Ciplukan dan Jogging Pagi: Cerita Pemancing Casting Hama Tambak

"Buah ciplukan memiliki antioksidan yang tinggi. Kandungan ini penting dalam menangkal radikal bebas, meningkatkan sistem imun tubuh, dan mengurangi peradangan"


Masa pandemi sudah memasuki era satu tahun. Covid-19 menyebabkan banyak yang berubah. Dahulu mancing masih dianggap hobi yang biasa. Sejak pandemi dan orang lebih banyak dalam rumah, memancing naik kasta. Setara dengan aktivitas baru di kebiasaan baru setara pelihara ikan cupang, main game daring dan berkebun. Sejak bulan puasa 2020 yang menyebabkan saya tidak bisa mudik, hampir setiap hari saya jadi penyusur pematang tambak. Mancing teknik casting mengharuskan pemancing tidak hanya duduk manja dekat sungai, tapi kita olahraga. Berjalan dan terus melempar dari satu titik ke titik yang lain. 

Ciplukan Jumbo

Jogging sekalian Casting
Ikan gabus dianggap oleh petani tambak udang sebagai hama. Kedatangan kami para pemancing pemburu ikan berkepala mirip ular yang banyak diburu para pencari minyak albumin ini dianggap sebagai jasa berantas hama gratis. Ikan ini agresif menyerang umpan katak atau ikan palsu kita pada pagi hari sebelum matahari terbit dan beberapa saat sebelum matahari terbenam. Itulah kenapa saya menyebut kebiasaan mancing jalan-jalan ini sebagai jogging sekalian casting. Ada tanaman yang menarik perhatian saya yaitu ciplukan/cecenitan kata teh Sinta. Memiliki nama Latin: Physalis angulata. Tanaman perdu yang seperti semak tumbuh liar di sekitar pematang tambak atau sungai. Saya suka membawa pulang buahnya yang telah menguning. Bahkan tak jarang mengambil kembali yang telah rontok. 

Buah yang kadang sama penjaga tambak dianggap perdu pengganggu ini mengandung banyak zat bermanfaat bagi tubuh. Buah ciplukan mengandung karbohidrat, protein, serat, riboflavin, vitamin A, lemak, vitamin C, tiamin, zat besi, dan fosfor. Lalu, vitamin K buah ciplukan juga tergolong tinggi, penting untuk kesehatan tulang, gigi, dan kulit.

Semacam Surga Herbal 

Selain manfaat di atas, sejak pandemi menyerang saya gunakan sebagai buah pemasok antibodi yang dapat mencegah flu. Ingat masa Covid-19 kita bersin di depan umum yang curiga bisa orang satu kerumuman. Saya percara ciplukan tercipta untuk para penyuka petualangan alam liar. Manfaat bagi tubuh dari kebaikan buah ciplukan yang telah matang adalah dapat mengobati Hipertensi, Diabetes, Borok, Bisul, Gusi Berdarah, dan Batu Ginjal. Keren bukan tanaman ini? Agar dapat memuat banyak saya biasa membawa satu botol air mineral kosong yang digunakan sebagai wadah. Agar aman dan tidak mudah rusak. 

Bunga Telang yang Langsung Makan Mentah 

Varian antibodi alam gratisan selain ciplukan ada di spot tambak Waru. Warna ungu yang memukau dari kejauhan. Tak salah lagi, tanaman telang. Kembang atau bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Bunga ungu yang sempat menjadi bahan pembicaraan di khalayak orang kota yang ingin hidup lebih sehat. Bunga warna cantik ini digunakan untuk campuran minuman. Diseduh kayak teh, pewarna kue agar organik banget dan campuran nasi sebagai bahan karbo organik. Karena menemukan di pematang biasanya langsung saya makan, seperti lalapan. Asal tidak banyak-banyak. Rasanya pahit tapi tidak sepahit di PHP kawan yang menjanjikan hal-hal yang tidak pernah terbukti realisasinya. 

Wani Perih Wani Panas Demi Imunitas

Itulah dua tanaman organik gratisan yang disediakan oleh alam ketika memancing pagi. Jika dapat ikan adalah bonus khusus dari kemauan untuk bangun pagi dan kemampuan untuk menggerakkan badan. Masa pandemi seperti sekarang ini yang penting tetap menjaga daya tahan tubuh. Hidup optimis, penuh humor, makan makanan yang bergizi dan selalu rajin mancing. Ojo Muring Ayo Mancing. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ciplukan dan Jogging Pagi: Cerita Pemancing Casting Hama Tambak "

Post a Comment