Shaun The Sheep dalam Kajian Sosiolinguistik

Kali ini saya akan membahas Shaun The Sheep tentang bahasa. Kalau kita menonton Shaun The Sheep pasti kesan pertama yang adalah seperti melihat film Mr. Bean yang ngirit bahkan tidak ada sama sekali dialog. Memang film ini dibuat sengaja tanpa dialog yang umum kita temui di kartun atau animasi, jadi kartun ini lbih menekankan pada gestur atau bahasa tubuh saja.
Shaun The Sheep pada dasarnya adalah tayangan yang menekankan pada bahasa asli hewan yang bersangkutan, dalam hal ini mengandalkan suara hakiki dari hewan sebagaimana suara alaminya. Misalnya domba dengan mengembik, anjing dengan menggonggong dan manusia yang cenderung bersuara seperti orang menggerutu.
Secara sosio lingustik, proses berbahasa melibatkan penutur dan mitra tuutur. Interaksi berbahasa antara Shaun dengan sesama domba sampai dengan alien adalah peristiwa berbahasa yang tidak melibatkan bahasa secara utuh karena melibatkan gaya bahasa dan penguatan komunikasi lebih ditekankan pada suara atau efek (musik dan back sound).

Menurut Dell Hymes (1968)faktor-faktor yang mempengaruhi proses tutur atau berbahasa, lebih dikenal dengan SPEAKING yang terdiri atas Setting, Participant, End, Act, Key, Instrument dan Genre.
Setting atau scane adalah tempat bicara dan suasana pembicaraan. Shuan The Sheep mempunyai setting bicara di sekitar kawasan peternakan yang bertetangga dengan kandang babi yang menjadi tokoh antagonis dalam serial ini. Participant adalah pembicara yang terdiri dari penutur, mitra bicara dan pendengar. Penutur dalam Shaun The Sheep adalah domba yang menjadi tokoh utama dan selalu menjadi tokoh sentral dalam setiap episode. Mitra bicara terdiri dari anjing penjaga, babi, ayam, tikus tanah sampai makhluk luar angkasa.



End adalah tujuan atau maksud pembicaraan, karena tidak ada bahasa yang baku selain bahasa alami maka Shaun The Sheep lebih mengandalkan bahasa tubuh atau gesture. Ekspresi juga membantu pemahaman orang yang menonton karena dari ekspesi dan setting musik dapat mengetahui keadaan batin mulai dari gembira, sedih sampai berpikir secara mendalam.
Act (action) adalah peristiwa di mana seorang penutur sedang melakukan pembicaraan. Kalau dalam Shaun the Sheep tergantung pada judul episode yang tengah berlangsung.
Key adalah nada suara atau ragam bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan tuturannya. Shaun The Sheep meskipun berasal dari Inggris, tapi tidak pernah menggunakan bahasa Inggris karena lebih memakai bahasa yang berhubungan dengan periperdombaan. Bahasa ini tidak mengenal grammar khusus selain huruf M,B,E,I,K yang digabung jadi Mbeik, dengan variasi Mbeeeek atau Mbeeiiiiiik.
Instrument adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan tuturan. Bahasa keluar dari mulut, yang berasal dari udara diparu-paru disaring di pita suara kemudian mendarat di lidah dan meluncur melalui mulut. Domba juga mempunyai pita suara dan berbeda dengan manusia suara kambing lebih melengking. Lain dengan anjing penjaga dalam Shaun The Sheep bahasa selain menggonggong yang dipakai adalah bahasa peluit, mirip seperti Polantas yang hendak menghentikan kendaraan yang dirasa melanggar peraturan lalu lintas.
Genre adalah jenis kegiatan dalam bentuk apa dan bagaimana. Kegiatan yang berlangsung dalam Shaun The Sheep lebih banyak menghabiskan waktu pagi sampai menjelang sore di tanah luas sekitar peternakan. Komunikasi terjadi dari itu semua dengan segala tingkah pola yang tidak akan ditemui di domba manapun selain domba-domba Shaun The Sheep. Salam Mbeeek ! Salam ngartun 

Daftar Pustaka
Sosiolinguistik, Kajian Teori dan Analisa, 2006.Prof.Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U.,M.A. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Shaun The Sheep dalam Kajian Sosiolinguistik"

Post a Comment