Kopi dan Bola Voli: Inspirasi Perempuan Tangguh Manggarai

          “Itu anak saya kemarin barusan minta uang buat beli ini itu, laptop katanya..padahal sudah saya              kirim uang hasil panen kopi. Tak mau tahu dia kalau ibunya ini bagaimana di rumah”

Cerita Mama Etha sekaligus curhat tipis-tipis kepada saya di depan rumahnya. Sebuah rumah sederhana yang dekat Bukit Maria Desa Watu Lanur Kecamatan Poco Ranaka Kabupaten Manggarai Timur. Sambil menjemur kopi dan memilih biji kopi, beliau banyak bercerita kuliah anaknya. Perjuangan keras sejak pagi harus naik turun bukit menuju kebun kopi yang letaknya cukup jauh dari rumah, terlebih saat musim panen kopi. Kedatangan saya untuk kedua kalinya di Watu Lanur ini untuk kegiatan pengabdian masyarakat. Setiap pagi tidak lupa jalan-jalan untuk menyapa warga, melihat aktivitas kesehariannya sembari mencari sinyal di daerah tinggi dekat kapela.

Foto 1 Menghabiskan sore dengan bermain bola voli ala Perempuan Manggarai
 (Dokumentasi pribadi – Watu Lanur Juli 2022)


Pernah saya bertanya pada salah satu ibu: “Apakah di sini ada kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?”. Jawaban yang saya dengar cukup fantastis. “Oh mana mungkin berani sama kita, lihat saja kegiatan sore nanti”. Bayangan saya para ibu mungkin berlatih bela diri. Ternyata tidak. Hal menarik yang saya temukan adalah semangat kebersamaan dan senantiasa menjaga kesehatan dengan rajin berolah raga. Bermain voli di sore hari di tanah kosong sekitar rumah. Jika laki-laki menyukai bola kaki (sebutan untuk sepak bola) sampai ada pertandingan liga kampung (tarkam/tarung antar kampung), sementara para Ibu bermain voli selepas melakukan rutinitas domestik. Pokoknya jika laki-laki berulah pilih di smash atau dihempas. Begitu kira-kira argumen saya setelah tahu kebiasaan main voli ibu-ibu Manggarai.

Foto 2.  Salam olahraga dan Healing sore  
(Dokumentasi pribadi – Watu Lanur September 2022)

     Ada persamaan ketangguhan perempuan Manggarai dengan perempuan Madura. Teringat pada 2014 silam saya menulis artikel berjudul “Perempuan dan Otonomi Ekonomi: Analisis Sosok Perempuan Pesisir dalam Pemberdayaan Ekonomi. Masyarakat Desa Tanjung Kecamatan Sampang Kabupaten Madura” yang diterbitkan Jurnal BioKultur Universitas Airlangga. Perempuan Madura secara umum dan pekerjaannya dalam aktivitas ekonomi keluarga. Perempuan Madura mempunyai tipe orientasi dalam kehidupannya tidak hanya sebagai pelengkap kaum pria, tetapi mereka menjadi bagian dalam keberlangsungan kehidupan ekonomi keluarga. Terdapat dualitas dalam kehidupan masyarakat pesisir terkait pembagian ranah kerja, pria sebagai penguasa laut sedangkan perempuan menjadi penguasa darat terutama dalam hal ekonomi. Pengambilan keputusan dalam ekonomi dipegang oleh perempuan Madura terutama pada masyarakat pesisir peran perempuan Madura dalam pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat pesisir terkait budaya kerja dan kepemimpinan berbasis gender.

Foto 3. Ibu Penjual ikan di Jalan Desa Tanjung Perbatasan Kabupaten Sampang dengan Kabupaten Pamekasan Madura (Dokumentasi pribadi difoto dengan hp nokia E51 pada tahun 2010)

Mengingat potensi lokal berbasis budaya kemandirian perempuan Madura dan Manggarai. Negara hadir dalam intervensi atau program ekonomi rumah tangga meliputi ketahanan, pengembangan, penguatan, kemandirian dan penyelamatan. Kemandirian itu usaha mencukupi kebutuhan dasar rumah tangga secara mandiri dimana setiap rumah tangga memiliki sumber penghasilan tetap yang dapat memenuhi kebutuhannya. Hari ini peran perempuan dimana saja seharusnya tidak lagi sekadar cangking (rencang wingking/teman urusan dapur) yang berkutat pada sektor domestik. Jika bermimpi pengarusutamaan gender, maka perempuan perlu lebih mandiri dan kompetitif. Perempuan perlu meningkatan posisis tawar agar terhindar dari ketidakadilan gender termasuk menjadi korban tindak kekerasan. Perempuan juga berhak memiliki kesempatan yang sama sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki.

Akhir kata, menjadi perempuan adalah menjadi empuan, puan, nyonya yang secara etimologi berarti mempunyai kuasa. Tangguh, digdaya dan mandiri tidak sekadar WANI di TAta (harus banyak diatur). Perlu dicatat, mandiri bukan berarti lepas kendali. Namun masih bersinergi aktif dengan suami selaku kepala keluarga. Seperti perempuan Madura pesisir berperan sebagai tenaga pemasaran, sekaligus bagian keuangan yang menentukan urat nadi ekonomi keluarga. Demikian juga di Manggarai Timur, perempuan menjadi sistem pendukung aktivitas laki-laki dalam pertanian kopi untuk aktivitas perawatan rutin hingga panen, pasca panen hingga pemasaran. Sebab ke Manggarai Nusa Tenggara Timur belum lengkap tanpa menikmati segelas kopi biji kecil yang bercita rasa besar. Semua kenikmatan itu tak lepas dari campur tangan perempuan sehat yang rajin voli di sore hari.[]



Tulisan partisipasi dalam karya tulis perempuan tema Inspirasi Perempuan Indonesia 

oleh Harian Kompas dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kopi dan Bola Voli: Inspirasi Perempuan Tangguh Manggarai"

Post a Comment