Kurikulum Merdeka antara Kompetensi dan Kompetisi yang Migunani

Sekelompok siswa duduk santai di dalam kelas. Beberapa saat sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Memegang ponsel pintar posisi miring memainkan game yang sedang digandrungi banyak kalangan. Pushrank sebelum pelajaran. Spontan saya masuk dan menanyakan tentang apakah ada tugas sekolah atau pekerjaan rumah. Jawaban santai saya terima: pasti lulus, sekolah yang monoton dan gurunya kurang inovatif. Selama hampir 14 tahun mengajar di lembaga bimbingan belajar, baru saat ini merasakan siswa yang kurang motivasi dan itu bukan satu dua tapi hampir sekelas. Terutama kelas 12 pada saat kurikulum merdeka diberlakukan. Apa yang terjadi? Apakah sejak tidak berlakunya ujian nasional? Atau sejak tes masuk perguruan tinggi negeri hanya mengandalkan kemampuan non pelajaran bidang? Ada apa dengan Ujian Nasional di Indonesia?. Apa benar yang terjadi ujian nasional tidak lagi menimbulkan efek positif kepada peserta didik, guru sampai institusi sekolah? Begitulah beberapa pertanyaan dari hati kecil saya.

Menyaksikan Festival Ada, Merdeka Berbudaya
(Dokumentasi Pribadi 2022)


Penurunan Motivasi

Tujuan pendidikan secara adiluhung adalah mempersiapkan sumber daya manusia untuk masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa.  Secara nasional yang dapat berguna dalam pembangunan di masa depan. Tentunya target yang tinggi seharusnya disertai dengan motivasi dan inovasi pula. Pembangunan yang mengutamakan aspek fisik dan non fisik. Material dan spiritual secara holistik komprehensif.

Upaya peningkatan pendidikan di tanah air mendapat beberapa permasalahan pokok diantaranya: Keterbatasan jumlah guru terampil; Sarana dan prasarana tidak memadai; Minim bahan pembelajaran; Mahalnya dana pendidikan; Mutu pendidikan rendah dan; Minoritas bagi kelompok difabel. Beda daerah beda juga fasiltas dan kondisi belajar mengajarnya, terlebih di area 3T. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan. Keterbatasan berpengaruh pada kurangnya inovasi dan kemalasan.

Masalah demotivasi peserta didik tidak lepas dari kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa. Hal ini berkaitan dengan kurikulum yang sentralistik. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat di daerah. Tidak semua kawasan bisa sejalan dengan keputusan pusat. Itulah pentiingnya pelibatan tenaga ahli dan pemangku kebijakan lokal dalam setiap pengambilan keputusan. Sebab Implementasi dan pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan dengan kondisi serta situasi sosial yang ada di masyarakat. Itulah bentuk pendidikan yang berkeadilan.

 

Dinamika Pembelajaran

Kurikulum merdeka memberikan keluasaan pada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Sisi baik kurikulum merdeka adalah tidak ada polarisasi. Seperti masa sekolah saya dulu, terutama tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai kelas 11 mendapat pelajaran lintas bidang. Terlebih saat ini peserta didik dapat memilih pelajaran yang disukai.

Sejak pandemi Covid-19 wajah pendidikan di tanah air turut berubah dalam hal pengajaran sampai penilaian. Penghapusan ujian nasional serasa memberikan kontribusi pada penurunan semangat belajar untuk mempersiapkan diri menuju akhir kompetisi karena hanya mengejar nilai raport. Kondisi ini diperparah ketika penerapan sistem baru dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri yang menghapus ujian berbasis bidang pelajaran seperti Biologi, Kimia, Fisika untuk Eksakta dan Sosiologi, Ekonomi, Geografi dan Sejarah untuk Soshum. Peserta didik menjadi kurang greget untuk belajar karena menganggap pelajaran tersebut hanya untuk target nilai di raport.

Akibatnya waktu luang bagi peserta didik terasa lebih panjang, terlebih peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan ekstra di sekolahnya. Jika tidak diarahkan dan dibimbing dengan baik dikuatirkan dapat salah langkah. Hal ini terjadi pada guru bidang pelajaran yang semakin acuh. Ketika pengajaran hanya sebatas mengejar nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tanpa kompetisi akhir yang menguji kompetensi dan penguasaan bidang.

Kemandirian Belajar dan Belajar Mandiri

Tiga pilihan implementasi kurikulum merdeka belajar secara mandiri adalah mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi. Secara teknis mengupayakan satuan pendidikan menggunakan struktur kurikulum 2013 dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan beberapa prinsip kurikulum merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. Hal ini tidak lepas dengan komitmen membagikan praktik baik pada satuan pendidikan yang lain. Kemandirian merujuk pada kompetisi tanpa mengesampingkan kompetensi dan peningkatan kompetensi yang bertumpu pada kompetisi yang sehat. Itulah motivasi pendidikan di era digital yang berorientasi global.

Merujuk pada SDGs poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua. Pendidikan bukan sekadar pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar namun pendidikan yang mampu mengubah pola pikir anak bangsa dan pendidikan inovatif yang mendorong kreativitas dan daya inovatif anak bangsa. Esensi pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Pentingnya pendidikan yang migunani bagi kemanusiaan yang membawa kebermanfaatan dan praktik baik merdeka belajar dan merdeka berbudaya.

 

 

Lima Kompetensi Dasar

Generasi muda harapan bangsa melalui pendidikan yang bermutu dapat menjadi berarti untuk kehidupan kelak. Menjadi agen inovasi yang dapat memberikan kontribusi penting dan signifikan untuk menerapkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan yang aplikatif. Selaras dengan kurikulum merdeka yang mengedepankan pembelajaran yang fleksibel. Inovasi menjadi napas utama dari pendidik yang mempunyai keleluasaan dalam pengajaran yang disesuaikan dengan capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Pendidikan berperan menciptakan generasi muda yang membawa perubahan, sekaligus mampu menciptakan perubahan yang nyata. Untuk itu di kurikulum merdeka diimplementasikan dengan pengembangan soft skills dan karakter. 

Milenial perlu penguasaan pada kompetensi dasar seperti kepemimpinan (leadership), kemampuan berbicara di depan umum (Public speaking), kecapakan manajemen (management skill), kemampuan berbahasa asing (language skill) dan kemampuan dalam digitasi (digital skill).  Kurikulum merdeka berfokus pada materi esensial. Materi yang relevan dan mendalam dengan mengedepankan pengembangan kreativitas dan inovasi dalam mencapai kompetensi dasar seperti numerik dan literasi.

Guna menjawab tantangan zaman, kegiatan yang dilakukan berorientasi pada praktik baik merdeka belajar tanpa melupakan aspek kemandirian dan sistem nilai kemasyarakatan. Istilahnya berpikir global dan bertindak lokal. Proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan mengekspolasi ilmu pengetahuan, mengembangkan ketrampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar pancasila. Hal ini dilakukan dengan mempelajari secara mendalam isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi dan kehidupan berdemokrasi. Praktik baik merdeka belajar dilakukan dengan aksi nyata sebagai respon terhadap isu penting sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar.

Pentingnya sinergi lintas lini terutama dari pemangku kebijakan yang melibatkan tenaga ahli yang paham pada situasi, karakter dan kebutuhan di daerah. Apa artinya peningkatan kompetensi untuk memenangkan kompetisi tanpa adanya movitasi. Pendidikan yang mandiri seharusnya mengedepankan kompetensi untuk kompetisi dan kompetisi yang beSrkompetensi. Semoga bisa terlaksana.


Artikel ini di muat di Harian Bhirawa  pada 12 April 2023 sebagai partisipasi Lomba Artikel Kategori Umum yang diselenggarakan Kemendikbud. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kurikulum Merdeka antara Kompetensi dan Kompetisi yang Migunani "

Post a Comment