Sinovac Dosis 1 |
Pandemi belum usai. Muncul berbagai varian baru. Semua bersatu agar dapat melewati kondisi yang serba sulit dengan tetap waras dan cihuy. Vaksinasi adalah bentuk ikhtiar agar badan tetap bugar, Vaksinas ada banyak varian juga. Astrazeneca, Sinovac dan Moderna menjadi pilihan yang semuanya gratisan. Saya tergolong warga negara yang telat vaksin. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 sejak kasus pertama kali ditemukan di Indonesia pada awal Maret 2020 belum berhasil menekan pertumbuhan kasus. Per tanggal 30 September 2020, lebih dari 287.000 kasus telah terkonfirmasi, dengan lebih dari 10.000 di antaranya meninggal dunia. Indonesia masih memiliki tingkat penularan tercepat di antara negaranegara di Asia Timur,45 dengan positivity rate molekuler 14,5% dari jumlah spesimen testing. 46 Indonesia memiliki tingkat kematian (case fatality rate) tertinggi di Asia Tenggara, baik di antara kasus terkonfirmasi, maupun kasus terduga/bergejala COVID-19. Adapun proporsi kematian tertinggi pada kasus terkonfirmasi terjadi pada rentang usia 46 tahun ke atas.
Serbu Vaksinasi Maritim |
Kamis manis di penghujung bulan September. Selepas pagi dan melakukan sebuah misi saya meluncur menuju lapangan Thor. Lapangan superhero kawan Avengers yang tidak jauh dari KBS Surabaya. Ada serbuan vaksinasi dari TNI dan Dinas Kesehatan Kota. Sebenarnya sudah ada beberapa instansi yang melakukan vaksinasi di tempat umum termasuk pusat perbelanjaan (mall). Karena tidak ingin ribet urusan surat domisili saya memillih yang lebih massal saja. Pokok punya stok fotokopi KTP (sekadar formalitas dan arsip karena sebenarnya E KTP dibuat untuk segala keperluan digital tanpa perlu bukti fotokopian lagi).
Olahraga Putar Lapangan Thor sebelum disuntik |
Lewat serbuan vaksinasi maritim yang dilakukan oleh TNI AL dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya saya akhirnya mencoba vaksin perdana. Sebetulnya sebelum vaksin ini sempat menjadi undangan untuk vaksin di kampus. Sebagai alumni saya turut mendaftar untuk vaksin Astra Z, namun ketika hendak berangkat tubuh tak kuat hingga menjadi anemia hebat. Mungkin durung wayahe. Bagi anda yang belum atau tidak ingin vaksin, itu jadi hak anda.Tapi pikirkan juga kesehatan diri dan orang lain. Kecuali sedang menderita komorbit parah yang membuat tidak bisa divaksin. Selama masih segar bugar dan waras kita perlu vaksin. Dinamika dunia dengan beragam penyakit baru dan wabah kekinian harus turut diimbangi oleh dukungan kita dalam memperkuat kekebalan komunal, salah satunya ya dengan vaksin. Bagi yang bukan KTP Surabaya tenang, beberapa penyelenggaraan vaksin sudah dilakukan tanpa menyertakan surat domisili. Termasuk yang saya alami saat vaksin di lapangan Thor. Dosis 30.000 untuk dua hari yang bertugas 800 personil dan yang divaksin tidak terlalu membludak seperti awal vaksinasi. Asal kuat berjalan dari ujung lapangan melewati alur pengambilan nomer, berjalan masuk menuju lapangan. Proses skrinning dan berakhir di tenda suntik. Sebuah kertas kecil yang berisi keterangan telah divaksin dan jadwal untuk vaksin pada gelombang selanjutnya menjadi tiket keluar anda dari lapangan ini. Mudah bukan. Mari kita semua jika badan memungkinkan untuk berangkat vaksin.
Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian COVID-19 khususnya jika dapat mencapai herd immunity. Strategi komunikasi publik vaksinasi COVID-19 juga disiapkan untuk meningkatkan kemampuan bayar da akses terhadap vaksin COVID-19. Pilihan untuk menyediakan vaksin secara gratis atau berbayar perlu mempertimbangkan akses bagi masyarakat miskin dan rentan, populasi berusia di atas 65 tahun dengan komorbiditas, biaya yang harus ditanggung pemerintah serta konsekuensi vaksinasi COVID-19 terhadap program kesehatan lainnya (termasuk program imunisasi, kesehatan ibu, bayi, dan balita) selama penerapan vaksinasi COVID-19.
0 Response to "Vaksin Sinovac Jilid 1: Serbuan Vaksinasi Lapangan Thor Surabaya "
Post a Comment