Tagih dan kirim uang dari pelanggan bisa pakai BukuWarung (Cerita Seorang Guru Lukis)

“Sore Pak saya mau menanyakan tagihan untuk kelas lukis adek minggu kemarin” Tanya salah satu orang tua siswa. Dengan tergopoh-gopoh saya langsung berusaha mengingat dan mencatat kelas yang telah berjalan. Berkah pandemi, awal tahun 2021 tiba-tiba ada orang tua yang ingin anaknya diajari menggambar untuk persiapan tes masuk jurusan desain. Les privat tanpa manajer semua diatur sendiri. Dari jadwal sampai penagihan semua saya atasi sendiri. 

Dengan ilmu mengingat dan catatan kecil dari aplikasi pencatat di ponsel akhirnya invoice saya bentuknya apa adanya saya ajukan. Tidak lama setelah itu. Klunting..ada sejumlah uang di rekening mendarat dengan sempurna. Lumayan buat tambahan makan di hari-hari sulit selama pandemi. 




Saat itu saya belum tahu jika ada sistem canggih. Kita bisa mengatur pengingat tagihan lewat pesan otomatis saat jatuh tempo. Termasuk tagihan biaya les lukis. Satu kali pertemuan (KBM) selama 90 menit saya kenakan harga Rp 150.000; Mengingat antusias dari peserta didik yang berhasrat tinggi agar bisa kuliah di jurusan desain kadang kegiatan belajar berjalan di luar jam kesepakatan. Lebih berapapun saya anggap 90 menit. 

Tagihan saya kirim via WA dengan totalan seadanya. Semua berawal dari kesukaan mengajar dan TRUST. Lain dengan pendapat orang tuanya, yang menuntut lebih profesional. Dari masalah durasi waktu sampai penagihan. Bagi saya pribadi yang penting bisa berbagi ilmu itu koentji, bayaran adalah bonusnya. Pada hari pengumuman penerimaan mahasiswa baru, puji syukur anak didik saya diterima di jurusan desain yang dia inginkan. Orang tuanya sangat mengapresiasi dan berterima kasih. Itulah kebanggaan seorang pendidik khususnya pengajar les privat lukis seperti saya. 

Hal yang sama juga ketika pengalaman penagihan order ilustrasi. Ada sebuah perusahaan yang minta dibuatkan informasi untuk kepentingan komunikasi bisnis dan penyuluhan kepada masyarakat. Setelah menerima DP saya kerjakan dengan tepat waktu. Hingga akhirnya diminta mengirimkan invoice untuk pembayaran honor sisa. Saya sendiri saat itu belum tahu apa itu invoice. Setelah mencari contoh di internet akhirnya saya kirimkan sebuah nota dengan buatan editan seadanya. 

Apa guna invoice itu? Tentunya untuk media penagihan yang terlihat profesional. Apalagi jika dibuat dengan menarik. Invoice itu meningkatkan reputasi atas branding. Sebab invoice yang keren dan profesional berpengaruh pada  keberlanjutan bisnis. Penggunaan invoice agar bisnis tetap eksis. 

Kini telah hadir aplikasi gokil untuk mengembangkan bisnis kita. Kita dapat melakukan Pembayaran Digital BukuWarung termasuk Invoice dengan Aplikasi BukuWarung. Menawarkan fitur terbaik untuk memaksimalkan usaha. Ada pengaturan nota, pengingat, kartu nama, jualan pulsa hingga aneka pembayaran.  Kita bisa mempunyai pengingat digital. Fitur penagihan otomatis dengan chat dengan bentuk elegan. Itulah digitalisasi berbisnis. Proses digital yang serba cepat dan lintas batas. Utang pelanggan dibayar 3x lebih cepat. Fitur pembayaran yang aman dan didukung oleh partner terlisensi Bank Indonesia, jadi soal legalitas pasti terjamin. 


Usaha apapun dapat teratasi dengan teknologi. Kita tidak butuh lagi buku besar segedhe gaban yang rawan hilang. Bisa rusak termakan rayap atau hancur akibat banjir. Ada pencatatan otomatis transaksi di pembukuan. Melalui BukuWarung transaksi yang berhasil akan tercatat otomatis pada riwayat pembayaran dan transaksi. Tidak perlu catat ulang karena semua sudah teratasi serba digital. Pencatatan penagihan dan pengiriman otomatis saat jatuh tempo beserta link pembayarannya. Praktis dan mudah. Kepercayaan dalam berbisnis patut didukung juga dengan teknologi digital yang terpercaya. Intinya seniman juga harus paham tentang manajemen keuangan. 

#UntungPakaiBukuWarung




Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Tagih dan kirim uang dari pelanggan bisa pakai BukuWarung (Cerita Seorang Guru Lukis) "