Menulis Itu Berbagi: Refleksi Lomba Blog Menebar Kebaikan Dompet Dhuafa 2020

Tanggal 20 Mei menjadi hari yang dinantikan oleh kawan-kawan blogger terutama yang ikut lomba blog. Dompet Dhuafa menyelenggarakan blog competition dengan tajuk berbagi kebaikan. Tujuannya adalah untuk mengajak masyarakat untuk membagikan cerita inspiratif dalam hal kebaikan berbagi. Saya turut meramaikan lomba blog ini dengan mengirimkan satu tulisan berjudul "Berkah dari Seporsi Rawon".  Menceritakan pengalaman berbagi yang kemudian mendapat rejeki tak terduga. 
Ketak Ketik 

Meskipun belum beruntung pada pengumuman tanggal 20 Mei 2020 ini tapi setidaknya turut meramaikan. Menulis merupakan momen saat kita melakukan pelepasan dan menjemput kebaikan. Melepas apapun isi dalam kepala dan menjemput kebaikan dengan berbagi pada banyak orang. Saya merasa beruntung dapat menjadi bagian dari 531 partisipan dari berbagai daerah di Indonesia. Yang konon katannya berhasil membuat panitia dan juri merasakan semangat kebaikan. Selamat untuk para pemenang semuanya.  Terbukti the power of mak-mak kalau menulis ampuh di sini. Inilah juaranya yuk kita intip.

Pemenang Utama
Juara-1

Nabilla DP
bundatraveler.com
"1000 Kebaikan yang Tumbuh dari Sebongkah Batu Ujian"

Juara-2
Pungky Febriani
pidipidipap.com
"Kebaikan Berbagi yang Akan Memenangkan Ini Semua"


Juara-3
Nur Laela
ellafitria.com
"Sepenggal Kisah Menebar Kebaikan untuk Malaikat Kecil"

Ada yang bercerita dari pengalaman pribadinya, kisah inspiratif dari orang lain, atau berbagai sudut pandang lainnya dari berbagai latar belakang

 Pemenang Hadiah Hiburan


Wisnu Tri Yulianto
wisnutri.com
"Setetes Kebaikan dalam Sekantung Darah"


Puri Fitriani
emakemakirit.com
"Face Shield Rumahan untuk Pejuang Medis"


Meilawati Nurhani
meilahani.com
"Kebaikan yang Tersaji Diantara Lezatnya Aroma Masakan Ibu"


Siti Mudrikah
mudrikah.com
"Tangan-Tangan Kader Posyandu, Menebar Kebaikan Untuk Kesejahteraan Warga Desa"


Widyanti Yuliandari
widyantiyuliandari.com
"Menebar Kebaikan : Menjadi Lilin untuk Menyalakan Jutaan Lilin Kebaikan Lainnya di Sekitar Kita"

Dari semua pemenang hanya satu yang saya kenal secara personal. Mbak Puri Fitriani yang pada tahun 2018 satu panggung sebagai Juara Lomba Blog Pendidikan Keluarga dan bertemu kembali pada tahun 2019. Kali ini ibu muda yang bekerja sebagai Guru BK di sebuah SMP Negeri di Depok ini masuk jajaran juara dari kategori opini. Hobi menulis memang fleksibel bisa masuk kemana saja.

Menjadi atlet menulis, istilah untuk para blogger yang suka ikut lomba itu perlu jatuh bangun. Beruntung jika selepas lomba kita dapat masukan tentang kualitas tulisan kita. Nantinya akan menjadi perbaikan agar menghasilkan tulisan yang lebih berbobot. Kompetisi dari para dewan juri lomba blog Dompet Dhuafa kali  ini tidak perlu diragukan lagi. Dan saya berterima kasih karena mereka sudi memberikan catatan khusus. Sebuah surat cinta untuk evaluasi yang sangat penting untuk perbaikan para blogger dalam menulis.

Masih kurangnya aspek rasa yang dituang oleh blogger dalam tulisannya. Banyak yang hanya sekedar memberikan tips, fakta, atau mungkin terkesan seperti khutbah/ceramah, namun minim aspek keterlibatan emosi di dalamnya. Padahal, dengan tema Menebar Kebaikan ini, seharusnya para peserta dapat melibatkan aspek rasa tersebut ke dalam tulisan agar menjadi tulisan yang dapat menggugah pembaca, inspiratif dan berhikmah.

Menulis perlu memasukan emosi di dalamnya. Usahakan ketika pembaca menelaah tulisan kita serasa sedang berada berdua cangkruk akrab di warung kopi. Menulis untuk menjadi inspirasi perlu keterlibatan emosi yang tidak main-main.
Banyak cerita yang kurang fokus, terjadi loncatan alur, dan terlalu memaksanakan salah satu pembahasan. Dengan minimnya media yang ada di blog, seharusnya penulis dapat lebih fokus menyampaikan cerita dan pembahasan mengalir dari topik utama saja.
Ini salah satu kendala dalam penulisan. Tetap fokus dan berjalan pada jalur yang telah ditentukan. Itulah perlunya membuat outline secara konsisten sebelum menulis lebih lanjut. Ibarat masak telur, jika ingin membuat telur dadar ya fokus pada bahan dan cara pembuatan telur dadar. Tanpa berpikir untuk memasukan bahan panecake, donat ataupun onde-onde di dalamnya.

Para juri juga menyampaikan bahwa pada dasarnya tulisan para blogger memiliki keunikan tersendiri. Namun sayangnya banyak tulisan yang kurang konsisten dan menyampaikan klimaks cerita di akhir tulisan. Ini yang menjadi catatan penting dari para dewan juri saat berdiskusi.
Semoga kedepan kita terus berbenah untuk selalu banyak membaca dan semakin rajin menulis. Menulis tanpa asupan bacaan itu kurang. Membaca tanpa ada penulisan itu menjemukan. Mari buat gebrakan dan 'ledakan' yang dasyat dari tulisan kita. []
.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menulis Itu Berbagi: Refleksi Lomba Blog Menebar Kebaikan Dompet Dhuafa 2020"

Post a Comment