Jambi Hari Ini Dalam Perspektif Kartunis Indonesia

Jambi identik dengan wilayah hutan dan kawasan asap ketika musim kemarau. Bencana asap juga dituduhkan pada kawasan Jambi sebagai penghasil asap. Jambi memiliki kota yang dibelah sungai Batanghari. Surabaya punya Suramadu, Jambi punya jembatan Aur Duri. 

Lomba kartun nasional "Tentang Jambi" 2020 yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Jambi. Merefleksikan Budaya Jambi, Adat Istiadat, Kehidupan Sosial, dan kemasyarakatan, kuliner, obyek wisata, peristiwa budaya melalui obyek kartun. 



Merujuk pada catatan dewan juri lomba ini diikuti oleh 149 peserta kartunis yang tersebar dari berbagai daerah di tanah air. Bahkan ada yang berasal dari luar negeri (India). Ini menggambarkan bagaimana antusias dalam proses kreatif kartunis masih tinggi. Jika lomba kartun pada masa lalu kita mengirimkan karya via amplop lalu dikirim via pos, hari ini semua bisa online. Ada beberapa panitia lomba yang mengharuskan pengiriman kartun via pos, tapi lebih banyak yang kirim karya cukup via email. Saya sendiri lebih suka jika kirim via email. Praktis dan cepat. 



Ada tiga juara dari sepulih karya nomine. Supradaka, Master Jitet dan Agus H sebagai tiga juara utama dari lomba yang sosialisasi ke peserta sangat baik dengan memanfaatkan media sosial. Harapan I diraih oleh Agus Widodo dan harapan II diraih oleh Supriono. Beragam isu diangkat oleh para kartunis nasional dalam lomba tentang Jambi kali ini. Musik dan modernisasi oleh Supradaka. Perspektif keadilan diolah secara baik oleh Jitet K dan alih fungsi lahan untuk hutan digambar dengan bahasa simbol oleh Agus H. Agus Widodo memberi gambaran tentang degradasi lingkungan pada area hutan di kawasan Jambi. Supriyono menggambarkan fenomena anak muda sebagai generasi penerus yang lebih konsentrasi kepada gawai dari pada adat dan identitas esensial dari daerah asal. 

Saya mengirimkan dua karya dengan fokus pada kehidupan suku anak dalam dan kuliner di Jambi. Ini gambarnya: 
Harapan Orang Rimba (2020) 


Ada Suku Anak Dalam dengan Orang Rimbanya yang mengalami dinamika kehidupan cukup tinggi. Daya dukung hidup dan lingkungan yang kian sempit. Penggusuran dan alihfungsi lahan hutan yang membuat Orang Rimba terasa asing di rumahnya sendiri. Marginaliasi sebagai indigeneous people yang dengan konsekuensi menerima perubahan. Seorang kawan yang pernah riset dan menjadi tenaga pendampingan tidak menyangka bahwa Budi seorang anak orang rimba yang diajari baris berbaris dapat menjadi anggota TNI -AD pertama dari Suku Anak Dalam. 
Nasi Gemuk 

Gambar kedua yang saya kirimkan adalah tentang kuliner. Karena hobi makan ketika mencari ide untuk menggambar tentang Jambi terbersit membahas masalah makanan khas. Perhatian saya tertarik pada makanan yang disebut sebagai nasi gemuk. Makanan yang tidak bisa dipahami secara tekstual. Gemuk bukan berarti tidak bikin gendut. Tapi karena makanan yang serupa dengan nasi uduk ini kaya akan bahan. Nasi, tempe, telur dan lain-lain. Walaupun gambar tidak masuk dalam nominasi tapi sudah cukup bersukacita karena mau menggambar dan produktif memegang alat 'tempur' lagi. Salam kreatif. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jambi Hari Ini Dalam Perspektif Kartunis Indonesia "

Post a Comment