Kartunis Atlet: Agar Hobimu Dibayar & Potensimu Bisa Melesat Dengan Cepat

"Karya perlu perlu konsultasi ke orang lain, dibedah ke orang yang lebih ahli. Namanya dibedah itu sakit tapi kita bisa tahu penyakit pada diri kita" (Edi Dharma, 2021) 


Setiap melihat linimasa di media sosial yang saya geluti ada beberapa unggahan yang menceritakan sebuah kebanggaan. Proses menuju pencapaian. Dari yang mendapat juara sampai yang dapat 'ijasah'. Sebuah sertifikat virtual karena mengikuti lomba kartun di dalam atau di luar negeri. Siapa pemegang supremasi kartunis juara (kartunis hari ini). Nama Jitet Kostana masih menjadi panutan bagi kartunis yang ingin berlaga di kompetisi kartun Internasional. 

Siraman Rohani Semangart pada 28 Juli 2021

Membahas dunia kartun di tanah air melewati sejarah panjang. Dari masa awal kemerdekaan sampai hari ini. Ada beberapa kartunis yang saya kategorikan sebagai kartunis editorial, kartunis sosial dan kartunis atlet. Kartunis yang terakhir adalah titik fokus pada pembahasan kali ini dengan mengambil contoh kartunis dari Jambi: Edi Dharma. Sang Jawara Muda. 

Kartunis Editoral adalah kartunis yang bekerja dan berkarya untuk sebuah media. Biasanya merangkap menjadi bagian design grafis. Ada nama-nama yang saya apresiasi khusus seperti Dwi Koendoro, Wahyu Kokkang, Sudi  Purwono (Non-0), Muhammad Syaifuddin Ifoed (Ifoed Kokkang), Tiyok, Wawan Bastian, Pak Pram, Pak Koesnan Hoesi, dan Djoko Susilo. Aspek keseharian juga dapat menjadi inspirasi yang baik untuk dituangkan dalam sebuah karya. Sebut saja Benny and Mice, membahas keseharian dalam kartun. Kartunis sosial yang saya apresiasi khusus adalah Kamal Nawie (Kartun Rakyat) dari Kota Bharu Kelantan Malaysia. Master kartunis yang bahasa visualnya lugas dan mengena membahas kehidupan kampung, Mohammad Nor Khalit - Lat (kampung Boy). 

Kartunis atlet, saya kategorikan untuk menyebut kartunis yang sering mendapat juara berbagai lomba terutama di tingkat internasional. Ada Sang Master Jitet Koestana pemegang rekor penghargaan kartun terbesar. Ada sahabat karib dari kaki Gunung Merbabu: Nank Ngablak. Dan Edi Dharma dari Rumah Kartun Jambi. 28 Juli 2021 Edi Dharma menjadi narasumber di Siniar Wasril Tanjung pada siaran langsung di kanal Youtubenya. Siapakah Edi Dharma itu? 

Edi Dharma seorang bapak guru yang mendunia. Mengajar seni budaya pada sekolah di Jambi. Saya teringat guru seni SMA saya yang lulusan ISI. Namanya Pak Wahyu, super multitalent yang bisa menggambar sekaligus jago main musik. Bahkan punya sampingan sebagai pemain organ tunggal yang pernah tampil di desa sebelah. Ketika ada tugas menggambar di media ubin keramik. Teman lain menggambar pemandangan dan kaligrafi, saya justru membuat karya yang beda. Repro lukisan menara Eifel dari Affandi yang beraliran ekspresionis. Pada tahap penilaian semua karya dikumpulkan. Lukisan demi lukisan dinilai, begitu mendatangi karya saya Pak Wahyu tersenyum kecut dan berkata: "Gambar opo iki? .....tapi apik". Dari karya ini saya mendapat nilai yang bagus dan sadar bahwa menjadi beda itu perlu. 

Ada kesamaan saya dengan Edi Dharma. Kesukaan pada komik dan menjadi aktivis Majalah Dinding (Mading). Mungkin saat itu komik menjadi barang mewah bagi kami, lebih berharga daripada top up beli skin untuk game daring bagi anak sekarang. Majalah sekolah menjadi media berkarya. Meskipun menjadi tukang gambar di mading masih kalah pamor dibanding dengan pemain band atau pemain basket yang disukai para siswi. Edi Dharma mulai menekuni potensi dirinya dengan berkecimpung di media massa. Menjadi kartunis editorial di TVRI. Hingga bertemu dengan kawan-kawan media dan kartunis tentunya yang memperkenalkan pada luasnya jagad perkartunan. Merasa menjadi orang daerah yang jauh dari hiruk pikuk akhirnya Edi Dharma memilih untuk bergabung komunitas termasuk Gold Pencil di Semarang. Hingga saat ini Edi Dharma menjadi kartunis dari daerah yang layak kita apresiasi, konsistensi berkarya dengan gambar yang memuat isu dengan komunikasi visual yang ciamik. Gambar cerah yang menyenangkan mata, namun menenangkan hati. Semoga misi untuk merangkul generasi muda kartunis Jambi dan sekitarnya dapat terwujud. Karena pada dasarnya orang Indonesia itu lucu-lucu. 

"Kita tidak akan bisa melompatin sebuah jurang kalau tidak dengan langkah yang besar" 
(Edi Dharma, 2021)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kartunis Atlet: Agar Hobimu Dibayar & Potensimu Bisa Melesat Dengan Cepat "

Post a Comment