Angkutan Merakyat Dhono/Penataran: 5 Tips Anti Rewel Balita Naik Kereta

"Naik kereta api...tut tut tu...siapa ndak tulun ke bandung culabaya" 

Celoteh tole sesaat ketika kereta mulai melaju ke selatan. Pelan bergerak dari Stasiun Waru menuju Stasiun Kota Lama Malang. Ini pengalaman perdana tole dan adiknya naik kereta api. Setelah permintaan main  ke pantai terpenuhi. Tole tak gentar request untuk segera bisa naik kereta api. 

Duo Dhoho


Libur panjang Natal Tahun Baru (Nataru) yang tidak panjang-panjang amat karena terpotong oleh kewajiban bekerja. Janji pemerintah libur 10 hari sebagai pengganti libur lebaran yang dilanda pandemi. Ternyata Covid-19 masih melanda dan libur akhir tahun berubah kembali. 

Pertanggal 30 Desember 2020-3 Januari 2021 menjadi momen yang mahal bagi saya. Biasa LDR (Baca berkeluarga jarak jauh) bisa berkumpul dalam formasi komplit. Ada kesempatan untuk mudik ke tanah kelahiran: Kota Soto Lamongan. Dengan segala keterbatasan dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Anak-anak berangkat pada Rabu malam naik bus patas. Lanjut bermotor berempat menuju Lamongan dari Surabaya. Hari Sabtu balik surabaya kembali untuk beristirahat sebelum kembali ke Malang keesokan harinya. 

Tole - Toli Antusias

Sabtu pagi, 2 Januari 2021. Menjadi fajar yang penuh drama. Kereta Penataran/Dhoho yang dijadwalkan berangkat dari Stasiun Waru pukul 07:44 WIB teng. Namanya kereta telat sedikit pasti tertinggal. Toli masih tidur pulas, tole saya bangunkan pelan-pelan hingga rengekan ngantuknya teratasi ketika saya bisiki "Mas ayo naik tetak (kereta)..bangun yuk". Dia akhirnya berhasil bangun mandi. Sementara adiknya masih lelap. Karena mengejar waktu. Dalam kondisi tidur langsung ganti popok dan gendong. Perjalanan dari Rungkut menuju Waru pagi itu dipacu dengan kecepatan menengah. Konsentrasi tinggi dalam formasi cengpat. Bonceng papat (Papu, Tole, Toli dan Bunda). Terima kasih pak tukang servis motor depan kantor di bilangan jalan Dharwangsa yang membuat motor revo merah selalu prima dalam berbagai medan. 

Pengganjal Perut 10 k

Beberapa meter menjelang Stasiun terlihat dari jomplangan sepur, para calon penumpang sudah bersiap menunggu kedatangan kereta. Sesampai depan parkiran Stasiun Waru anak-anak langsung saya suruh merapat ke arah peron. Setelah motor terparkir saya segera berlari menuju cek in loket dengan membawa satu tas besar jinjing merah sambil bergelayut satu buah rangsel di punggung. Akhirnya cek di mesin barcode berhasil bertepatan dengan kedatangan kereta. Tidak bisa dibayangkan jika telat satu menit saja. Pasti ketinggalan kereta. Saking paniknya sepanjang Rungkut-Waru saya menahan napas sambil menyetir . 

Stasiun Bangil 

Awalnya ada rencana beli makanan atau sekadar jajanan untuk camilan selama perjalanan. Karena waktu mepet terpaksa naik kereta dengan kondisi tanpa ransum. Awalnya anak-anak cerita menikmati perjalanan tapi setelah sampai di Stasiun Sidoarjo, tole komplian kalau perutnya lapar. Dengan sigap bunda berburu makanan seadanya di kereta. Awalnya dapat dua porsi nasi pesan di kereta makan. Tapi mendadak dapat pemberitahuan kalau alat pemanasnya rusak akhirnya terpaksa beli mie instan dalam gelas. Untung masih ada air dan biskuit rasa kelapa kesukaan tole. 


Rute Kereta (Surabaya - Blitar- Tulungagung-Kertosono)


Laju kereta laju ...mulai menderu dan anak-anak mulai gelisah. Ada yang merasa bosan. Ada yang ingin jalan-jalan. Tidak sedikit yang berdiri di kursi. Mungkin mereka merasa seperti dalam kamar yang bisa bergerak dan membutuhkan udara segar. Itulah kenapa saya berupaya turut serta mengantar tole toli balik ke Malang. Barang bawaan dua tas dan satu kantong kain berisi udang goreng. 

Percakapan Duo Balita 

Kereta Dhoho/Penataran tergolong kereta yang tidak pernah kosong. Rutenya membelah dan berputar di area tengah Jawa Timur. Dari Stasiun Surabaya Kota (stasiun semut) menuju blitar via Malang dan ada bonus track tambahan lewat jalur Tulungagung - Kertosono. Rel kereta api di Jatim terbelah sesuai mata angin. Ke utara via Pasar Turi-Pantura. Ke selatan via Gedangan. Ke Timur via Bangil Tulungagung dan ke selatan via Bangil-Lawang. 

Pak Tara Naik Kereta 

Mode angkutan umum yang sampai hari ini dirasa paling ramah di kantong adalah kereta api kelas ekonomi. Pengeluaran selama perjalanan Stasiun Waru-Stasiun Malang Kota Lama habis tidak sampai 200 ribu. Tiket 12 ribu x 4 orang. Makan minum di kereta 50 ribu dan ojek mobil dari stasiun ke rumah 24 k. Murah meria yang penting ceria. Kecuali menjelang stasiun tujuan akhir kami. Moana rewel karena minta jendela dibuka. Kalau kereta masa tiket kotak masih bisa buka jendela. Saat ini PT KAI yang berupaya solutif dan kolaboratif menerapkan semua kereta berpendingin udara. Otomatis jendela dibuat paten tidak bisa dibuka. 

Menuju Stasiun Lama

Lalu bagaimana cara mengajak balita kita tanpa adegan rewel? ini tips dari saya: 
1. Pastikan anak anda cukup istirahat dan kondisi prima plus perut kenyang. Malam hari buat mereka tidur lebih awal. 
2. Yakinkan bahwa naik kereta api itu menyenangkan hati. Ada lagunya. Ajak nyanyi sepanjang waktu. Ceritakan tentang kereta dan seluk beluknya. Sisipi dengan humor ringan seperti ketika kereta berhenti bilang ban sedang bocor. Pak Masinis masih makan. 
3. Bawakan barang kesukaan anak-anak. Bisa mainan kesayangannnya. Boneka atau mobil-mobilan. Generasi sekarang tidak lepas dari gawai. Awasi dan batasi penggunaannya. Sekadar mengalihkan perhatian sesaat agar tidak bosan. 
4. Belajar selama perjalanan. Jendela kereta api ibarat layar televisi tiga dimensi yang menayangkan berbagai acara. Lalu lintas, gedung bertingkat, jembatan, antrian persimpangan rel kereta, awan, gunung dan sawah bisa jadi bahan belajar semacam ensiklopedia di depan mata. 
5. Latih agar berinteraksi dengan orang lain. Perjalanan panjang rawan kejenuhan bagi anak anda. Kecuali yang doyan tidur. Dengan tetap menerapkan 3M selama masa pandemi. Latih anak anda berinteraksi dengan sesama. Anak sampai dewasa. Pak kondektur, polsuska sampai petugas kebersihan. Minimal say halo atau mengucapkan terima kasih jika telah mendapatkan bantuan pelayanan. 


Ciluk Ba

Perjalanan antar kota untuk menemui keluarga tentu menyenangkan hati. Terlebih jika dalam perjalanan kita ditemani anggota keluarga. Keluarga ceria adalah keluarga yang rajin tamasya keluar kota. Selamat beraktivitas kembali setelah libur panjang. Salam semangat 2021. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Angkutan Merakyat Dhono/Penataran: 5 Tips Anti Rewel Balita Naik Kereta"

Post a Comment