Kalayang Bandara Soetta

16 April 2019, sehari sebelum coblosan nasional (Pemilu Serentak 2019), setelah menjalani serangkaian acara dengan Setara Institute di Hotel Ibis Tamarin Jakarta Pusat. Sesuai dengan tiket yang tertera untuk pulang ke Surabaya saya menggunakan pesawat Batik Air (sebelumnya sempat emosi jiwa karena salah check in online, naik batik check in menggunakan web Lion Air. Meskipun satu grup untuk urusan web harus dibedakan). Dalam Bus Damri Bandara dari Stasiun Gambir, saya bilang ke petugasnya turun di terminal 1B, sebagaimana tertera di tiket. Ternyata ketika mau masuk gerbang oleh petugas diberitahu kalau Batik Air masuk via terminal 2E. Disarankan naik Sky Train (sambil menunjuk ke arah selatan atas). 

Pintu Masuk Sky Train 
Awalnya saya ragu, sempat jalan ke arah timur sambil melihat peta mengira jarak antar terminal dekat seperti di pemberangkatan bus. Setelah mengamati lebih mendalam hati jadi gamang, mau naik taksi nanggung. Akhirnya balik kanan dan berjalan menuju tempat yang sesuai arahan petugas penjaga gerbang terminal 1B. 

Kalayang Terminal 1 
Sebuah pintu gerbang yang anggun bertuliskan Shelter Kalayang Terminal 1 berada di depan mata. Kalayang dapat diartikan sebagai kereta dengan rel di atas (skytrain) seperti dalam film-film. Tapi ini bukan film, asli kenyataan. Bandara terus berbenah termasuk menyediakan transportasi umum yang terkoneksi dengan beragam moda transportasi. 

Dalam Stasiun
Kalayang Bandara Soekarno–Hatta merupakan layanan pengangkut gratis bagi penumpang sepanjang 3,05 kilometer yang melayani tiga terminal serta stasiun kereta bandara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Indonesia. Berangkat dari terminal 1, 2 dan 3 bandara. Jarak antar terminal jika jalan kaki lumayan gempor. 

Trayek antarterminal 
Memasuki shelter terminal 1 saya dihadapkan pada sebuah tangga berjalan yang panjang. Awalnya saya mengira naik kereta  ini bakal berbayar. Clingak clinguk mencari loket pembayaran tiket, ternyata sampai lantai atas tidak ada satupun tempat yang menyediakan loket artinya siapapun bisa naik fasillitas ini. Memasuki bagian atas kita dapat melihat layar yang berisi jadwal penerbangan dan seorang penjaga keamanan sekaligus petugas yang mengatur keluar masuk penumpang dari dan menuju kalayang. 

otw terminal 2
Sekilas kereta ini mirip kereta Komuter yang melayani rute Surabaya-Sidoarjo (Porong) pp. Konfigurasi tempat duduknya mirip bus trans. Tempat duduk pada sebelah samping dan ada tempat untuk berdiri lengkap dengan pegangan. Mencegah penumpang tidak jatuh saat hoyak hayik. Selepes pintu terbuka penumpang yang akan turun menjadi prioritas antrian disusul dengan penumpang yang masuk menuju kalayang. 

Sambungan antar ruas
Pemandangan sepanjang mata memandang ke jendela adalah segala pernak-pernik bandara dengan segala kemajuan pembangunannya. Orang lalu lalang, kendaraan hilir mudik dan pesawat naik turun silih berganti. Pada peralihan dari terminal 1 ke terminal 2 ada satu stasiun pemberhentian. Stasiun ini dapat mengantar kita menuju ke berbagai penjuru Jakarta yang nantinya tersambung dengan kereta lain. Moda transportasi terkoneksi menjadi sesuatu yang didambakan oleh warga yang tinggal di kota besar. Sistem ini terbukti bisa menurunkan tingkat kemacetan dalam kota, tentu saja didukung oleh mentalitas bangsa yang positif. Kalayang (skytrain) ini dapat digunakan untuk shooting film zombie atau adegan drama perpisahan dua kekasih yang ternyata eng ing eng, dia tidak jadi pergi. 


Tangga berjalan nan panjang 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kalayang Bandara Soetta"

Post a Comment