Keberaksaraan dari Ruang Publik di Masa Pandemi

Pendidikan Kunci Kemajuan. Tiga kata singkat namun padat makna dari selembar karcis Bus Patas Jatim dari salah satu PO yang melayani trayek Surabaya-Malang. Pada awal pemberlakuan PPKM Darurat saya terpaksa naik bus untuk berangkat kerja karena ada pembatalan jasa kereta api. Dari secarik kertas itu saya tersadar pada pentingnya pendidikan terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini. Kemajuan dari pendidikan berawal dari tumbuh kembang dan peningkatan kapasitas kompetensi generasi muda yang diharapkan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. 
Bisa membaca dan menulis dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai syarat dan indikator tumbuh kembang pendidikan anak. Calistung istilah untuk kemampun baca, tulis dan hitung. Saya teringat pengalaman dari teman kuliah di Jogja yang melakukan ‘percobaan’ pada kedua anaknya. Anak pertama diajari calistung sejak dini dan satunya dibiarkan sampai ada inisiatif sendiri. Jadinya anak pertama kurang kuat di mental dan interaksi sosial, sementara anak kedua yang dianggap tertinggal justru bisa lebih kompeten dalam akademik dan pergaulan sosialnya. “Nanti kalau kamu punya anak, biarkan lebih banyak banyak bermain untuk urusan baca tulis itu belakangan” katanya. Saya memegang kata-kata itu. 

Coban Talun, 1 Mei 2021


Kawan-kawan saya menceritakan anaknya yang telah bisa membaca dan menulis semasa PAUD. Sementara Tole (penyebutan untuk anak sulung, 5 tahun) sengaja saya biarkan untuk bebas bermain sampai dia punya keinginan kuat untuk belajar sendiri. Saya mempunyai pandangan bahwa tujuan pendidikan usia dini adalah untuk pembelajaran interaksi, empati dan percaya diri anak.  Kamar tembok saya tempel poster edukatif dan ada alokasi waktu untuk belajar mandiri secara daring sesuai dengan keinginannya. Awal Tole masuk TK A agak sedikit tertinggal, namun di pertengahan semester seperti ada momentum yang membuatnya seperti melakukan proses penyerapan besar-besaran. Keaksaraan dalam hapalan abjad dan angka dia bisa. Bahkan yang membuat saya terharu, dia bisa menuliskan namanya sendiri di tembok. 

Menakar Belajar di luar Kelas 
Wajah pendidikan di Indonesia hari ini didominasi oleh kegiatan belajar mengajar berbasis daring. Sekolah, pekerjaan rumah, ujian hingga bimbel daring. Internet menjadi garda depan dalam berlangsungan pembelajaran. Pandemi turut mengubah jalan dan arah pendidikan. Tujuan pendidikan pada hakekatnya untuk memfasilitasi tumbuh kembang wawasan, kemampuan dan mengakomodir minat dan bakat. Kini sejatinya siswa dan guru ada keadaan yang membuat jarak. Siswa dituntut untuk lebih proaktif dengan inisiatif penuh agar tidak ketinggalan pelajaran. Kedekatan virtual berdampak pada karakter siswa itu sendiri. Mengikuti kelas daring ala kadarnya. Lebih banyak nongkrong di warung kopi dengan alibi untuk mendapat WIFI dan main game online menjadi keseharian yang kerap dikeluhkan. Orang tua yang sebelumnya menjadi pengasuh kini menjelma menjadi guru. 

Awal Mei 2021 ketika era new normal diberlakukan pasca PSBB ketika angka positif Covid-19 melandai saya berwisata bersama keluarga. Mencari udara sejuk pegunungan di Coban Talun Batu. Dekat gerbang ada sebuah spot foto dengan huruf tiga dimensi yang berjajar, bertuliskan Coban Talun. Secara spontan Tole memegang satu persatu huruf tersebut dan mengeja dengan penuh antusias. Bagi saya ini cara belajar yang menyenangkan. Tidak melulu di depan laptop, ponsel atau siaran televisi yang wajib di tonton sementara waktunya bertepatan dengan kartun kesayangan anak-anak di saluran sebelah. 
Belajar di luar kelas telah berlangsung pada implementasi sebenarnya. Sejak masa pandemi tahun 2020 pendidikan tatap muka semakin berkurang. Sebuah tantangan untuk pelajar terlebih bagi orang tua. Pengawasan ke anak sangat maksimal tapi interaksi dengan kawan sebaya dan teman di kelas sangat terbatas. Belajar di rumah saja tentu menjemukan terlebih bagi anak yang ingin banyak bermain. Pemanfaatan ruang publik bisa menjadi salah satu solusi untuk menciptakan suasana belajar yang menyegarkan. Ruang publik variasi pendukung proses kegiatan belajar mengajar selama mematuhi protokol kesehatan. 

Ruang publik bisa berupa Ruang Terbuka Hijau, Taman Kota dan Kawasan Rekreasi pada hakekatnya menjadi media pertukaran informasi dan pandangan terhadap perhatian/isu tertentu. Taman bermain untuk belajar keberaksaraan sejak dini dengan memanfaatkan fasilitas bersama. Anak-anak bisa bermain sekaligus belajar dengan tetap memperhatikan pembiasaan baru dari ubah laku di era pandemi. Ruang publik dapat mengatasi kejenuhan belajar sekaligus menjadi angin segar bagi variasi pola belajar. Berolahraga bersama mendapatkan sinar matahari sekaligus belajar secara menyenangkan agar imun badan kian bertambah kuat. 

Kreatif Interaktif Inisiatif
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kunci dalam keberlangsungan suatu proses pendidikan. Pengajaran dan transfer materi antara guru dengan siswa berlangsung dalam kelas. Hal ini berlangsung turun temurun dan telah menjadi sesuatu yang telah baku. Namun tidakkah kita menyadari bahwa tidak semua siswa dapat menerima seutuhnya metode pengajaran seperti ini. Pengajaran dalam kelas lebih menekankan pada proses proses pedagogis semata. Esensi kelas seharusnya meliputi pengajaran materi dan pendidikan karakter dalam semangat rasa ingin tahu, rasional dan pemikiran yang kritis. 

Tidak semua orang tua dapat memberi pelajaran yang berarti di era pandemi. Kesibukan dan tekanan hidup menjadikan kegiatan belajar di rumah hanya sekadar gugur kewajiban. Era pandemi seharusnya menjadikan orang tua sebagai pendidik yang antusias, perhatian, komitmen dan memberi harapan (mencerahkan). Pemanfaatan ruang publik sebagai sarana belajar alternatif dapat menjadi salah satu solusi. Ruang publik dan kebudayaan diharapkan dapat memajukan kebudayaan yang melindungi keanekaraman hayati dan memperkuat ekosistem dalam ranah tata ruang dan ekspresi serta pengetahuan. Lantas bagaimana cara meningkatkan kapasitas pengajar dan sistem pengajaran pada masa sulit seperti saat ini? Sudah saatnya kita berbenah dan berani berubah untuk generasi penerus yang berharga. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keberaksaraan dari Ruang Publik di Masa Pandemi"

Post a Comment