Ekspresi Kata Butuh Kebakuan: Refleksi Lomba Blog Nodi

11 Februari 2019 menjadi hari yang ditunggu para blogger yang ikut dalam Kompetisi Blog Nodi. Lomba ini diikuti oleh 438 peserta kompetisi dari berbagai daerah. Bertajuk "Bangga Menjadi Narablog pada Era Digital" menceritakan pengalaman paling berkesan dalam dunia tulis menulis. Dalam lomba kali ini saya turut berpartisipasi dengan mengirimkan tulisan yang berjudul: Mengarang Indah Jadi Berkah. Tidak disangka tulisan tentang pengalaman bedah buku perdana dan menjadi juara ketiga lomba Blog Pendidikan Keluarga ini menjadi Juara Favorit dan masuk dalam urutan 30 dari 438 partisipan. 
Bahasa Indonesia Baik dan Benar 
Kompetisi Blog Nodi menghadirkan dewan juri yang handal terdiri dari Joe Candra, Khisna Pabichara dan Nabilla DP. Ketiganya adalah tokoh penting dalam jagad narablog dan kepenulisan di tanah air. Ada hal yang menarik dan menjadi nilai plus dalam kompetisi kali ini. Penilaian juri dan komentarnya langsung disuguhkan secara transparan kepada khalayak. Dalam kesibukannya Adhi Nugroho masih menyempatkan diri mengirim email kepada 30 perserta yang masuk dalam juara pada semua kategori. Berisi tanggapan dari juri tentang tulisan yang dilombakan. Sebagai masukan yang sangat berarti. 
Masukan Khrisna Pabichara 
Berikut adalah isi 'surat cinta' dari salah satu dewan juri yang masuk ke email saya:

Khrisna Pabichara bilang,

“Termasuk dalam jajaran tulisan yang saya suka. Dengan gamblang, penulis mengisahkan kiprahnya di dunia literasi, perasaannya tatkala peluncuran buku perdana, dan apa saja yang telah diraihnya. Inspiratif. Penulis juga berhasil mengemas gagasannya dengan baik, sekalipun masih ada kekurangan mendasar di sana-sini. Kekurangan tersebut lebih condong pada kebiasaan penulis dalam memilih kata baku-takbaku seperti pada penggunaan kata ijin. Selain itu, terdapat beberapa kalimat yang tidak utuh. Contoh: Menulis untuk dijadikan bisnis itu sah. Tapi ingat situasi dan kebutuhan disekitar. Kalimat ini seharusnya: Menulis untuk dijadikan bisnis itu sah, tetapi ingat situasi dan kebutuhan di sekitar. Itu baru penulisan, belum mempertanyakan gagasan dari kalimat tersebut. Misalnya, mengapa mesti memperhatikan situasi dan kebutuhan sekitar? Siapa yang dimaksud dengan "di sekitar" itu? Di sinilah pentingnya mengonstruksi gagasan sebelum dan setelah dituangkan ke dalam kalimat. Salam takzim."

Itu sebuah masukan yang sangat berarti bagi saya. Menulis tidak semudah membalikan telapak tangan. Seperti halnya memancing butuh pemahaman penuh atas teknik. Bedanya menulis butuh kemampuan dalam menyusun kata dengan harus memperhatikan kaidah bahasa secara baik dan benar. 

Blogger Nodi merupakan contoh blogger yang mau berbagi kepada narablog atau blogger pemula. Pada era digital saat dunia tulis menulis dan literasi mengalami pergeseran format, terbukti blog masih menjadi media yang masih digemari khalayak. Meskipun gaungnya tidak seperti menjadi vlogger atau aktif unggah video dengan channel youtube. Narablog masih mempunyai tempat di hati masyarakat dan banyak blogger masih secara konsisten rajin menulis. 

Blogger Muda Berprestasi 
Pepatah bilang, “Belajar layaknya mendayung ke hulu. Jika tidak maju, sama dengan terhanyut ke bawah." Itulah kalimat ampuh yang disampaikan oleh Adhi Nugroho dalam korespondensi dengan saya. Dunia menggambar saya terinspirasi dari Anton Nugroho (ilustrator Majalah Intisari era 90-an), sebagai narablog saya terinspirasi menulis secara konsisten oleh Adhi Nugroho. 

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Ekspresi Kata Butuh Kebakuan: Refleksi Lomba Blog Nodi "

  1. Wah mantab kak, smg makin semangat ngeblognya yah, btw karikaturnya keren hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin..terima kasih Mas Joe Candra, karikatur wajahnya harap ditunggu ya (maklum penggambar yang moody).

      Delete
  2. Tulisan yang apik. Senaang bisa membacanya. Akan tetapi, kenapa "surat cinta" saya dipajang, ya? Hahaha. Saya juga suka karikatur wajah saya. Berasa lebih ganteng. Kapan-kapan bolehlah saya minta. Terima kasih, Kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Mas Khrisna..Surat Cintanya memang sengaja saya cantumin sebagai pembelajaran untuk semua. Kelihatan keren seperti tanggapan dalam cover film yang lolos piala oscar lengkap dengan bintang limanya. Salam dan terima kasih atas responnya.

      Delete