Sebagai pemotor yang benar dan warga negara yang baik harus patuh pada aturan. Salah satunya kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Dulu untuk mengurus SIM baik buat baru maupun perpanjangan harus 'mudik' sejenak. Ijin di tempat kerja bahkan bolos. Meluangkan waktu seharian untuk mengantri mengurus proses dari awal sampai akhir demi sebuah kartu yang sangat dibutuhkan untuk rental VCD jika tidak bawa KTP di masa lalu.
Nah itu dia
27 Oktober 2020 tepatnya tiga hari sebelum SIM C habis. Saya memutuskan untuk memperpanjang Surat Ijin Mengemudi (SIM) karena telat sehari beresiko harus mengurus SIM baru. Otomatis tes lagi. Walau konon katanya ada jalan lain karena bisa melalui jalur bayar lebih. Karena saat ini pelayanan dapat dilakukan di Surabaya meskipun ber-KTP luar kota maka saya putuskan untuk mengurus perpanjangan di Surabaya saja. Dulu sempat diberi perpanjangan lebih pasca kecopetan mengurus SIM baru di POLSEK Lamongan dan diberi tambahan waktu dua tahun. Seharusnya hangus di tahun 2018 menjadi 2020.
Jika anda berniat untuk mengurus perpanjangan SIM siapkan beberapa hal berikut: Surat Keterangan Sehat. Salinan KTP dan SIM lama. Setidaknya bawa lima lembar buat jaga-jaga dan Surat Hasil Psikotes. Baiklah saya akan bercerita satu persatu dari pengalaman mengantri seharian di Jatim Expo. Gedung yang biasa saya kunjungi ketika ada bakul buku murah tahunan dan Pasar Seni Rupa (PSLI). Surat keterangan dokter saya urus sehari sebelumnya di PLK atau klinik kampus B Unair. Bayar 20 ribu, total antrian hampir dua jam. Surat psikotes ada di lantai basement dekat parkir mobil gedung Jatim Expo dan membayar 50 ribu. Biaya pembuatan SIM sendiri habis 75 ribu. Kalau ingin periksa kesehatan ada di lantai I Jatim Expo untuk selembar surat sehat anda dikenakan biaya 40 ribu. Kalau belum sempat fotokopi KTP atau SIM bisa mengunjungi warung tempat mengantri foto dan pengambilan SIM.
Ada yang berbeda pada pengurusan SIM dan perpanjangan di masa kini. Urusan tes bagi yang mengurus baru sama saja. Sistem baru mempunyai beberapa keunggulan. Ada kemudahan sekaligus melahirkan kerumitan baru. Sekarang sistem lebih fleksibel. Ada mobil SIM yang dulu sempat 'mangkal' di Terminal Bratang dan Taman Bungkul. Sekarang dipindah ke Jatim Expo. Jika ingin ngurus SIM sambil jalan-jalan ke mall bisa mencoba di Tunjungan Plaza Lantai I dan Mall BG Junction.
Psikotes menjadi aturan baru dalam pengurusan SIM selain surat sehat. Pengisian uji psikologis untuk mengetahui apakah kita layak berkendara atau tidak. Soalnya cukup receh karena bertanya apakah anda sering panikan, sebulan mencret berapa kali, apakah anda orang yang percaya diri dan lain sebagainya. Yang penting jawab secara konsisten dijamin pasti lulus.
Penasaran isi mobil SIM itu seperti apa? berdasarkan pengalaman mengantri siang itu dari pagi mentari berseri sampai siang seiring hingar bingar demo omnibuslaw para buruh di Surabaya yang melintasi jalan A.Yani. Begitu nama saya dipanggil saya diarahkan untuk menuju mobil SIM. Tidak lupa cuci tangan terlebih dahulu dan bermasker tentunya. Sebab markona masih melanda.
Mobil berukuran seperti elf yang dialihfungsikan sebagai mobil SIM keliling ini di bagian belakang ruang kemudi ada ruang kerja. Bangku berbentuk L untuk para pengantri. Ada AC besar di sudut belakang. Tiga orang polisi berjaga. Satu orang bagian mengarahkan di antrian. Satu sibuk di depan komputer dan ada bagian foto, pengarah gaya sekaligus verifikator sebelum SIM dicetak.
Setelah mengantri di dalam mobil, serasa naik angkot lyn E, Unair ke Sawahan. Antrian paling ujung diarahkan menuju ruang pemotretan. Untuk foto dan sidik jari jempol dan telunjuk. Untung tidak ada masalah pada tahap ini karena semua merujuk pada KTP asli. Coba menggunakan berkas salinan KTP fotokopi saya yang lama bisa ngurus ulang. Bisa jadi antri pada besok paginya.
07:30 WIB sampai 14:00 adalah waktu penantian yang panjang. Seharian mengantri dan sempat ditegur Pak Polisi karena duduk sembarangan ngemper dekat mobil SIM. Disuruh untuk masuk ke dalam warung yang ada di dalam. Tidak makan atau minum juga tak apa-apa katanya. Yang penting tidak terlihat berkerumun. Hal terkonyol dalam pengurusan SIM kali ini adalah salinan KTP saya ternyata salah ambil. Karena ada stok melimpah saya salah ambil KTP salinan yang masih beralamat di Lamongan belum menjadi warga Malang. Baru tahu setelah beberapa lama pengurusan administrasi dan ketika melamun mengantri.
"Pak apakah fotokopi KTP bisa direvisi? saya salah menyertakan salinan lama"
tanya saya pada petugas.
"Tenang Mas..tadi kan menyertakan KTP Asli toh? itu yang dipakai sebagai acuan"
Jawabnya dengan santai. Saya pun menjadi sedikit tenang dan dalam sampai di mobil SIM semuanya menggunakan data dari KTP asli. Jadi bila anda mempunyai stok salinan KTP atau SIM periksa tanggal berlaku dan validitas datanya. Jika tidak sesuai, segera buang dan musnahkan agar tidak ada yang menyalahgunakan. Kalau perlu bakar saja. Duit tipis karena habis di tanggal tua perpanjangan SIM di akhir bulan menjelang beberapa hari sebelum gajian. Antri yang lama membosankan sampai serasa membuat pantat terbakar karena kelamaan duduk. Yang penting SIM kemasan baru telah jadi. Untung SIM dibuat 5 tahun sekali, coba kalau sebulan sekali. Ampun saya.
0 Response to "Cerita di balik Perpanjangan SIM C di Jatim Ekspo Surabaya"
Post a Comment