Ayam Ungkep Postoriko Cak Di

Ayam menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kuliner nusantara. Kata orang Jawa sebutannya Iwak Pithik. Pendamping nasi apapun itu disebut iwak padahal secara harfiah adalah lauk. Ayam entah jantan atau yang betina dapat diberdayakan dagingnya. Ada ayam betutu, ayam bakar, ayam goreng, mie ayam hingga soto ayam. Semuanya berasal dari ayam. Dari Purwokerto ada ayam ungkep. Ayam yang dimasak dengan uap panas tinggi dan racikan bumbu yang lazis.

Lezat dan Nikmat


12 Juni 2021 saya dapat sampel sebagai tester salah satu produk baru dari Malang dengan label Cak Di Roasted Chicken Purwokerto. Awalnya saya kira hanya potongan ayam, ternyata dalam sebuah wadah khusus 'bertengger' satu ekor ayam ungkep. Oke langsung kita unboxing. Dari kemasan luar, sudah masuk standar untuk dijual secara daring atau luring. Lengkap dengan sambel dan sayur lalapan yang terdiri dari selada, kacang panjang dan tomat. Sambelnya sekilas seperti sambel kecap biasa. Begitu saya coba, bukan sambal kecap untuk sop. Hitamnya sama tapi bumbu dan pedasnya yang bikin sariwan langsung sembuh. Mengelupas kilat. Mungkin karena pangsa pasarnya di Malang lebih tepatnya Jawa Timur yang mempunyai selera pedas lebih dibandingkan dengan daerah asalnya. Kalau sambel seperti ini dijual daerah Sweet Zone (Jateng, Solo dan Jogja) mungkin akan ada komplain dari pembeli. 

Kemasan Transparan


Sekarang giliran kita bahas tokoh utamanya: ayam yang diungkep. Kopi di rosting, ayam di roasted jadilah roasted chicken Purwokerto. Diungkep itu cara masak yang paling efektif untuk mendapat resapan bumbu dengan prima. Kalau di Madura ada yang namanya Bebek Songkem (Bebek paling sopan sedunia karena suka sungkem). Kesan pertama saat melihat ayam ungkep Cak Di mengingatkan pada sajian Ayam Taliwang di Lombok, disajikan utuh satu ekor. Mungkin yang punya phobia pada unggas tanpa bulu bisa menjerit histeris tak jadi lapar. Melihat dari sisi luar nampak bumbu berkilau. Ketika daging saya pegang, agak keras. Entah masak teknik ungkepnya yang kurang lama atau karena ayam ini terlalu rajin olah raga hingga berotot. Ketika saya patahkan tulang paha, tercium bumbu khas yang menyeruak. Saya mencoba sepotong daging paha. Makan lawaran tanpa nasi dan sambal. Daging sudah lunak, namun kulit yang masih agak keras. Kalau tulang dan ceker pasti keras. Lalu saya coba kolaborasi tiga pilar: ayam, nasi dan sambal. Hasilnya lezat dan pedasnya sesuai dengan standar pedas lidah saya. Untuk urusan lalap, demi kesehatan, untuk makanan seperti ini dimakan di pertengahan atau akhir saja. Sebagai penyeimbang lemak, minyak dan unsur lainnya dibersihkan dengan potongan timun. Agar badan tetap sehat, itu prinsip yin yan. 
Overrall untuk ayam ungkep Cak Di saya memberikan nilai 80 jika untuk dimakan beramai-ramai. Catatan akhir untuk produk asli Malang buatan orang Purwokerto ini adalah sambal sudah mantap, kemasan standar (perlu membuat label media sosial dan nomer WA agar pemesanan lebih mudah), daging beberapa bagian masih terasa keras dan buat kemasan lain dengan model daging yang telah terpotong biar makannnya lebih praktis. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ayam Ungkep Postoriko Cak Di "

Post a Comment