Berkah Mbrasak Tambak: Cerita dari balik foto Petrokayakuu 2021

"Loh fotoku lolos jadi juara favorit"
 
Batin saya pagi itu ketika bangun tidur. Seperti manusia digital lainnya, kita termasuk saya melewatkan siklus hidup. Megang ponsel sebelum dan setelah tidur. Antara percara dan tidak percaya saya coba fokus lihat selebaran warna lagi dan benar..3 Foto Favorit: Roikan - Malang. ..Alhamdulillah.Rejeki joging pagi.  
Iseng Berhadiah 




Bangga Jadi Anak Petambak 

“Tro..tangi Tro” suara dini hari yang diiringi dengan ketukan pelan. Bukan hantu ketuk pintu, tapi dari kawan sejawat bapak. Pada masanya bapak mempunyai usaha jasa manen bandeng tambak orang (mirik/merek). Bersama Gus Kardi, Wak Dulajis dan Dhe Kemis berempat merintis jasa manen ikan bandeng di tambak orang (termasuk tambak sendiri). H-1 sebelum panen kru sudah siap untuk survey awal dan memasang jaring hitam (waring/lopak) di tambak klien.

Keesokan subuhnya, sebelum fajar tim sudah masuk tambak menggiring setiap helai jaring hitam sampai di titik akhir yang membentuk satu 'kubangan' kotak untuk pengumpulan ikan akhir. Bandeng kecil di evakuasi dan bandeng serta ikan lain yang punya nilai jual di masukan ke dalam kotak terpal yang berisi air garam. Dari terpal bandeng pindah ke keranjang bambu (tembres) untuk diangkut ke pasar ikan. Itulah masa keemasan ikan bandeng sebelum petani beralih menjadi petambak udang pada awal tahun 2000-an. 

Perlu perjuangan dan kerja keras dari kru pemanen ikan bandeng. Hampir setiap hari berkubang dengan lumpur dan air tambak. Air yang tidak sepenuhnya mengandung unsur H20 yang alami karena tercampur dengan pupuk dan pakan ikan pabrikan. Belum lagi jika di tambak itu dipasang jamban/toilet umum. Pastinya butuh ketahanan dan ketabahan lebih. Dingin malam bukan halangan dan kutu air adalah bagian dari keseharian. 


Itulah sedikit cerita dari foto yang saya ambil pagi itu. Lokasinya di pertambakan timur perumahan Pondok Candra. Ada tambak yang sudah bukan lagi milik perorangan karena sudah dibeli oleh pengembang atau perusahaan. Daerah ini menjadi spot sejuta umat bagi para pemancing ikan gabus. 

Dari pertimbangan itulah spontan saya ambil foto ketika ada panen udang oleh para asisten petambak. Keingat masa itu sewaktu bapak masih menjadi tukang panen ikan sebelum era budidaya udang di kampung halaman. Tambak utara punya Pak Marsekal yang dekat dengan sekolah pelayaran terkemuka di batas kota. Secara otak atik gathuk, foto ini bermakna bahwa banyak tantangan yang menghadang dalam bidang ketahanan pangan termasuk petani tambak. Dalam kiriman IG saya beri caption: "(bukan) penen terakhir, alih fungsi lahan pertanian pangkal kerawanan pangan (kamera ponsel oppo A37, 8 Juli 2021 lokasi spot mancing belakang Pondok Candra)" . Foto yang diambil secara spontan ini tidak disangka bisa mendatangkan rejeki tersendiri. Lomba foto via medsos ini memang tidak dinilai dari berapa banyak like yang didapat tapi dari kedalaman dan kenyambungan foto dengan tema dan situasi yang sedang terjadi.  Semoga menjadi gambaran fenomena yang sedang terjadi bahwa ancaman krisis pangan itu nyata. 


Inilah foto-foto dari pemenang lain dari kategori foto non IG 






Ini juara untuk kategori IG 






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berkah Mbrasak Tambak: Cerita dari balik foto Petrokayakuu 2021"

Post a Comment