Kelas Inspirasi Metodologi Literasi, Cerita Pengajian Kartunal ala Kampoeng Sinaoe Sidoarjo

Liburan sekolah bagi sebagian siswa digunakan untuk benar-benar berlibur. Makan tidur dan seterusnya. Ada pandangan yang  kurang tepat bahwa ketika libur berarti libur juga belajarnya. Walau tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah sejatinya belajar bisa dilakukan di berbagai kesempatan dan dimana saja. Liburan sambil belajar menjadi program positif yang digagas oleh Kampoeng Sinaoe Sidoarjo. Dengan slogan Belajar Tanpa Batas menjadi semangat literatif dari komunitas belajar non formal yang terletak Jl. K.H Khamdani I No. 25 Siwalanpanji Buduran Sidoarjo. Komunitas yang didirikan oleh Mohammad Zamroni yang pada awalnya memberi privat bahasa Inggris pada anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Kemudian berkembang menjadi lembaga FIC yang merupakan embrio dari pembentukan Kampoeng Sinaoe Sidoarjo. 


Inspiration Class
Pada liburan sekolah tahun ini di Kampoeng ilmu diadakan kegiatan yang berlangsung pada 23 Juni sampai dengan 6 Juli 2019 untuk mengisi liburan dengan kegiatan belajar. Tentu saja belajar secara serius tapi santai, non formal, bernuansa egaliter yang teduh dan tidak ada kompetisi. Sing penting happy. Selesai pulang akan mendapat banyak inspirasi. Ada 11 keunggulan yang ditawarkan dari Kampoeng Sinau ini, diantaranya: 

  1. Berbasis Information Technology (IT) dan Multimedia Based Learning.
  2. Lokasi belajar yang bernuansa alam (ruang kelas gazebo) berhias kebun, taman, dan kolam ikan.
  3. Mengutamakan Learning Centered Approach (Keaktifan, Kreatifitas, dan Inovasi).
  4. Pembelajaran dalam nuansa keakraban dalam mengantarkan peserta didik berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
  5. Menyalurkan berbagai bakat dan kemampuan peserta didik melalui berbagai kegiatan komunitas
  6. Pendampingan belajar yang intensif dan komprehensif oleh para pendidik yang profesional di bidangnya.
  7. Menyelenggarakan program pembelajaran berasrama (homestay) bagi yang memerlukan.
  8. Mengembangkan sistem jejaring (networking) dengan berbagai institusi terkait dalam proses pembelajaran.
  9. Pengembangan proses pembelajaran berbasis potensi individu (Face to Face Education).
  10. Jumlah siswa yang ideal (5-10 siswa) perkelas.
  11. Menanamkan jiwa nasionalisme, peduli lingkungan, dan empati sosial guna mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa.

MC Ilham yang full english 
Atas ajakan kawan kartunis asli Suroboyo, Mas Yere Agusto. Kartunis sekaligus penulis yang pernah bertetangga dengan pelawak, Dodit Mulyanto. Bersama Nebula Team pada tanggal 4 Juli 2019 akan diselenggarakan Kelas Inspirasi pada kamis sore. Saya diminta memberi materi bersama Yere Agusto dan Aswin Juniarto seorang dosen dan praktisi spesial desain multimedia. Ada tiga materi yang akan disampaikan workshop tentang penulisan buku, workshop membuat kartun dan komik serta strategi agar karya menarik bagi penerbit. 

Mengantisipasi macet di arah Surabaya ke selatan saya berangkat agak siang dari kantor CSWS FISIP UNAIR.  Berbekal lokasi yang telah dibagi sebelumnya si revo merah saya geber dengan kecepatan biasa ala mas-mas karyawan pulang dari kantor. Karena menjadi kedatangan perdana di Kampoeng Sinaoe, antara penasaran dan ketakutan  dalam perjalanan sempat merenung apakah nanti masuk di kampung ini diwajibkan berbicara dengan bahasa Inggris. Ada juga bayangan di kampung ini nanti akan ada masyarakat sekitar yang cangkruk di depan rumah sambil membaca buku dan diskusi filsafat kelas berat, seperti masa Jean Paul Sartre. 

Sesi tanya jawab
Dengan dipandu Mbak-mbak Google Map saya akhirnya sampai di Jl, K.H. Khamdani gang siji. Suasana lengang isinya lalu lalang anak-anak sambil meneteng buku. Serasa seperti dalam lagu Nashida Ria berjudul Suasana di Kota Santri. Berhenti di depan sekretariat Kampoeng Sinaoe saya tertegun sejenak dan melihat tulisan English Zone langsung berniat mlipir. Seorang anak perempuan mengampiri sambil berkata: "at Khamdani one" ketika saya memegang ponsel untuk menghubungi Mas Yere. Mengabarkan jika sudah sampai dan bingung harus melangkah kaki kemana. Beberapa menit tanpa respon saya memutuskan untuk keliling kampung sambil observasi keadaan kampung sekitar yang secara tata ruang terfragmentasi antara lingkungan desa dengan perumahan. Mampir di sebuah gang perumahan dan menikmati semangkuk bakso. 

Gus Zamroni, Perintis Kampoeng Sinaoe
Sekembalinya di Kampoeng Sinaoe saya masuk ke sekretariat yang telah berlangsung diskusi tipis-tipis tentang literasi sebelumnya. Kali ini saya masuk di sebuah ruangan 'surgawi' sebuah ruang tamu yang diposisikan sebagai garda depan diskusi dengan Gus Zamroni. Acara workshop sekaligus kelas inspirasi pun dimulai di sebuah rumah tidak jauh dari sekretariat. Antuasis peserta sangat baik. Peserta mewakili semua usia dan tingkatan belajar, dari SD sampai SMA. Kali ini yang manjadi pemateri adalah Kak Yere dan Papu Roikan (aku dhewe). Kak Yere menyajikan materi tentang pentingnya berkarya terutama yang suka menggambar. Dari menggambar dapat menghasilkan apapun termasuk karya seni. Termasuk seni kartun. Belajar kartun itu gampang-gampang susah. Kelihatan gambang di gambar tapi susah dalam prosesnya. Dalam kelas ini Kak Yere memperkenalkan buku kartun karyanya termasuk kartun satu paket, cinta satu malam: buku anak dari Nebula. 


Nebula Team kopdar tipis-tipis 
Papu Roikan mengisi materi tentang riwayat  penulisan dan proses kreatif untuk menjadi seorang kartunis. Kartunis itu pilihan, pilihan hobi yang bisa menghidupi. Penyampaian materi bergantian dan di sela-sela itu dengan memanfaatkan papan kosong plus sebuah spidol bisa mengilustrasikan apa yang sedang disampaikan oleh pemateri. Para peserta diberi kertas untuk menggambar apapun. Kali ini bukan kontes atau perlombaan menggambar. Ini menggambar ceria menggambar bareng bersama orang-orang lucu yang sedang berceloteh di depan. Pada sesi tanya jawab ada tiga perempuan imut yang gagah berani maju. Pertanyaan umum seputar kiprah dan kiat. Bagaimana membangun ide?  Jika buntu harus melakukan apa agar ide tetap mengalir dan prospek menjadi seorang kartunis. Semua pertanyaan terjawab dengan respon menarik dari para peserta. Pesan Kak Yere untuk selalu menggali potensi diri, sementara Papu Roikan berpesan kepada yang suka nggambar supaya berlatih satu hari satu lembar dan dimulai dari aliran natural. Tiba adzan maghrib sesi kelas inspirasi berakhir.  Semoga ada kesempatan untuk berbagai keceriaan lagi di Kampoeng Sinaoe. 
Bonus Pict: 
Ngartun Tanpa Batas, Setelah 6 Purnama tidak Menggambar


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kelas Inspirasi Metodologi Literasi, Cerita Pengajian Kartunal ala Kampoeng Sinaoe Sidoarjo"

Post a Comment