Wiro Sableng Mojosuro

Suatu malam Selasa Kliwon sepulang mengajar kelas malam. Dalam perjalanan pulang menuju Rungkut dari kawasan SMA Komplek di lampu merah perempatan Kertajaya ada baliho besar multimedia menayangkan iklan Film Wiro Sableng. Lampu merah berdurasi cukup lama ini sangat stategis bagi bisnis periklanan. Terhitung sampai hampir 3 kali pengulangan thriller film yang akan dibintangi Vino Bastian dan aktris idola saya, Sherina Munaf. Akhir Agustus 2018 akan ditayangkan secara serentak film Wiro Sableng  produksi Lifelike Pictures. Dulu masih dalam format sinetron dengan lagu khas: 


....
Wiro, Wiro Sableng. Sinto, Sinto Gendeng 
Wiro, murid sableng. Sinto, guru gendeng

Wiro Saksono, itu nama aslinya, lahir dari ibu bernama Suci 
Dengan ayahnya bernama Raden Rana Weleng dan dibesarkan oleh seorang guru, 
Bernama Sinto Beni alias Eyang Sinto Gendeng, atau Sinto, Sinto Gila 
Wiro Sableng mewariskan sebuah senjata sakti 
Berupa kapak bermata dua, berhulu satu, berkepala naga
Kapak naga geni 212 namanya, 
Senjata pamungkasnya Wiro Sableng 
Yang hebat, yang siap membasmi orang-orang jahat

........

Wiro Sableng Mojosuro 18 November 2017
Ingat Wiro Sableng saya teringat salah satu peserta tetap Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo (Mojosuro) yang selalu berkostum Wiro Sableng. Tidak terasa sudah 4 kali saya mengikuti napak tilas pertempuran 10 November ini dan selalu berupaya ikut setiap tahun seumur hidup. Ini tidak lepas dari Mbah Yakobus, peserta inspiratif yang setiap tahun tidak pernah absen. Terhitung 2008, 2009, 2016 dan 2017 menjadi tahun di bulan November berjalan menyusuri aspal sejauh 56 km. Wiro Sableng Mojosuro pertama saya jumpai saat menjadi peserta pada Mojosuro 2009.  Dengan kostum menyerupai Wiro Sableng berambut gondrong, menggunakan baju pendekar putih dan tidak lupa kapak 212 selalu dalam genggaman. Seandainya dulu pas perang melawan sekutu sudah ada, dijamin musuh akan kocar kacir terlibat kontak senjata dengan para pendekar super asli Indonesia, ada Wiro Sableng, Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, Gundala Putra Petir, Sri Asih, Maza, Saras 008, Kapten Surya, Volt, Caroq, Merpati, Sembrani dan Panji Manusia Milenium. Tapi itu hanya tokoh rekaan, para pejuanglah yang menjadi salah satu garda depan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jika anda ikut mojosuro dan menjumpai peserta yang sudah berumur manula, tidak sedikit dari mereka adalah eks-BKR atau Tentara Pelajar termasuk laskar gerilya yang dulu ikut berjuang masa awal kemerdekaan. Saya pernah bertanya pada salah satu mbah-mbah peserta yang tetap tegak berjalan di usia senjanya, beliau bilang tujuan ikut mojosuro berharap bisa bertemu dengan kawan pejuang satu laskar. Reuni nomor satu, menang atau kalah urusan belakangan. 
Jumpa perdana Wiro Sableng Mojosuro 14 November 2009
Perjumpaan kedua dengan Wiro Sableng mojosuro pada gerak jalan tahun 2016 menjelang kawasan Tjiwikimia, Dari jauh sudah terlihat sesosok peserta berbaju putih rambut panjang dengan kapak terselip di punggungnya. Langsung saya kejar untuk sekedar menyapa. "Loh Wiro Sableng ketemu lagi". Orangnya menyambut dengan senyum sambil tetap konsentrasi jalan mantap ke depan ke arah timur menuju pos pertama Pasar Krian. 

Pada mojosuro 2017 secara tidak sengaja berjumpa lagi dengan Wiro Sableng menjelang pemberangkatan peserta.  Ada tempat khusus bertenda yang dapat menjadi tempat rehat para peserta sebelum berkumpul dengan gugusan yang telah dibagi berdasar nomer peserta. Ternyata di tempat tersebut telah berkumpul peserta mojosuro wajah-wajah lama. Terlihat ada suasana reuni kecil nan gayeng sebelum saling bersaing menuju finish. Saya sangat mengapresiasi konsistensi kepersertaan tiap tahun hampir tidak pernah absen, termasuk Wiro Sableng. Beliau bertutur kalau kapak sudah beberapa kali diganti karena rusak dan perlu sedikit modifikasi. Kalau kostum tetap akan selalu menggunakan Wiro Sableng. Tidak hanya meramaikan gerak jalan Mojokerto-Surabaya, beliau juga hampir selalu mengikuti acara tahunan sejenis di Gresik (gerak jalan Balongpanggang-Gresik Kota) hingga mendapat penghargaan dalam kategori kostum terbaik. Semoga semua peserta selalu diberi kesehatan dan panjang umur, semoga pemerintah provinsi Jatim selalu mengadakan acara sekaligus olah raga tahunan ini. 
Sampai jumpa di Mojosuro 2018. 
wirosableng mojosuro 1 Desember 2018


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wiro Sableng Mojosuro "

Post a Comment