Solo-Surabaya bersama Eka HinoMorPrim

Perjalanan sepulang dari acara Borobudur Cartoonist Forum (BCF) II pada 23 September 2018 diawali saat nebeng mobil pribadi rombongan Solo. Maksud hati ingin naik PATAS Orange Golden Star. Tertinggal beberapa detik, bus melaju keluar Tirtonadi dan mobil yang mengantarkan baru masuk terminal. Karena mengejar waktu yang penting dapat bus Patas akhirnya pilihan jatuh pada Mbak Eka Bumiayu yang terparkir di sebelah barat gerbang timur. 
Kedipan Mata 
Setelah dipastikan ada jatah kursi untuk jurusan Purabaya, saya langsung masuk. Terpaan hawa dingin sudah merasuki kulit beberapa saat setelah memasuki bus yang didominasi warna orange ini. Warna khas FISIP UNAIR. Menggunakan mesin Hino terasa alus getarannya sebelum melaju menuju timur. Interior gagah dan pada bagian belakang terdapat fasilitas toilet. Tidak perlu kuatir jika ingin buang air kecil sepanjang jalan. 

Empuk 
Setelah menunggu sekitar 5 menit akhirnya bus melaju menuju timur sekitar pukul 20:15 WIB. Berbeda dengan Patas Mbak Eka Magelangan yang saya naiki saat Jumat Malam. Bus Bumiayuan dengan Morodadi Prim ini jauh dari suara kriek kriet. Yang bising justru sekumpulan anak muda yang duduk tidak jauh dari depan toilet. Tiga pasang muda-mudi yang guyonan sepanjang jalan. Setelah membayar tiket Solo-Surabaya dibawah 100k sudah termasuk fasilitas makan dan sebotol air mineral. 

Lavatory Inspection 
Mengingat bus kelas patas keluaran baru. Kenyamanan jelas diutamakan. Saya bisa tertidur nyenyak dari Solo-Ngawi. Bangun makan dan lanjut tidur kembali keluar ngawi - Medaeng. Karena termasuk perjalanan kelas menengah rasa buslag (badan kaku akibat naik bus Jogja-Malang via Surabaya) tidak seberaoa terasa. Tidak lupa dalam perjalanan saya mencoba fasilitas toilet hanya sekadar membasuh muka dan cuci tangan. Interior dalam toilet bagus dan air jernih mengalir lancar. Selain itu di bagian atas, pada beberapa titik di bagasi ada fasilitas charge HP gratis. Berbagai fasilitas yang ada dengan model bus terbaru kadang masih terlihat rusuh karena perilaku beberapa penumpang yang membuang sampah (bungkus permen, bungkus tahu dan arem-arem) di bawah kursi. Itulah perlunya membangun kesadaran bersama untuk selalu membuang sampah pada tempatnya agar perjalanan berlangsung nyaman dan tidak menyusahkan awak kabin bus yang sudah bekerja penuh masih ditambah bersih-bersih sampah. Sebagus apapun fasilitas bus, handal mesin, chasis empuk, kursi keren, sampai karoseri beken jika tidak diimbangi dengan perbaikan perilaku positif penumpang masih menjadi kendala dalam mencapai transportasi massal darat yang nyaman. 

Menu Rumah Makan Duta 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Solo-Surabaya bersama Eka HinoMorPrim"

Post a Comment