Jalanan menjadi
ruang publik yang membantu perpindahan orang atau barang. Jalan raya tidak
hanya sehamparan aspal beserta rambu-rambu lalu lintasnya. Ada beragam makna
dari jalan, tempat orang lewat sampai orang jualan. Sepanjang jalan kenangan
kata lagu nostalgia, pedekate jadian sampai putus di jalanan. Ada anak jalanan
yang menggantungkan hidup pada perempatan untuk bernyanyi riang sebagai
pengamen jalanan. Jalanan juga menjadi tempat menyuarakan tuntutan sehingga
dinamakan aksi turun jalan. Bukan aksi turun dipan atau aksi turun kali.
Horang Kaya mah bebas |
Kata tetangga orang
Inggris kono kae jenis jalan ada beragam, tidak hanya aspal ireng tok. Ada
road, street dan boulevard. Lintas kota namanya road, dalam kota disebut street
dan area kawasan khusus yang lebar kembar disebut boulevard sebagaimana bisa
kita lihat di area perumahan elit. Sobat misqueen cukup melihat dari jauh atau
iso menikmati sambil makan cilok sebelum obrak satpam.
Sebagai pengguna
jalan raya dengan berbagai tipe ada beberapa hal yang menjadi momen paling
mayak selama menggunakan jalan. Inilah saat dimana kita bisa naik pitam pingin
misuh saat berkendara.
Wong ngerokok
Karuan sepur, mlaku
kemebul di jalur sendiri tanpa menggangu pengendara lainnya. Ini perokok kurang
beradab sambil berkendara baik motor maupun mobil. Merokok adalah hak tapi abu
yang beterbangan di jalan itu yang kurang ajar. Sekali masuk mata perihnya
tiada tara. Apalagi saya yang suka bermotor sambil ndrenges. Kalau keselek abu
yo iso camilan latu. Dianjurkan kepada perokok sedunia kalau berkendara mbok ya
tidak usah merokok. Eman kena angin, lima ribu tiga batang menjadi sia-sia.
Jika ingin merokok bisa minggir sejenak menikmati secangkir kopi warkop
ditemani elegi musik indie. Pokok tidak minggir di SPBU saja.
Wong buang sampah
Ini biasa kita
jumpai pada mobil keluarga yang membawa rombongan tukang ngelencer. Semua kursi
terisi penuh dan disela-sela perjalanan kadang ada yang melempar sesuatu
keluar. Ada kulit rambutan, kulit klengkeng sampai gelas kemasan air mineral.
Kurangnya kesadaran dikira aspal yang membentang luas adalah tempat sampah.
Jika mereka minggir sekalipun bakal membuat acara kemping dadakan di pinggir
jalan. Makan bersama hasil bontotan dari rumah beralas tikar atau langsung
duduk di rumputan. Sebenarnya bukan masalah, tapi setelah makan meninggalkan
semua sisa di tepi jalan. Ini juga yang menjadi salah satu sumpah serapah dari
petugas penyapu jalan. Sing sabar Mas nggeh.
Mobil mlipir kiri
Pengalaman menjadi
pengendara motor bertahun-tahun khususnya jalur Surabaya-Malang. Sebelum ada
jalan tol dan underpass Karanglo, tidak sedikit pengendara mobil mlipir jalur
kiri di sela kemacetan jalur Malang Kota-Singasari sampai Pasar Lawang. Jalur
kiri itu seharusnya untuk pengendara motor yang bisa sliat sliut bermanuver
melewati macet. Sambil setengah ngece pengendara mobil yang bermuka tegang
karena capek ngopling di kemacetan yang seakan tak berujung. Eh tiba-tiba ada
mobil yang nyelonong ambil jalur kiri, bahkan nekad melewati jalur tak beraspal.
Bejat tuku maneh. Tidak hanya itu selepas Purwosari melintasi jalanan sepi
menuju Pandaan. Kadang ada mobil pribadi yang berjalan pelan dan kurang fokus
yang menghalangi jalur ngebut para pemotor. Isinya rombongan pulang wisata yang
semuanya terlelap, kecuali awak kabin yang konsentrasi nyetir walau mata perih
dan sedikit mlipir. Mulane lain kali bawa sopir cadangan sepulang rekreasi.
Truk kosongan
Mendahului
kendaraan besar kita harus ekstra hati-hati. Tidak menggunakan jalur kiri dan
sebisa mungkin punya pertimbangan lebih sebelum ngegas kenceng. Kita harus
sadar sebagai kendaraan kecil tidak kuat melawan kendaraan besar. Banyak
kecelakaan melibatkan kendaraan besar vs kendaraan kecil. Bahkan ada beberapa
kejadian pemotor yang menabrak truk yang sedang parkir di pinggir jalan. Momen
tergathel sebagai pemotor adalah saat bertemu truk tebu, truk pasir dan truk
kosongan. Sebenarnya mereka tertib berjalan pada jalurnya, namun khusus untuk
yang terakhir truk kosongan cenderung ngebut. Lupa akan barang bawaannya yang
sudah dibongkar. Ini juga terjadi pada truk gandeng dan trailer kosongan. Ada
juga kejutan bagi pengguna jalan di belakangnya, sisa bawaan yang menjadi
senjata rahasia dari pasir sampai batu kecil.
Pengikut mobil
ambulans
Tidak hanya medsos saja
yang ada followernya. Ambulans yang melaju kencang menembus jalanan juga diikut
oleh kendaraan lain yang melenggang di belakangnya. Seharusnya jika ada
ambulans lewat pengendara lain wajib menepikan kendaraan memberi kesempatan
pada yang darurat. Di sini para pengendara memanfaatkan situasi dengan menjadi
follower ambulans sambil menyalakan lampu hazard. Termasuk pemotornya juga.
Beruntung saat ini para bikers di Kota Pahlawan yang menjadi pengawal ambulans.
Dikenal sebagai Escorting Ambulance yang membuka jalur sekaligus menjadi ujung
tombak kelancaran ambulans menuju rumah sakit. Mereka adalah pembela hak pasien
dan pembelah kemacetan yang kemrungsung di jalan raya.
Wong Kasmaran
Ini momen tergathel
untuk para jomblo termasuk kategori jones. Enak-enak berkendara tiba-tiba di
depan mata ada motor dengan sepasang sejoli yang romantis di jalanan. Boncengan nyabuk, tangan kiri pria pengendara tidak pegang
setir tapi pegang paha yang dibonceng. Tak peduli hujan, panas dan macet yang
penting motor melaju pelan mlipir. Jombloh menggonggong Kasmarang tetap melaju.
0 Response to "Jalanku Jalanmu Jalan Kita"
Post a Comment