7 Tipe Pemancing Kali

“Ceritane wong lagi mancing, rupane nganti koyo cacing, awake ambune plecing yen ra intuk terus muring-muring”


Sebuah petikan lagu yang berjudul Mars Mancing. Lagu bahasa Jawa yang pertama kali saya kenal saat mengikuti Karnaval Pemancing dalam rangka tujuh belasan di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 2016. Sek-sek piye maksude ono pemancing kok karnaval? Pakai baju adat negeri Atlantis kah? Macak dadi bakul lumut? Dudu rek. Ini kegiatan positif karnaval komunitas yang berupaya menyuarakan pentingnya makan ikan (wis diolah dan dimasak tentunya...iki wong dudu wergul) dan dilarang menangkap ikan dengan peralatan yang melanggar Undang-undang. Setrum, bom dan potas dilarang keras dan jerat hukum siap menanti. Nek keweruhan. Timbang rame dan dimassa golek iwak gawe pancing ae. Apalagi dengan tangan kosong, kemampuan perikananmu sudah mencapai sabuk hitam. Setara karo nyambek, garangan dan wringsang. 


Pemancing Lelap (Kenangan Muara Jogja 2015)


Memancing itu seru dan sebuah dunia penuh liku yang terlalu dalam untuk diselami. Sejak memutuskan untuk mulai menekuni hobi penambah protein ini saya melihat ada beragam tipe pemancing. Bedo deso bedo coro. Lain ladang lain belalang. Saiki ladange entek ganti perumahan dan ruko. Tukang mancing tetap bertahan dalam gerusan jaman, diparut dinamika dan diperas oleh gejala antropocene yang membuat manusia menjadi dominan atas alam.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama memancing di Kali Jagir, Jembatan Rolak, Muara Wonorejo, Got Gayungsari, Embong Kembar Pasar Gadang Malang, Hilir Kemiri Kepanjeng sampai blusukan tambak belakang pondok Chandra ada beragam model tukang mancing, iki loh:

1. Pemancing memel
  Inilah potret pekerja keras. Tukang mancing yang bertekad baja -cenderung nekad- berprinsip sing penting yakin dan bermental sekuat vibranium wakanda. Memel adalah bahasa Malang sing artinya orang yang bandel. Wong kok mancingan...itu nyinyiran dari orang sekitar pada pemancing jenis ini. Panas hujan panas maneh bukan halangan. Hujan ya pakai jas hujan atau payung. Panas lagi ya baju setengah basah alias memel, sememel yang mancing.

duo memel @Benteng Takeshi Jagir
2. Pemancing donatur
  Tipe pemancing yang memiliki saldo Jariyah terbanyak diantara tukang mancing lainnya. Inilah tipe pemancing yang memancing bukan cari ikan tapi cari kesenangan dari mencari ikan. Setelah puas memancing lantas memberi ikannya pada orang sekitarnya bahkan kalau perlu memanggil jasa mas-mas ojol untuk mengirim paket berisi iwak kali. Tipe mancing model ini biasaya orangnya supel dan jarang bikin orang mangkel.

3. Pemancing kemping
Tukang mancing model ini menyamakan mancing dengan rekreasi. Mengail ikan memang untuk
melepas kepenatan selepas beraktifitas dan menjalani segala rutinitas. Mancingnya niat banget dengan perlengkapan yang komplit. Peralatan pancing, logistik sampai kursi ala sutradara juga dibawa. Tukang mancing camping tak sedikit yang membawa serta keluarga, anak istri handai tolan dan pini sepuh kalau perlu semua diajak. Kalau sudah bersebelahan dengan model pemancing ini dijamin kemriyek. Ada untungnya tak segan mereka menawarkan makanan kecil pada kita.

Kurang kompor dan tenda @telogo uwok M alang
4. Pemancing mistik
   Tukang mancing yang tidak punya rasa takut. Stelan kenceng ati dan nyalinya. Biasanya pemancing malam hari yang biasa begadang sampai pagi dengan target ikan nocturnal seperti rengkik, udang robot sampai sidat. Jika kita ajak bercerita tentang makhluk supranatural penunggu spot mancing dijamin antusias. Mereka paham ragam dunia perdemitan pinggir kali sampai muara. Mulai kemamang, kalab banyu, buaya jadi-jadian, tanda alam jika besok ada mayat lewat kintir, mancing dikancani mbak kunti, sampai menyebut pocong sebagai hantu sugus. Sing penting ojo dijak nggrandong gawe togel. Metune pasti 01 iwak bandeng.

5. Pemancing muleh kantor
   Tipe pemancing yang memanfaatkan waktu luang sesempit apapun dengan riang. Pulang kerja bukannya langsung pulang tapi langsung menuju pinggir kali merentang joran dan memancing. Masih berpakaian kerja, sepatu pantofel, bawa tas berisi berkas dan laptop. Duduk sejam dua jam boncos atau tidak itu urusan belakangan. Yang penting bisa merasakan bau sungai, semillir pesisir dan memegang joran. Siapa tahu dipinggir kali bisa ketemu klien baru atau relasi bisnis.

6. Pemancing survival
   Inilah tipe pemancing yang sangat memahami lingkungan sekitar. Mancing berbekal alat tanpa umpan. Pokok gak bondo blas. Ketika datang di spot langsung cari sebatang kayu, ungkro-ungkro lempung mencari cacing tanah. Kadang membawa serok berharap dapat udang kecil yang bisa untuk umpan. Berjalan menyusuri tepian sungai untuk mencari apapun sing penting iso gawe umpan. Kijing, kul, gondang, besusul, yuyu sampai lumut. Merekalah penyelamat sisa umpan kita. Kadang ada pemancing yang sedang enak-enak ndoprok terus ditelpon Bu Kapolda..panik langsung beranjak dari pinggir kali meninggalkan umpan.


7. Pemancing pindah turu
   Tipe terakhir ini pemancing produksi ketek dan iler. Pamitan berangkat mancing, menantang mancing sampai pagi. Ndilalah tekan spot langsung pasang badan. Alasan senden sampai ngencengno geger. Setelah itu hening dan dia tertidur pulas. Tidak peduli pancingane ditarik iwak, nyantol carang, oleh kutang sing penting turu.

Anda termasuk yang mana? 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "7 Tipe Pemancing Kali "

Post a Comment