Suramadu: Selepas Tiga Tahun Tak Melintas

"Aku otw Polres Bangkalan"


Sebuah pesan singkat saya kirimkan untuk teman kantor di temani gerimis manis dari Kampus B Unair. Pagi 16 Maret 2021 ada tugas mengirimkan selembar surat undangan. Bukan surat undanganmu pernikahan itu kugenggam erat di tanganku hanya doa restu yang kupersembahkan semoga engkau bahagia. Lirik lagu balada ditinggal nikah pas lagi sayang-sayangnya yang kerap mengisi ruang dengar saya ketika masih SD. Surat resmi berwarna coklat sebagai dialog klasik antar instansi. 

Simak juga: All About Madura 

Lepas dari kawasan Jalan Kalasan menuju Jalan Kenjeran ada tanda-tanda hujan turun lebih deras. Perjalanan ke Madura melintas batas tidak akan batal. Tetap maju dengan motor yang belum sempat perawatan bengkel untuk setting rutin pada luar kota mode on

Suramadu Sisi Madura 


Padahal telah membawa mantel untuk menghalau hujan tapi maksud hati ingin menerjang. Di bawah JPO miniatur Suramadu depan sebuah SMP Negeri saya berteduh. Tanpa payung teduh, merapat dengan orang-orang mencari nafkah yang tersenyum syahdu. Terlihat hujan agak mereda. Saya putuskan untuk lanjut jalan. Ternyata baru beberapa meter, hujan turun deras. Akhirnya lanjut berteduh di sebuah warkop. Segelas kopi hitam dan dua gorengan pun tandas. Motor melaju kembali. Hujan ringan masih layak jalan tanpa jas hujan. Ternyata, sesampai di tengah jembatan. Hujan turun begitu deras plus angin berhembus kencang. Setelah badan basah, saya menepi di tengah jembatan dan memakai jas hujan untuk melanjutkan perjalanan menuju Polres Bangkalan. 


Setelah lama tidak melintas dan berkunjung ke pulau garam ada sesuatu yang berbeda. Apa yang berubah? Dulu masuk Jembatan Suramadu harus bayar. Kini langsung gas pol gratis tanpa mengeluarkan uang 3500 untuk motor dan puluhan ribu untuk mobil. Pintu tol lengang tanpa ada petugas. 

Tol Gratis 

Masuk tanah Madura via Suramadu ketika melintas jalan kembar , ada banyak tulisan bersliweran. Tanah yang banyak terpasang plang: "Tanah Dijual SHM" . Saya temui dari ujung jalan selatan sampai pertigaan di utara. Tanah yang dulu hanya dipakai untuk persawahan dalam pertanian tadah hujan, akibat jalan baru ada pemikiran baru. Alihfungsi tanah dari sawah menjadi tanah untuk industri atau rumah makan. Mungkin kelak daerah ini akan banyak perumahan. 


Jaman ketika menjadi motorist teacher untuk kawasan Pamekasan. Perjalanan reguler dari Surabaya ke Pemekasan pp ditempuh melewati jalanan kembar utara Suramadu. Saat itu masih gersang. Ada pepohonan kecil. Tahun 2021 jalan ini pohon trembesi yang telah membesar dan rimbun. Sekilas melintas jalan ini seperti sedang melewati daerah Lombok Tengah dekat bandara. Jalanan rimbun dengan tanaman di jalan kembar yang asri dan rimbun membentuk kanopi alami yang menyejukan. 

Menuju Surabaya 



Tidak ada tol membuat jalan di area Jembatan Suramadu terkesan kurang terawat. Ada rumput tumbuh tipis pada pembatas jalur motor. Aspal masih aman dan stabil. Lampu masih menyala. Lintas gratis terkesan kurang pengawasan dan suasana jalan eksklusifnya agak berkurang. Madura selalu bersama pesonanya. Etos kerja yang tinggi. Bumi yang religius. Sampai kapan pun semoga Madura tetap menjadi pribadi yang berani, petualang, loyal, rajin, hemat, menyenangkan, antusias, dan humoris. Salim tretan dibi.


Bonus Track

Suramadu KW Super 
(Wong Suroboyo Pasti Paham)



 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Suramadu: Selepas Tiga Tahun Tak Melintas "

Post a Comment