Kopi hari ini telah menjadi minuman yang berhubungan dengan keseharian. Dulu dianggap minuman mbah-mbah kini bisa dinikmati oleh kawula muda. Menjamurnya kafe dan kedai kopi kekinian di pelosok negeri dari mall sampai kotapraja menjadi indikator bahwa kopi menjadi kebutuhan minuman masyarakat tanpa perlu berfilosofi.
Saya sendiri baru tahu bentuk asli tumbuhan kopi ketika naik Gunung Argopuro via Baderan menuju Bremi. Dulu saya kira kopi itu seperti tanaman kacang kapri. Ternyata tanaman tinggi bisa menjulang dengan biji yang berbuah berbulir pada dahan. Jawa Timur mempunyai banyak area perkebunan kopi dengan skala rakyat sampai skala industri. Ada Banyuwangi, Jember, Kopi Dampit hingga lereng gunung Arjuno. Yang tidak habis pikir di Pulau Garam yang dekat pesisir kecuali area tinggi di daerah dataran tinggi Waru di klaim ada kopi Madura. Kopi Madura mempunyai ciri khas dengan campuran jahe atau rempah yang sekilas seperti kopi yang bisa kita minum di kampung Arab dengan cita rasa kapulaganya.
Rengganis Durjo menjadi salah satu pilihan untuk bisa menikmati kopi dari lereng Gunung Argopuro. Kopi di Argopuro ada yang mempunyai cita rasa unik. Kopi aroma pisang. Kok bisa? nyatanya ada. Mungkin karena faktor tanah atau obat tertentu (biang esense) yang menjadikan kopi serasa bau pisang.
Perkebunan kopi di Jawa Timur bagian Jember di dominasi oleh Arabica coffe. Kopi jenis Arabika mempunyai tingkat pahit dan asam yang lebih bagi lidah saya pribadi. Kalau pahitnya yang khas ada di kopi robusta tapi tidak seasam kopi arabika. Konon faktor tanah vulkanis menjadi faktor penentu tingkat keasaman pada kopi yang kita minum.
Area perkebunan kopi juga turut menghidupkan komunitas petani dengan hadirnya Kelompok Tani. Pak Tani bersatu tak dapat dikalahkan. Khusus untuk Kopi Arabika Argopuro dikembangkan dan dikelola oleh LMDH Sumber Kembang Jember. Jika anda kebetulan jalan-jalan ke Jember tidak ada salahnya mencoba kopi Arabica citarasa lereng Gunung Argopuro. Selamat Ngopi.
0 Response to "Kopi Arabica Argopuro: Kopi Unik Aroma Langka"
Post a Comment