Love. Death and Robots: Tiga Esensi Hidup Manusia

Love, Death and Robot The Series 
Cerita yang menarik dengan beragam teknis animasi yang kompleks



Salah satu serial –agak lama- yang dapat menemi membunuh sepi di rumah saat WTF adalah Love, Death and The Robot. Serial yang tayang di netflix ini berisi kumpulan animasi singkat karya David Fincher dan Tim Miller dengan durasi rata-rata 7-15 menit. Dengan beragam cerita dan sajian visual yang lain-lain. Dari teknik halus ala Final Fantasi sampai teknik dua dimensi ala sinema animasi Prancis. Komplit ada di antologi serial yang dirilis pada 2019.


Bagaimana rasanya kita punya lahan pertanian di planet lain? Bukan hama wereng atau tikus yang menyerang ladang jagung kita tapi alien. Sekumpulan alien yang tida` takut semprotan pestisida. Harus menggunakan senjata khusus, robot macam Game Front Mission dan menggunakan amunisi yang mempunyai daya hulu ledak nuklir.



Robot Anti Hama 


Cerita yang diangkat cukup beragam, dari sci-fi murni, perang, drama, arkeologis, alien sampai petualangan makanan yang menghinvasi bumi. Cerita terakhir yang menjadi favorit saya karena idenya sangat kreatif dan kaya pesan politis. Ekonomi global dan neoliberalisme yang bersekutu dengan kepentingan politik tergambar dengan sangat jelas.

Ada ragam episode pada season ini. Zima Blue menghadirkan petualangan dan intrik ala Parasite Eve, Suits bercerita tentang petani planet lain, Helping Hand tentang astronot luar angkasa, Good Hunting, Three Robots, Beyond the Aquila Rift, Blindspot, Sonnie's Edge, Lucky 13, When The Yogurt Took Over episode tentang makanan yang mengambil alih dunia, Alternate Histories sebuah rekonstruksi gokil penyebab kematian Hilter, Sucker of Souls, Fish Night yang menyadarkan kita ada kehidupan lain berjuta tahun yang lalu, The Secret War, Ice Age ini juga gokil tentang kehidupan dalam sebuah lemari es, The Dump, Shape-Shifters, dan The Witness. Total ada 18 episode dalam season pertama ini. 

Saya Pamit: Saat Yogurt Meninggalkan Bumi
Kenapa videonya pendek? Jangan bandingkan animasi di sini setara dengan film animasi yang berdurasi lebih dari satu jam buatan besar. Inilah animasi karya mandiri tanpa memperdulikan aspek standar teknis yang menjadikan ciri khas studio besar. Animasi di serial ini lebih mengedepankan pada aspek cerita. Saya sampai terperangah saat mengamati beberapa cerita yang alur dan genre ceritanya tidak biasa. Meskipun rata-rata didominasi oleh robot. Bagaimana manusia dan budayanya membuat cara sebagai strategi adaptasi untuk menghadapi perkembangan jaman dan meningkatkan kebutuhan. 

Robot tidak melulu sekotak mesin seperti dalam film starwars, tapi bisa menyerupai seperti manusia. Tapi bukan sisi tampilan yang diutamakan justru sisi fungsinya. Jaman saya sekolah TK dulu punya robot tapi plastik untuk tempat minum. Isinya teh manis hangat tapi lebih seringnya air putih. Seperti tumbler untuk semangat go green pada hari ini. Lantas saya membayangkan bagaimana jika robot kotak minum saya ini bisa hidup dan berinteraksi. Mungkin PR Matematika saya akan terlampau dengan muda. Hari ini pabrik besar telah lama menggunakan robot untuk efisiensi dan efektivitas proses produksi. Orang Jepang punya robot yang bisa menjadi asisten rumah tangga.

Serial Love, Death and Robot ini memberikan kita penggambaran bagaimana siklus hidup akan selalu ada apapun itu jamannya. Ada kematian sebagai bagian dari tumbuh kembang manusia sebagai makhluk organik, ada cinta yang menjadi modal spirit manusia hidup dan robot yang membantu meringankan tugas manusia. Sekiranya ketiganya menjadi satu kesatuan yang saling berpadu untuk hidup yang lebih indah, bermakna dan berguna. []


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Love. Death and Robots: Tiga Esensi Hidup Manusia "

Post a Comment