Tepat pada hari ini 12 Oktober 2018 dibuka acara tahunan perayaan untuk seni rupa di Jawa Timur: Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI). Setahun yang lalu melalui kawan-kawan Surabaya Carricature Community (SCC) saya ikut berpartisipasi dalam PSLI 2017 .
Potloter |
Guyup Rukun |
Adalah keberanian dan kenekatan Karikatur Surabaya untuk berupaya memasyarakatkan karikatur dan mengarikaturkan masyarakat Surabaya. Tidak hanya melalui acara rutin dan ngamen mingguan di Surabaya Town Square. Lewat jaringan yang ada ikut berpartisipasi dalam PSLI.
Nggambar Model |
Sebagai partisipasi perdana, saya berupaya menyelami apa yang sedang dilakukan oleh kawan-kawan karikaturis. Ada acara ngumpul menggambar bareng dan saling bertukar ilmu melalui workshop. Tidak sedikit pelukis dari lapak lain yang mampir hanya sekadar memperhatikan aktivitas tukang gambar wajah lucu ini. Ada yang ikut nimbrung ketika kami sedang asyik saling menggambar.
Nggambar Opa |
Acara yang paling menyita perhatian baik pengunjung maupun para pelukis adalah saat sesi menggambar model yang duduk di panggung secara On The Spot. Bisa dibayangkan bagaimana kesulitan untuk selalu menjaga fokus antara alat tulis dengan model.
Tetap Fokus |
Ini merupakan pengalaman perdana saya menggambar model serentak diantara para master-master pelukis dan tukang skets wajah profesional.
Separuh Jalan |
Beragam teknik dan alat yang dipakai oleh para pelukis lain saat on the spot menggambar model. Teknik sederhana seperti saya dengan variasi pensil berada pada macam-macam teknik dengan piranti yang tidak murah. Ada yang menggunakan kanvas dengan cat akrilik yang harganya bisa untuk makan sebulan.
80 persen |
Itulah arti totalitas harga alat dan piranti berapapun tiada arti. Proses kreatif itu tidak ternilai harganya, tidak bisa diukur dengan menggunakan uang seberapa besarpun. Pada awal tahun 2000-an saya sempat berupaya untuk berlatih dan beruaha menekuni seni lukis. Saat itu ada kesempatan main ke Surabaya dan mampir di toko alat lukis. Melihat harga piranti melukis dari produk impor membuat jantung berdegup keras, ada seperangkat cat minyak yang harganya mencapai jutaan rupiah.
Sudah Jadi |
Ini sama berdegupnya dengan suasana batin saat menggambar model yang duduk manis di depan. Semua fokus mengeluarkan kemampuan dan jurus menggambar masing-masing dengan 'senjata' yang telah disiapkan.
Nggambar Bareng |
Kembali ke cerita lapak 13 SCC dalam partisipasi PSLI 2017. Secara gotong royong para karikaturis terlibat aktif mulai dari meluangkan waktu untuk menyiapkan lapak, menjaga lapak sampai melepas lapak beserta isinya pada akhir acara.
Berasap |
Duel karikatur tentu tetap berlaku, jika bertemu dengan wajah baru. Termasuk jika ada hutang dengan sesama karikaturis. Pada PSLI 2017 saya bertemu dengan karikaturis muda yang berupaya untuk menemukan jati diri goresan dengan proses tiada henti.
Duel |
Generasi Penerus |
Ada salah satu anggota SCC yang termasuk panglima tinggi, namanya Yoyok dan lebih dikenal dengan sebutan Baginda Y. Urusan teknik menggambar wajah, karikaturis ini sudah tertempa dengan banyak latihan dan ketekunan secara konsisten.
Baginda Y |
Berikut adalah video pendek bagaimana cara Baginda Y ketika menggambar wajah saya dengan menggunakan senjata spidol andalannya:
Proses Menggambar Roikan
Nampak jelas goresan santai tapi fokus yang berasal dari ketenangan jiwa. Itulah ciri dan gaya khas Baginda Y saat menggambar. Pecinta musik cadas namun memiliki jiwa lembut dan gorensan yang cerdas.
Duel Maut |
Akhirnya Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) adalah ajang bagaimana seni grafis selain lukis berupaya ikut berpartisipasi secara aktif. Tidak hanya menjadi penyemarak, namun menjadi bagian seni gambar yang layak diperhitungkan. Itulah kartun dan karikatur. Selamat berpameran (dan berjualan) dalam Pasar Seni Lukis Indonesia "(PSLI) 12-21 Oktober 2018 di Jatim X-Po Surabaya. Apresiasi itu segalanya. Salam kreatif.
0 Response to "PSLI 2017: Cerita dari Lapak 13 Karikatur Surabaya "
Post a Comment