Ketika tidak memungkinkan tak ada salahnya untuk balik kanan. Ini aktivitas mendaki bukan untuk cari trofi. Batas ketahanan aktivitas adalah 8 jam, untuk yang sering berlatih bisa sampai 12 jam. Yang penting kurangi sambat perbanyak giat. Perlu persiapan yang lebih jika akan melakukan pendakian tektok. 


8. Bawah Turun Sampahmu 
Pesan yang selalu kita jumpai di semua jalur pendakian gunung apapun. Tidak mengambil gambar selain foto, tidak meninggalkan sesuatu selain jejak kaki dan bawah turun sampah kita sendiri. Syukur-syukur jika anda memungut sampah yang telah ditinggalkan orang lain. Bentuk bakti pada alam. Mendaki bukan untuk membuang sampah sembarangan, tapi untuk melatih fisik menajamkan jiwa dan menikmati alam sebagai akselerasi rasa syukur. Semoga para pendaki yang masih perlu diajari etika perilaku dan urusan persampahan segera mendapat pencerahan. Salam Lestari. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "8 Tips Mendaki Tektok (Aliran Lereng - Puncak pp)"

Post a Comment