Buku dan Jati Diri Keluarga: Tafsir Kartun Literasi

Buku masuk rumah, keluarga jadi cerdas. Standar kecerdasan tidak melulu bertumpu pada nilai raport tidak hanya karena IQ saja. Ada empati dan kepekaan sosial menjadi nilai lebih. Konsep Multiple Intelegence (MI) Howard Garner merekomendasikan bahwa semua anak harus diperlakukan sebagai sumber daya manusia yang cerdas, semua bisa dicari dengan memperhatikan kapasitas anak. Membaca dan menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan jika terjadi terjadi pembiasaan yang dalam keseharian dalam rumah. Tentunya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak-anak. Sebagaimana gambar karya Mahnaz Yazdani kartunis dari Iran yang menggambarkan bagaimana sebuah buku dapat menjadi ruang imajinasi dan pencerahan bagi anak. 


world book day / Artist: Mahnaz Yazdani | Iran


Membaca dapat meningkatkan kecerdasan. Secara umum merujuk Prof Stenberg dalam bukunya Understanding Human Behaviour (1989) terdapat tiga bentuk kecerdasan yaitu kecerdasan analitis, kecerdasan kreatif dan kecerdasan kontekstual. Kebiasan membaca buku yang baik dan konsisten diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis permasalahan sekaligus berupaya mencari solusi yang menjadi prioritas, kemampuan mengembangkan kreatifitas dan kemampuan menangkap berbagai makna dan pelajaran dari fenomena sehari-hari. Itulah pentingnya membaca beragam buku, kita berhak memilah dan memilih ragam bacaan. Mana yang diperlukan dan mana yang dirasa membawa manfaat. Sebagaimana gambar karya Emad Salehi kartunis dari Iran yang dengan cerdas menggambarkan bagaimana kebutuhan akan wacana dianalogikan seperti orang yang sedang belanja di Supermarket. 


Belanja Wacana / Artist: Emad Salehi-Iran)

Nalar dan rasional  merupakan manifestasi dari kebiasaan membaca. Kemampuan menangkap kata kunci, merangkai ide dan menuangkan kedalam tulisan melalui proses panjang. Saya mengistilahkan sebagai kontemplas literatif. Nalar secara kritis dan rasional ilmiah menjadi tonggak dalam keberhasilan sebuah gerakan literasi. Kepekaan hati dan kemampuan memahami wacana dari lubuk sanubari menjadi poin lebih dalam tingkat kedewasaan literatif. Sebagaimana kartunis Bahram Ajmandnia dari Iran menggambarkan bagaimana seseorang yang bisa masuk kedalam alam wanama. Membaca kisah sedih sampai meneteskan air mata dan tokoh dalam buku tersebut sampai kerepotan harus mencuci baju setelah menerima luapan emosi dari pembacanya. Gambar ini menurut saya sangat kocak dan mengandung humor yang tidak biasa. 

Sampai Basah  ( Artist: Bahram Arjmandnia | Iran)

Membaca untuk motivasi. Membaca dapat menjadi kekuatan eksternal yang mendorong kreatifitas. Buku motivasi hidup bisa dari biografi orang kreatif yang inspiratif. Dapat menjadi teladan untuk merangsang kreatifitas dan karakter anak. Anak ibarat kertas kosong yang dibentuk melalui pola asuh dalam keluarga. Keluarga literatif yang membiasakan kegiatan membaca, menulis dan belajar peduli dengan sesama merupakan manifestasi dari Budaya Literasi Keluarga (BuLiKe). Keluarga yang mampu menciptakan anak-anak sebagai generasi penerus yang cerdas dan berdayaguna. Bagaimana kontribusi sebuah buku dan aktivitas literasi? lewat goresan karya yang cerdas, kartunis Mahboubeh Pakdel dari Iran menggambarkan lewat sekumpulan semut dan sebuah buku. Semut jadi sarjana begitu saya menafsirkan. Semut merupakan representasi hewan yang peka dan memiliki solidaritas yang tinggi. Ketekunan semut dapat dijadikan contoh untuk menggagas ketekunan dalam lingkungan keluarga yang berjati diri literasi. 

Sarjana Semut (Book / Artist: Mahboubeh Pakdel-Iran)
Kemampuan literasi adalah dasar untuk dalam pola asuh anak di keluarga. Diharapkan dapat mencetak generasi muda yang unggul dalam beragam bidang. Perlunya sebuah keluarga menyediakan buku berkualitas dalam rumah. Inilah satu upaya kongkret dalam meningkatkan literasi masyarakat. Menyediakan bacaan yang menarik bagi anak menjadi salah satu cara agar anak akrab dengan buku. Hal ini juga berlaku untuk semua anggota keluarga. Penataan ruang dalam rumah menyisakan satu kawasan untuk kebutuhan literasi. Bisa pula menyediakan rak khusus untuk bacaan keluarga. Untuk menjadi harta yang berharga bagi pengembangan wawasan dalam keluarga. Sebagaimana karya Gurbuz Dogan Eksioglu dari Turki yang menggambarkan tingkat kerawanan dan kerentanan dari sebuah buku. Buku perlu mendapat perhatian dalam rumah dari keberadaan hingga keberlanjutan kebiasaan membaca. Saya merekomendasikan perlunya satu rumah satu rak buku sebagai langkah awal gerakan literasi dari dalam rumah. 

Buku yang retak ( Artist: Gurbuz Dogan Eksioglu | Turkey)
Literasi tidak hanya dimaknai secara sempit sekadar kemampuan membaca dan menulis. Membaca keadaan dan menerjemahkan fenomena dengan didasarkan pada kepekaan sosial juga menjadi hal yang utama. Melalui kompetisi akademik yang diraih dalam ranah sosiokultural. Jadikan buku dan kebiasaan menulis menjadi jati diri keluarga dari rumah kita masing-masing. Salam literasi.

Sumber gambar: irancartoon.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buku dan Jati Diri Keluarga: Tafsir Kartun Literasi"

Post a Comment