Melintasi Gunung-gunung dengan Citilink Surabaya-Lombok (Blakraan ke Lombok bagian 3)

Dari gunung saya melihat langit, dari langit saya melihat gunung. Bagaimana saat pesawat melintasi area yang terhampar pegunungan indah?. Perjalanan udara perdana dari Surabaya menuju Lombok. Sesaat ketika lepas landas, pesawat langsung lurus gaspol menuju timur. Membentangkan sayap di atas laut sisi utara pulau Jawa bagian timur hingga pulau Bali. Melintasi hamparan gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra (yang turut sampah). 

Gunung Agung (3031 mdpl)
April 2019 saya telah merasakan terbang bersama citilink yang berbiaya lebih hemat, serba ijo dan banyak fasilitas seperti koran gratis dan voucher dari tiket.com sebesar 150 ribu.  Awal oktober 2019 saya terbang kembali bersama Mbak Siti (sebutan genit untuk maskapai berwarna hijau ini), terbang pagi menuju Lombok dalam rangka blakraan untuk penelitian awal masyarakat nelayan di Lombok Timur. 


Sisi Timur Juanda
Ekonomi QG-670 siap menuju Lombok 


Jika maskapai lain kursi dapat kita pilih dengan bebas pada saat check in online yang berlaku 12 jam sebelum penerbangan. Mbak Siti tidak memberlakukan pemilihan kursi secara gratis. Ada kursi berbayar yang dapat dipesan khusus untuk kursi dekat jendela dan pada sisi tertentu. Harganya berkisar mulai 60 ribu sampai ratusan ribu. Tentu saja bagi saya sebagai tukang sarapan nasi bungkus di warkop Rungkut, harga segitu mending untuk makan. Urusan kursi kita harus menerima apa kata 'panitia' check in dan otomatis kursi tertera. Beruntung jika mendapat huruf A atau F. Itu kursi paling menarik menikmati pemandangan langit. Pada penerbangan kali ini, sebenarnya saya telah check in online dan mendapat kursi di bagian C. Bagian tengah yang enak hanya untuk tidur. Ternyata kenyataan yang penuh keberuntungan berkata lain. Beberapa menit sebelum lepas landas, mbak Pramugari selaku kru Mbak Siti menyuruh kami untuk pindah ke belakang. Pilih kursi bebas. Akhirnya dengan antusias saya memilih kursi dekat jendela yang tidak jauh dari sayap. 


Ngopi di ketinggian 30 ribu kaki

Menggunakan pesawat jenis Airbus A320 dengan konfigurasi kursi 2-2 menjadi penerbangan kelas ekonomi yang nyaman. Jarak tempuh yang sekitar 1 jam 0 menit menjadi salah satu penerbangan lumayan singkat, tidak bisa menikmati film sampai tuntas. Tapi di citilink tidak ada fasilitas Televisi layar sentuh di kursi depan kita. Nikmati perjalanan dengan menatap langit, tidur, berdoa atau mendengarkan MP3 dengan mode pesawat. 

Menara Juanda yang terlihat dari jemuran kos

Walau masuk dalam penerbangan tidak seberapa pagi, tapi masih terasa kurang tidur. Malam hari kurang bisa tidur. Hal yang wajar bagi orang yang akan melakukan perjalanan perdana ke tempat baru. Lombok menjadi tujuan naik Mbak Siti kali  ini. Saat tahun 2004 awal saya melakukan perjalanan untuk tugas kampus menuju pulau dewata. Di pantai Sanur, saat berenang ke tengah sudah terbayang ingin menyeberang ke timur jauh yaitu Lombok. Impian ini terwujud tahun 2019. 

Inspektur Vijae (nempel kursi dan tertidur) 

Begitu pesawat lepas landas langsung gas pol menuju ke arah timur. Melintasi laut Jawa bagian Sedati, melintas lurus menuju timur. Terlihat sisi utara pulau Jawa bagian Timur Dwipa. Pemandangan yang sangat spektakuler. Bagi penghobi mancing sekaligus pendaki gunung seperti saya merupakan hal yang sangat menarik. Laut luas dengan beragam muara serta hamparan gunung dari komplek Arjuno-Welirang, Bromo-Semeru, Argopuro, Raung hingga Merapi Jatim. 

Koran Ngambil dari Meja Boarding 
Saat memasuki pulau Bali, terlihat hamparan komplek pegunungan di pulau dewata. Gunung Batur mempunyai ketinggian 1.717 mdpl terletak di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Gunung Agung termasuk gunung tertinggi di pulau dewata dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung yang masih aktif ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Pemandangan yang sepatutnya membuat kita senantiasa bersyukur hidup dan tumbuh kembang di Indonesia. Patut disayangkan begitu pesawat mulai mengurangi ketinggian di Selat Bali-Lombok setengah tidak percaya begitu terlihat laut banyak yang terapung di laut itu. Bukan buih ombak, tapi sampah. Sampah guys...sebegitu luas dan terus 'berlayar' sampai ke Pasifik nun nauh di sana. Belajar dari sini ada baiknya mulai saat ini kita menjaga lingkungan dan mengurangi sampah dengan diet plastik salah satunya. Gawe opo seh ngombe kopi utowo STMJ nggawe sedotan? Lak gak berguna.
Bonus Pict: 

Sepi ke depan 



Lebih Sepi ke belakang 



Halo Bali



Sisi Timur Utara Bali 

Menanti Koper 




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Melintasi Gunung-gunung dengan Citilink Surabaya-Lombok (Blakraan ke Lombok bagian 3)"

Post a Comment