STMJ Herba Varian Rasa: Revitalisasi Kejayaan Rempah dari Jalanan

            Sejak tahun 2016 secara administratif saya resmi tercatat sebagai warga Kota Malang. Sebelumnya ke Malang hanya untuk kepentingan berwisata dan urusan pekerjaan. Setelah berumah tangga keluarga memutuskan untuk tinggal di Kota Malang, sementara saya sendiri tetap bekerja di Kota Surabaya. Dua kota yang mempunyai banyak cerita dari masa mempertahankan kemerdekaan melawan sekutu sampai perang urat saraf secara turun temurun suporter dua kubu (Bonek vs Arema). Namun ada kebiasaan dari kedua kota yang tidak lekang oleh waktu yaitu cangkrukan. Dari cangkrukan atau nongkrong dapat mempererat persahabatan, itulah gaya diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang dan lapisan masyarakat. Hilangkan segala kebencian dengan duduk bersama dalam satu meja ditemani minuman hangat.

STMJ Pak To Bunul Ksatrian Kota Malang (Dokumentasi Pribadi)

            Nongkrong menjadi salah satu kebiasaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dari Sabang sampai Merauke terdapat kebiasaan berkerumuan pada suatu tempat untuk melepas penat selepas menjalani aktivitas yang padat. Kedai kopi dan teh tarik di Sumatera, angkringan di Jogjakarta, wedangan di Solo dan Warung Kopi (Warkop) yang tersebar di penjuru tempat khususnya wilayah Jawa Timur. Selain teh dan kopi, ada minuman menyehatkan khas Malang yaitu Susu Telur Madu Jahe (STMJ). Merebaknya kopi kekinian tidak bisa mengalahkan tongkrongan di warung STMJ. Minuman tradisional yang telah ada sejak era 70-an yang dipercaya sebagai body healing plus social healing bagi para penikmatnya. Percaya atau tidak, dalam segelas STMJ menjadi media bagi pertukaran informasi, pengetahuan, tradisi, dan seni, bahkan dalam jangka panjang bisa mengubah karakter individu atau kelompok yang saling berjumpa. Minimal terbangun kedekatan (bonding) untuk ‘menabung’ modal sosial yang kekal.

Nusantara memiliki berbagai minuman yang dianggap jamu. Minuman dewasa rahasia kekuatan para lelaki seperti Pasak Bumi, Ma’jun, Jamu Pria Dewasa, Pokak, dan Bandrek. Ada minuman khas yang lebih bisa mantap dinikmati malam hari sebagai minuman penghangat tubuh. Sebut saja Sekoteng, Bajigur, Angsle, Wedang Uwuh, Ronde, hingga jejamuan herbal. Minuman herbal bercampur rempah khas Indonesia. Jamu sebagai etnomedisin rahasia kesehatan masyarakat yang telah diolah dan dikonsumsi secara turun temurun. Sebagai sistem pengetahuan kesehatan yang diketahui dan dipatuhi oleh masyarakat melalui pewarisan tradisi budaya dan berbagai dinamika yang terjadi di dalamnya. Yang natural dengan herbal dianggap lebih sehat dan tidak memasukan racun dari bahan kimia ke dalam tubuh.

Provinsi Jawa Timur khususnya di Kota Surabaya dan Malang banyak kita jumpai warung yang menjual STMJ. Dari lapak sederhana depan pertokoan hingga model ala kafe kekinian. Di Kota Surabaya ada tongkrongan malam yang agak berbeda dan selalu ramai: STMJ Ronde Biliton. Terletak di jalan Biliton dan menjadi tongkrongan alternatif dengan minuman yang terasa jahenya. “Warung STMJ Biliton sudah ada sejak saya masih kuliah...rasanya tidak terlalu amis. Racikan yang pas dan itu salah satu warung STMJ yang legendaris” ungkap Pak Putut, teman sekantor saya yang telah tinggal di Surabaya sejak tahun 80-an. Selain itu ada STMJ Blauran, STMJ Bu Nunuk di daerah Ngagel Rejo, STMJ Kidang Kencono di jalan Kedung Doro yang mempunyai racikan spesial dari baceman kijang (fermentasi anak rusa). Lebih ramai ketika musim hujan karena dipercaya minuman hangat berjahe berkhasiat untuk mencegah masuk angin. Di Surabaya terdapat tiga daerah yang bisa dikatakan sebagai pusat kuliner yaitu Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Genteng dan Kecamatan Dukuh Pakis. Merujuk pada Surabaya dalam Angka tahun 2020 ketiga daerah tersebut memiliki rumah makan terbanyak dibanding wilayah lain di Kota Pahlawan. Lain lagi dengan Kota Malang dan Kota Wisata Batu, warung STMJ tersebar hampir di segala penjuru. Bahkan menjadi ikon kedua kota yang ramai dikunjungi wisatawan lokal berplat L, S dan W (luar kota Malang yang berplat N) di akhir pekan ini. Menjelang masuk Kota Malang di malam hari, kita bisa menjumpai penjual minuman hangat khas STMJ. Susu Telur Madu Jahe. Tersebar luas di hampir sebagian kawasan Kota Malang dan sekitarnya. Ada yang berupa lapak sederhana di pinggir jalan dengan gelaran tikar yang bisa untuk duduk santai. Ada warung model kafe kekinian lengkap dengan hidangan makanan khas anak nongkrong seperti pisang keju, roti bakar dan ketan.

Ada STMJ Cak To yang terletak di Simpang Kesatrian dekat basis militer, tidak heran jika banyak tentara berkunjung ke sana. Saya termasuk pelanggan tetap di warung ini. Penghangat badan ketika pulang kampung setelah bermotor dua jam lebih dari Kota Surabaya. Sekali duduk bisa memakan waktu setidaknya 40 menit. Proses peracikan dengan penuh penghayatan berdurasi kurang lebih 7-10 menit. Terhidang dalam keadaan setengah panas dengan aroma susu segar dan kehangatan penjualnya. Ramah dan serasa minum di rumah saudara sendiri.

Ada juga STMJ Pak Sentot yang berada di daerah Bareng Kulon, sudah buka sejak tahun 70-an, STMJ Sukomulyo, STMJ SOB Ijen, STMJ Aremania Plus Plus di Jalan Trunojoyo dan kedai STMJ Glintung adalah yang paling disukai anak muda di daerah Blimbing. Untuk model kekinian ada aneka rasa dari STMJ di Kawasan Bengawan Solo Kota Malang, kita bisa memilih original, coklat, strawberry, bahkan STMJ rasa blueberry. Kawasan Trunojoyo utara Stasiun Kota sampai utara Lapangan Rampal bisa dikatakan sebagai kawasan kuliner STMJ. Walau banyak kedai STMJ ada pangsa pasar tersendiri dan pelanggan tetap yang telah ‘berjodoh’ dengan racikan dari penjual pilihannya.

Mengapa di Malang banyak tersebar STMJ? Terletak di dataran tinggi membuat orang lebih sering mencari minuman dan makanan hangat. Wilayah yang tidak jauh dari pusat peternakan sapi rakyat dan perkebunan jahe menjadikan STMJ di Kota Malang sedikit berbeda dengan kesegaran yang khas. Susu murni dari perahan sapi tanpa melewati proses penampungan di industri besar adalah rahasia di balik kesegaran segelas STMJ. STMJ adalah minuman ikonik dunia malam terutama di Jawa Timur. Jika kita main ke Salatiga atau Boyolali ada kedai yang hanya menyediakan susu hangat segar dari peternakan. Susu jahe hangat juga menjadi menu favorit di beberapa angkringan atau wedangan, namun lebih banyak yang memakai susu sachet.

Cerita dari Seruas Jahe

Salah satu rempah yang dikenal sebagai penghangat tubuh dan sempat terimbas kabar hoaks masa pandemi bahwa minum jahe dapat menyembuhkan Covid-19. Senasib dengan susu kaleng bergambar beruang yang sempat laris manis hingga langka di pasaran karena disebut menjadi obat Covid-19. Jahe sebagai salah satu jenis empon-empon yang menjadi herbal tradisional secara turun temurun. Saya telah membuktikan keampuhan khasiat jahe, terutama jahe emprit sebagai campuran kopi yang setiap hari saya minum. Badan hangat, pikiran segar dan raga sehat. Menapak tilas kebiasaan orang dahulu dalam menjaga kesehatan. Sebagaimana artikel Dewi Ayu Larasati dalam “Menyimak Pesan Etnomedisine dalam Serat Centhini” nenek moyang kita memanfaatkan alam sekitar untuk menjaga kebugaran. Telah tercatat dalam Serat Centhini bisa dikatakan merupakan dokumentasi pengetahuan jamu tradisional yang pernah lestari di Jawa pada masa silam, seperti yang tertulis pada Jilid VII Tembang Megatruh Kaca 163. “Kapulaga cabe mêrica kêmukus, jongrahab mungsi sêsawi, kulabêt puli sigunggu, randhu jênar lan kêmuning, myang jangkêping êmpon-êmpon” (Kapulaga cabe merica kemukus, jungrahab mungsi biji sesawi, tanaman klabet srigunggu, pohon randu berkulit kuning, untuk melengkapi empon-empon). Nenek moyang kita telah dekat dengan alam secara turun temurun dalam segala aspek kehidupan.

Empon-empon termasuk dalam salah satu bahan untuk meracik obat termasuk bumbu masak yang terbukti mengandung banyak manfaat secara medis. Jahe menyimpan potensi sebagai obat tradisional, saya biasa mencampur jahe tumbuk satu ruas pada segelas kopi. Pernah pasca typus saya menggunakan terapi minum rebusan Temu Lawak campur madu dan terbukti ampuh. Banggalah menjadi orang Indonesia? Biodiversitas kita tiada tanding termasuk urusan bahan herbal. Kekayaan empon-empon kita tertuang dalam Buku Biodiversitas Zingiberaceae Mijen Kota Semarang karangan Lianah (2020). Sebagai salah satu dari 22 jenis empon-empon yang terdiri dari Kencur (Kaempferia galanga L.), Kunci Pepet/Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.), Temu Kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf., Kunyit (Curcuma longa L.), Temu Lawak (Curcuma Zanthorrhiza Roxb.), Temu Giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp.), Temu Mangga (Curcuma mangga Valeton & Zijp.), Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.), Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K.Schum.), Lengkuas Putih (Alpinia malaccensis), Jahe (Zingiber officinale Roscoe), Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe), Bengle (Zingiber montanum (J.Konig) Link ex A.Dietr), Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm), Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex. Sm.), Gondosuli (Hedychium coronarium J.Konig), Tepus (Etlingera solaris (Blume) R.M.Sm), Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm), Kapulaga (Amomum compactum Sol.ex Maton), Wresah (Amomum delbatum Roxb.) dan Pacing (Cheilocostus speciosus (J.Koenig) C.D Specht).

Jika tercatat dalam sejarah terdapat tiga jenis rempah raja: Cendana, Pala dan Cengkeh. Jahe dan Kapulaga adalah empon-empon raja demi sebuah racikan STMJ yang penuh khasiat. Dua bahan tambahan super untuk racikan STMJ. Mungkin setelah ini bisa jadi STMJK (Susu Telur Madu Jahe Kapulaga). Selama tidak lebih dari lima bahan masih aman bagi kesehatan. Menurut peraturan BPOM bahan pembuatan jamu atau minuman herbal tidak boleh lebih dari lima bahan ramuan atas pertimbangan kesehatan. Sedangkan di lapangan tidak sedikit yang mencampur lebih dari itu sebab ada ‘rahasia dapur’ dan selera konsumen yang tidak sama.

Racikan kolaboratif antara susu murni, rebusan jahe, beberapa tetes madu dan campuran telur mentah dari ayam kampung atau bebek. Jadilah STMJ yang terkadang dicampur gingseng agar yang minum bisa menjadi semakin perkasa. Dulu minuman ini identik dengan minuman kaum lelaki dewasa yang diminum setiap malam Jumat. Seiring perkembangan jaman, STMJ menjadi minuman untuk semua kalangan. Bahkan telah diproduksi dalam bentuk bubuk. Praktis tinggal diseduh dengan air panas. Cocok buat oleh-oleh atau sekadar melepas rindu pada kampung halaman bagi para perantau.

Bagi saya, minum STMJ paling enak jika langsung di tempat. Selain mendapatkan rasa yang otentik juga dapat berinteraksi dengan orang baru. Terbukti kuliner dapat menjadi media pemersatu dalam interaksi sosial tanpa membedakan latar belakang penikmatnya. Obrolan santai sambil menikmati aneka camilan dari kacang goreng sampai mlinjo. Mengenai selera orang berbeda beberapa penjual STMJ membuat siasat varian penyajian. Ada Ramuan super telur 3, ramuan telur 2, ramuan telur 1, STMJ super telur 3, STMJ telur 2, STMJ telur 2, Jahe super telur 3, Jahe telur 2, jahe telur 1, dan wedang jahe. Ada STMJ ‘oplosan’ yang dicampur dengan ma’jun dan jintan. Agar terlihat kekinian beberapa penjual melakukan eksperimen yang menggaet pembeli milenial dengan membuat STMJ coklat, kopi dan aneka pilihan rasa.

            Kadang saya berpikir keras, apa yang dicari orang hingga setiap malam minum STMJ? Jika berniat minum susu bisa masuk supermarket atau susu fermentasi. Kesegaran susu yang langsung diambil dari peternakan adalah kuncinya. Termasuk rahasia pemikat dari segelas STMJ yang membuat pelanggan bisa kembali setiap malam adalah racikan campuran termasuk rempah-rempah. Rempah dan racikan minumannya adalah folk medicine yang sangat berharga. STMJ itu jamu sehat jalanan sebagai suplemen sehat agar bugar menjalankan aktivitas. Saya membuat kategori STMJ berdasar racikan pelengkapnya: STMJ nuansa Timur Tengah dengan habatus saudah dan STMJ nuansa Korea dengan gingseng cairnya. Tulisan ini dapat mengingatkan kita bersama bahwa kita bisa napak tilas kejayaan rempah dengan STMJ nuansa nusantara yang tidak kalah rasa dan khasiat kesehatannya. Sebuah karya tulis dalam upaya rekontruksi dan revitalisasi sebagai penggalian kembali potensi untuk kekayaan dan kesejahteraan bersama yang lestari. Semoga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat agar terlibat aktif dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya terutama kejayaan sebagai modal mensejahterakan kehidupan jasmani dan rohani masyarakat.

Racikan Rempah: STM JaGaCewekManis

STMJ adalah representasi dari kerukunan dan solidaritas untuk berkumpul dalam iklim sehat yang penuh kehangatan. Bukan sekadar nongkrong semata, namun ada rasa kebersamaan dalam interaksi antara peracik dengan konsumen, interaksi antar konsumen dan kedekatan manusia dengan alam. Pandemi Covid-19 berpengaruh pada peningkatan kesadaran masyarakat pada kesehatan. Apotek menjadi tempat yang banyak antrian selain rumah sakit. Berlomba-lomba orang meningkatkan kesehatan dan imunitas dengan rajin minum obat, vitamin dan berolahraga. Kita tidak boleh melupakan bahwa alam menyediakan apapun untuk kehidupan, termasuk bahan-bahan penunjang sehat. Pandemi Covid-19 memberi peluang dan tantangan bagi kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam. STMJ Herba Varian Rasa merupakan pengembangan dunia gastronomi yang menawarkan minuman sehat berbasis rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah momentum yang jitu di era pandemi.

STMJ adalah ‘pelarian’ untuk ketenangan batin. Rasa pedas dari jahe dipadu gurih telur dan manisnya susu sapi perah memberi sensasi yang naturalistik. Kebersamaan di kedai STMJ dari lesehan di trotoar sampai meja kafe kekinian adalah sensasi personalistik. Satu gelas STMJ bisa diramu sampai 10 menit karena membutuhkan kepekaan dan kecepatan adukan. Agar rasa amis telur ayam atau telur bebek tak terasa. STMJ merupakan sebuah kenyamanan diri dan sebagai pewarisan konsep sehat antar generasi. Bahan campuran lain seperti gingseng, Ma’jun, Jintan, ramuan kopi dan campuran rempah adalah pilihan dan variasi rasa.  

Jenis rempah yang terkenal dari nusantara terdiri dari Jahe,  Lengkuas atau laos, Kunyit atau kunir,  Kencur, Pala,  Andaliman, Temu kunci, Kemiri, Ketumbar, Merica atau Lada, Kluwek, Kapulaga, Daun Salam, Serai, dan Asam Jawa. Selain jahe, STMJ dapat dipadupadankan dengan racikan rempah Kapulaga, Cengkeh dan Kayu Manis. Kita bisa membuat STMJ rempah sendiri dengan 2 ruas jahe. Dibakar, dikupas dan geprek, sejumput (atau 2-3 buah) cengkeh bubuk, sejumput (atau 2-3 buah) kapulaga bubuk, 1 buah Kayu manis dan Pala utuh.

Penjual STMJ adalah acaraki masa kini. Acaraki atau peracik jamu telah ada secara turun temurun. Seperti nenek dari istri saya yang menjadi peracik jamu cukup terkenal di selatan  kawasan Comboran Kota Malang. Sayangnya belum ada pembukuan dan pencatatan resep ramuan yang terukur dalam arsip yang komprehensif. Karena pada waktu peracikan dilakukan hanya mengandalkan perasaan (feeling) sebagai insting alamiah tanpa perlu pengukuran lebih baku. Ketrampilan khusus yang diturunkan secara turun temurun.

“STMJ rempah racik adalah kumpulan rempah berkualitas di jadikan satu sehingga menghasilkan STMJ rempah yg menyehatkan tubuh. Rempah yang dibersihkan di goreng secara manual dengan bahan bakar kayu sehingga menghasilkan aroma yg harum rempah itu di antaranya jahe merah,kapulaga,kayu manis dan cengkeh” sebuah kalimat promo penjual STMJ varian rempah di salah satu marketplace. Penjualannya tidak kalah laris dengan warung STMJ di pinggir jalan. Terbukti rempah mulai diminati oleh masyarakat dalam era digital.

Saya menawarkan ide tentang STM JAGACewekManis adalah kepanjangan dari Susu Telur Madu Jahe Kapulaga Cengkeh dan Kayu Manis. Artinya STMJ yang biasanya kita minum dapat disatukan dengan pilihan rempah seperti Kapulaga, Cengkeh dan Kayu Manis. Tergantung selera dan kebutuhan. Selain untuk kesehatan juga bisa menjadi pengingat kita semua bahwa rempah Indonesia itu kaya. Berkhasiat sebagai obat, alami tanpa harus memasukan ‘racun’ ke dalam tubuh. Harapannya melalui inovasi pilihan ragam racikan STMJ tersebut dapat merekontruksi pola pikir khususnya generasi milenial bahwa STMJ itu minuman menyehatkan yang sarat akan makna sejarah perjalanan bangsa.

STMJ selera nusantara merupakan upaya revitalisasi nilai budaya rempah dan bagaimana memanfaatkannya pada masa kini dan masa depan. Kita berharap melalui rempah lahir berbagai kreativitas dan inovasi yang pada akhirnya akan menghadirkan kembali kejayaan masa lalu bangsa Indonesia pada masa sekarang dan mendatang.

Sebuah warung STMJ seperti STMJ Pak To di Kota Malang menjadi area saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan budaya. Segelas STMJ hangat menjelma sebagai ruang silaturahmi antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya yang mempertemukan berbagai ide, konsep, gagasan, dan praksis. Kesehatan adalah ‘harta’ hidup yang paling berharga. Leluhur kita telah menerapkan beragam cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Herbal dan rempah adalah bentuk upaya untuk menjadi napak tilas rahasia kebugaran nenek moyang di masa lampau. Generasi penerus harus memperhatikan itu.

Akhrnya pada akhir tulisan saya dengan sedikit merayakan kebangkitan rempah dari segelas STMJ. Rempah memperkaya budaya kuliner nusantara, STMJ untuk kesehatan lahir dan batin terutama sejak pandemi Covid-19 melanda. STMJ bukan sekadar minuman suplemen untuk kegarangan seksual dalam aspek reproduksi tapi ada nilai kebersamaan yang tidak pernah lekang dari jalanan. Mari kita kenang dan napak tilas masa lalu, masa emas rempah untuk masa depan Indonesia yang lebih sehat dan hebat. Masyarakat sehat, bangsa bermartabat dan rempah melengkapi apa yang secara adiluhung telah ada.

Referensi

Lianah (2020) Biodiversitas Zingiberaceae Mijen Kota Semarang: Edisi Revisi 2020. Jogjakarta: Penerbit Deepublish.

https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/jalur-rempah-memuliakan-masa-lalu-untuk-kesejahteraan-masa-depan/ (diakses pada 18 Agustus 2021)

https://www.harianbhirawa.co.id/menyimak-pesan-etnomedisine-dalam-serat-centhini/ (diakses pada 2 Agustus 2021)

Wawancara dengan Drs. Putut A.D di Surabaya pada 10 September 2021 



Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Penulisan 
dan.....Aku Kalah :) 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "STMJ Herba Varian Rasa: Revitalisasi Kejayaan Rempah dari Jalanan"

Post a Comment