"Penumpang sekalian, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang" Pemberitahuan dari awak kabin menandai penerbangan dari Halim Perdana Kusuma akan berakhir pada penerbangan tertanggal 18 September 2019. Pengalaman perdana masuk di bandara Halim untuk penerbangan menuju Malang. Biasanya dari CGK ke SUB. Kali ini mencari suasana baru, mengingat ada jadwal lain yang mengharuskan tiba di Kota Malang sejak awal. Saat mendengar pengumuman di ruang tunggu bandara Halim saya sempat nyaris salah dengar, antara Malang dengan Pemalang. Kalau dipikir apakah Pemalang punya bandara. Untung hapal no seri penerbangan dan maskapainya. Tidak ingin mengulang tragedi salah dengar pada tahun 2013 saat menuju Pangkal Pinang, kami mendengar sekilas jadi Palembang. Hingga ruang tunggu kosong dan kami disusulkan melalui mobil khusus lalu diplototin seluruh penumpang Mbak Sri -Sriwijaya Airlines- saat itu.
Kedatangan |
Bandara Malang atau dikenal dengan Bandara Abdul Rahman Saleh merupakan bandara kebanggaan warga Malang dan sekitarnya. Bandara ini terletak di Jl. Komodor Udara Abdul Rahman Saleh, Krajan, Bunut Wetan Kec. Pakis, Malang. Terletak timur jauh agak ke utara dari Malang Kota. Dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau umum. Kalau dari Kota ke Bandara kita bebas memilih moda transportasi termasuk taksi online. Tapi kalau dari Bandara ke Kota, jika tidak ada yang menjemput. Penumpang harus naik taksi yang telah tersedia: Taksi Bandara. Jika penyuka ojek, harus rela jalan kaki lumayan jauh ke luar untuk memesan ojek online. Dilema transportasi bandara di banyak tempat yang tidak tersedia Bus Damri khusus bandara.
Mbak Siti dari Halim |
Bandara ini cukup unik karena terletak tidak jauh dari hamparan perbukitan yang tersebar di kawasan Kabupaten Malang. Pada penerbangan naik Mbak Siti kali ini saya mendapat kursi jatah tepat di tengah. Sepanjang penerbangan hanya berusaha tidur sambil mendengarkan musik Blues dari Kindle Fire. Kursi tidak bisa di pilih seperti maskapai lain. Jika harus memilih hot sheet harus membayar. Sudahlah mode gratisan saja. Terbang tanpa melihat awan, hamparan sawah dan pemandangan luar jendela terasa kurang lengkap.
Bandar udara Malang melayani penerbangan ke berbagai tujuan terbanyak adalah ke Jakarta. Dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya, Citylink dan Batik Air. Kalau mau tanya-tanya jadwal bisa datang ke kantor perwakilan maskapai yang ada di Kota Malang.
Kantor Perwakilan Maskapai Penerbangan di Malang:
• Garuda Indonesia : Hotel Savana Jl. Letjend Sutoyo 32-34 Malang Telp. 0341-419494 Fax. 0341-419656
• Sriwijaya Air : Jl. Letjen S. Parman Kav. 2 No. 59-B Malang Telp. 0341-471777, 412777 Fax. 0341-412777
• Lion Air : Kompleks Ruko Sarangan Jl. Sarangan No. 1E/Kav 5 Malang Telp. 0341-400680 Fax. 0341-400679
• Citilink Airlines : Jl. Letjen Sutoyo No. 7 Malang Telp. 0341-405434/8
• Kalstar Aviation : Jl. Terusan Borobudur No. 65 Kav. VII Malang Telp. 0341-490797, 2993344
Khusus VIP Pak Tentara |
Penerbangan lain ada yang ke Denpasar, Makasar dan Balikpapan. Malangnya dalam pendaratan perdana saya ke bandara ini , toilet di ruang kedatangan rusak. Mau pipis di sembarangan tempat takut kepergok Pak Pomau (Polisi Militer Angkatan Udara). Bandara ini sama seperti Halim dan Jogja lama masih satu rangkaian sekawasan dengan markas dan pangkalan udara TNI AU. Istilah hari ini bandara zonasi markas militer. Bandara Abdulrahman Saleh merupakan tempat pesawat Hercules C-130 dan Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco yang telah di musiumkan.
Kecil dan Padat |
Sekilas dari penumpang yang perdana mendarat di sini. Bandara ini perlu banyak pembenahan. Dari ruang tunggu, sentra kuliner, toilet hingga penyediaan moda transportasi umum dengan harga terjangkau. Salah satunya penyediaan angkutan khusus bandara dari dan menuju terminal Arjosari atau Landungsari. Terminal Gadang ke bandara juga lebih cihuy. Tapi sing numpak sopo sam?.
Taksi Bandara |
Bonus Pict:
Pendaratan Perdana di Malang |
0 Response to "Bandara Abdur Rachman Saleh Malang: Lapangan Terbang Dekat Kebun Tebu"
Post a Comment