Bakul Buah Potong: Penjaga Serat dan Persatuan Warga Kota

Ketika masuk ke dalam Puskesmas kita biasa melihat poster 4 sehat 5 sempurna. Salah satu elemen utama pemasok serat dan vitamin adalah buah-buahan. Sampai Kementerian Kesehatan RI membuat Pedoman Gizi seimbang dengan himbauan kepada semua warganegara untuk memperbanyak konsumsi buah-buahan. Buah itu cermin gaya hidup sehat. Sak durunge trend salad dan berbagai macam jus. Sebenarnya masyarakat adalah pemakan segala buah sampai balapan karo codot. Codot jarang sing kena kanker karena doi rajin asupan antioksidan dari nyikat buah yang masih baik hati menyisakan untuk bumil sing ngidam. Mungkin Ibue Bruce Wayne pas hamil ngidam mangga icake codot.

Bakul Buah feat Rujak Manis


Lha tomat iku sayur opo buah? Jare sayur kok mirip buah, jare buah kok di jual di bakul sayur. Sudah-sudah kalau debat tentang tomat bakal gak tamat-tamat. Kali ini saya akan membahas tentang konsumsi buah-buahan, entah buah lokal atau buah impor. Jaman masih kecil, konsumsi buah ‘enak’ hanya didapat dari berkatan hasil kundangan Bapak. Paling favorit apel merah, wong ndeso nyebute apel marselan  itu untuk mempermudah lidah ndesit nyebut new zealand. Kalau buah lokal ada mode gratisannya seperti keres, asem  jowo,  juwet, cerme, jambu, mangga, kawista, rukem, jambu air, kates sampai ciplukan. Tinggal ambil di sekitar tempat tinggal tempat tinggal. Kadang yo nyolong tapi setelah ketahuan bilang “Pakdhe njauk buah e nggeh”. Dulu aman tidak bakal dilaporkan apalagi masuk kantor polisi. Nakal tapi sopan.

Jaman kos di daerah karmen ada bakul buah potong favorit dekat pasar kalidami. Hampir setiap malam habis 5 ribu untuk 5 potong. Seingatku namanya Pak Jo dan anaknya bernama Heri, sampai pada lembar ucapan terima kasih skripsi kutulis Heri Bakul Buah Kalidami. Konsumen langsung disajikan atraksi motong buah dengan sigap, terampil dan efisien. Tidak ada sisa yang sia-sia. Beberapa milimeter sudah bisa mendatangkan untung. Yang unik khusus untuk buah tertentu ketika mau dipotong selalu diceplesi. Cplek...cplek suaranae. Itu metode untuk mengetahui tingkat kematangan ala bakul buah potong.

Buah potong ada pula yang merangkap menjadi penjual rujak buah. Cocok untuk meredam udara panas siang di Surabaya. Makan rujak buah nganti gobyos, rasanya sudah semriwing melebihi ngadem di cafe kekinian yang full AC. Hampir di sudut kota pasti terselip satu dua penjual rujak buah atau bakul buah potong. Mereka juga terkonsentrasi di sepanjang Jalan Polisi Istimewa sampai arah barat. Langgananku dekat toko kaset CD legendaris di belakang monumen perjuangan polisi. Menggunakan gerobak dorong ukuran kecil yang mayoritas berwarna hijau. Rombong kecil ya mesti lah kan jual rujak buah tanpa kompor dan cobek sebesar perisai Captain Amerika. 

Ada pula konsentrasi bakul rujak buah dekat sarkem – Pasar Kembang Surabaya, bukan gang sosrowijayan di tanah Mataram- , tapi tidak sebanyak kawasan Polisi Istimewa. Khusus buah potong tingkat kematangan buahnya lebih daripada rujak. Ada yang gerobak ada pula yang menggunakan rombong portabel yang bisa nangkring di jok belakang motor.

Strategi pemasaran super santuy lur, merapat pinggir jalan, iris-iris buah sembari nunggu. Pembeli datang sendiri mulai dari yang berjalan keluar gang sampai yang menepikan motornya. Analisis saya strateginya cukup simpel, kaca di penutup rombong yang dari jauh menyajikan daya enaknya makan buah kala wayah bedug dobol. Kaca itu menjadi semacam banner yang terlihat kesegarannya dari jauh. Belum lagi, setiap bakul buah potong pasti menyelipkan es batu di sela-sela buah potongnya yang tersusun berdasarkan warna dan jenis buah.

Pepaya berdampingan dengan melon –melon merah dan melon hijau-, semangka –kuning dan merah-, kedondong, tahu goreng di pojokan, pisang, nanas, dan kadang ada pula satu usus. Sesama item berdampingan secara damai dalam satu rombong. Amanat dari tulisan ini adalah pentingnya mewujudkan lingkungan yang inklusif adalah terbuka dengan sikap menerima cara pandang orang lain dan fleksibel dengan tidak mengedepankan ego dan saling menghargai. Damai Surabaya, Aman Jawa Timur. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bakul Buah Potong: Penjaga Serat dan Persatuan Warga Kota "

Post a Comment