Seiring kurang fokus dalam berpikir? Artinya anda butuh hiburan. Istilah anak milenial hidup kurang piknik. Selain ke Bali, kini wisatawan lokal maupun asing memilih Lombok sebagai alternatif wisata bahari. Lombok mempunyai segudang potensi pantai dan satu gunung yang menjadi cita-cita saya untuk mencapai puncaknya yaitu Gunung Rinjani. Jika sampai di Lombok lantas menginap di mana? Ada beragam pilihan penginapan terhampar di sejumlah kawasan dari dekat bandara sampai masuk dalam kawasan wisata pantai.
Lobi sekaligus Resepsionis |
Sejak adanya bandara baru di Lombok Tengah daerah Praya. Geliat wisata semakin terasa dan pertumbuhan layanan jasa pendukung mulai tumbuh. Ada paket wisata sampai akomodasi. Salah satunya adalah hotel. Awal Oktober 2019 saya ada kesempatan melakukan penelitian pendahuluan ke Lombok Timur. Ini kedatangan saya yang pertama kali ke pulau yang dulu disebut Sunda Kecil ini.
Atas rekomendasi dari Pak To, Sopir kece yang mengantar kami sampai mencapai Pantai Ekas Lombok Timur. Atas alasan tertentu kami memutuskan untuk menginap di Kota Mataram. Hotel Citilike di Jalan Balan kawasan Cakranegara Mataram NTB.
Hotel konsep modern minimalis ini termasuk murah meriah. Tarif untuk menginap tidak sampai 200 ribu. Fasilitas yang ditawarkan ada kamar yang nyaman, bersih dan tentunya berwarna hijau dengan perpaduan bahan kayu yang elok dipandang. Dalam kamar terdapat satu televisi yang setelah saya coba keliling kanal tidak ada siaran luar negeri ala tivi kabel. Ono rego ono rupo kata orang Jawa.
Kamar mandi model kekinian. Anti gayung gayung club. Kamar mandi dengan shower dan toilet jongkok. Tentunya dengan balutan warna hijau pada berbagai sisi. Bersama Mr.Vijey Fisip saya sekamar menginap di sini. Mandi bergantian, ya iya lah masa mandi bareng. Setelah menggunakan kamar mandi nampak genangan kecil dekat kloset dan wastafel. Ternyata genangan ini terjadi pada hari-hari berikutnya selama menginap di hotel yang terletak tengah kota Mataram ini.
Untuk yang berburu barang pringkilan hotel semacam sikat gigi, pasta gigi, shampo, sabun, penutup kepala sampai handbody lotion di hotel ini tidak tersedia. Awalnya saya kebingungan mencari peralatan mandi yang biasa menjadi bonus bagi tamu sekaligus bagian promosi hotel. Untungnya berkat tas sandal gunung yang telah beralih fungsi menjadi wadah perlengkapan mandi, kapanpun membersihkan diri selalu siap. Ternyata oleh pihak hotel peralatan mandi khususnya sabun dan shampoo telah ditaruh secara khusus dalam kotak hijau pada samping shower. Benar-benar menerapkan semangat go green yang mengajak tamunya untuk hemat dan mengurangi penggunaan plastik.
Hotel ini sangat direkomendasikan bagi para pelancong, backpacker, wisatawan lokal atau siapapun yang bingung dengan isi kantong. Serba minimalis tapi bisa istirahat secara maksimalis. Untuk sarapan jangan harap ada resto dengan menu beragam seperti pada hotel pada umumnya. Citilike tidak menyediakan sarapan ala resto, setiap tamu pada malam hari di beri daftar menu untuk memilih sarapan pada keesokan harinya. Ada nasi goreng, mie goreng, roti bakar dan bubur ayam. Berhari-hari saya menginap di sini makan hanya satu menu setiap sarapan. Itu pun makannya jajaran kursi yang terletak di depan salah satu kedai kopi kekinian.
0 Response to "Citilike Mataram: Hotel Murmer tapi Tak Murahan "
Post a Comment