Gojekan Kartun Lintas Jaman

When one is able to laugh at the natives’s jokes, one has internalised local norms about correct and incorrect contextualisation. This indicates thet one has understood a great deal” 
(Mary Douglas, 1921-2007) 

Pesona Humor 70-an


Kartun Indonesia tidak bisa dilepaskan dari media massa. Terutama majalah dan koran sebagai alat ekspresi sekaligus ladang rejeki. Kartunis kontributor mengisi ruang kosong pembaca dengan humor yang mencerahkan. Humor cerdas nan jenaka dari goresan tangan yang tidak biasa. 
Tahun 2020 awal ketika kantor sebelah akan berpindah. Meninggalkan barang-barang sisa begitu saja. Bagi saya seperti menemukan ‘harta karun’. Tumpukan Majalah Intisari edisi tahun 70-an. Iseng-iseng saya buka dan baca. Begitu luar biasa kartunis kala itu. Produktivitas tinggi dan penggunaan gambar manual marak sebagai sarana pariwara cetak. Kartun tidak bisa lepas dari periklanan, bahkan ada komik 3 panel yang beriklan obat sakit kulit. 

Tahun 70-an ada kartunis berinisial Hugo dengan figus khas yang tanpa sepatu. Langsung terusan celana sampai telapak kaki. Priyono, Sik, Gothak, Fx Shar, sin, Bordin, An Rosyid (kartun sebuah mobil dengan seekor anjing di atas kap), Wizy, mas bodi 75, agus, harry x, Sar’ang, Libra, Eko dan lain-lain. 
Karya FX.Shar  (Sumber: Intisari Januari 1976) 

Kartun humor di media menjadi oase tersendiri bagi para pembacanya. Kartun humor dapat kita lihat tidak hanya sekadar gambar kiriman dari tukang gambarnya. Kartun humor dapat menjadi sarana kontemplatif. Artinya melalui kartun humor dapat membuat orang tersenyum dan merenung. Dapat menuntun pembaca untuk tertawa lepas. Kartun humor tidak hanya sekadar gambar visual, tetapi ada aspek intrinsik yang dapat kita telisik lebih jauh melalui goresan dan tema ideologis yang disampaikan oleh Sang Kartunis. 
 

Karya An. Rosyid  (Sumber: Intisari Januari 1976)

Kartunis yang konsisten pada ‘jalan ninja’ dan goresan hidupnya. Termasuk teknik menampilkan humor. Ada juga cerita kala berat badan berlebih membuat tidak sehat. Untuk timbang badan perlu siasat. Sebuah karya kartun menggambarkan seorang yang sedang menimbang badan. Tentunya tidak dengan cara biasa. Kaki dinaikan dan tangan yang berfungsi menapaki pijakan timbangan. Karakter sederhana namun dengan goresan yang kuat dari inisial Hugo pada halaman 8 Majalah Intisari Edisi Juli 1975. 

 

Karya Hugo (Sumber: Intisari Januari 1976) 

Ada humor satir, pada Intisari edisi Januari 1976 halaman 20. Seorang publik figur yang sedang pidato. Orang aslinya bepidato di bawah podium sementara yang bisa dilihat khalayak adalah boneka tiruan atau avatarnya. Tak lupa segelas kopi atau bisa jadi teh tersaji di samping publik figur itu. 
Tulisan ini secara khusus membahas sisi kekaryaan tiga inisial yang mendapat secara khusus saya apresiasi: Fx Shar, An Rosyid dan Hugo. Tiga ulasan gambar di atas menjadi awal apresiasi saya terhadap karya klasik kartun tanah air. Gojek kere ala FX Subro adalah manifestasi bagaimana sebuah proses kekaryaan pada dasarnya tak lekang oleh ruang dan waktu. FX Subro berkarya secara konsisten melintasi jaman yang kian berubah. Dari era trio kartunis 70-an hingga era kartun berbasis media sosial. 
 

Kartun Karya Subro (Sumber: Dokumentasi dari Whatsapp Grup)


FX Subro namanya. Seorang kartunis senior yang turut mewarnai dunia perkartunan di media massa sejak tahun 1970-an sampai hari ini. Kartunis lintas jaman mengajarkan kita bahwa produktivitas dengan kualitas kerja terbaik merupakan buah dari ketekunan dan fokus yang intensif. Menjadi kartunis itu tidak mudah. Kita bisa membuat orang tertawa sementara kartunisnya sendiri berusaha menyembunyikan kepedihan hatinya. Gojek Kere menertawakan segala hal tidak hanya tentang kondisi serba kekurangan. Sebagaimana jalan berkesenian dari proses seorang kartunis, segala hal bisa dikartunkan. Perbedaan, gesekan, potensi konflik di masyarakat, perubahan sosial, gaya hidup, etnisitas sampai urusan bunuh diri menjadi tema kartunis lintas waktu. Humor itu seperti udara, akan selalu ada sampai kapan pun juga. Karena humor itu sui generis (self-producing) dan kartun itu salah satu wadahnya.  


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gojekan Kartun Lintas Jaman "

Post a Comment