Inilah Kartun Juara Internasional Festunesia I Pakarti 2020: Bukan Kabar Hoax

"Masker yang benar dipakai untuk yang kasar di luar dan yang halus di dalam" 

Berita santer yang beredar ketika Gunung Kelud meletus pada Februari 2014. Saat itu mungkin masih ada anggapan bahwa kebenaran tertinggi berada di berita dari dunia maya. Kebetulan kabar itu beredar di internet. Saya pun turut membalik masker yang sebenarnya telah terpakai dengan benar, ternyata menuruti berita daring yang belakangan adalah menyesatkan. Itulah salah satu bagian dan dampak luas dari kabar bohong atau berita hoax. Satu kabar yang belum tentu benar dan pasti validitasnya tapi merebak luas dan diamini oleh masyarakat. 

Dinamika politik di tanah air tidak lepas dari polarisasi politik dan maraknya hoax. Kabar bohong seperti menjadi hal yang biasa. Bahkan ada pihak khusus yang menjadi penyampai dan pengedar informasi ke berbagai penjuru secara distortif dan masif. Hoax menjadi masalah yang dapat merusak tatanan kehidupan dalam berbagai sektor. Dari tingkat keluarga sampai kehidupan bernegara. Menanggapi hal tersebut. Pakarti sebagai wadah kartunis nasional untuk saling berbagi dan menginspirasi membuat lomba kartun anti hoax. 

Tertanggal 21 Desember 2020 menjadi hari yang sangat dinantikan oleh para nominator. Termasuk membuat penasaran para peserta. Siapa kartunis yang menjadi juara lomba kartun yang diselenggarakan sampai lintas negara, penasaran? Inilah para juaranya. 

Juara Pertama diraih oleh Suyono. Kartunis murah senyum dari Kaliwungu. Masuk ke dalam Kokkang Squad sebagai kartunis yang menjadi kawasan kajian dalam penelitian tesis saya: kampung kartun di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah. 
Kokkang Juara 

Hoax itu kentut. 
Gambar seseorang yang kentut sampai saking 'bau' nya sampai menjadi asap. Asap menjadi gumpalan yang menyerupai pinokio. Tokoh yang digambarkan sebagai pembohong. Boneka kayu yang dijadikan manusia dan jika berbohong hidungnya memanjang.  Kabar bohong dikeluarkan dan mencuri perhatian. Sampai wartawan dan para pemburu berita -hari ini pembuat konten- berburu informasi. Ibarat lempar batu sembunyi tangan. Bersembunyi sampai menyerupai burung onta. Menyembunyikan wajah dan muka. Kabar bohong itu menyesatkan tapi menyenangkan para pembuatnya yang sejatinya adalah pengecut. 


Jawara dari Jambi 

Hoax pemecah belah bangsa. 
Menjadi juara kedua: Edi Dharma. Seorang kartunis dari Jambi yang menyabet juara kontes kartun internasional. Persatuan Indonesia yang terbangun dari keberagaman dan kebhinekaan dengan berbagai latar belakang. Suku, agama, ras dan golongan menjadi bagian yang mempersatukan elemen dalam semangat kebangsaan. Hoax ibarat angin keras yang bisa memporak porandakan keadaan. Jika tidak kuat akan terlepas. Ada satu tiang yang menjadi pegangan agar tidak ambyar terhempas angin yang sangat menyesatkan. Identitas Jambi masih dipegang teguh oleh Edi dalam karyanya. Ada orang yang berpakaian adat Jambi. Itulah gunanya kearifan lokal. Sebagai tiang dan pegangan kuat agar semua tidak tergerus oleh hal-hal yang mengancam persatuan. 

Masih keluarga Teman Sekantor Jogja

Media dan hoax
Juara ketiga diraih oleh kartunis Jogja yang banyak menekuni dunia ilustrasi. Karyanya mengorbit sampai keluar negeri. Dialah Septa Miyosa, masih kerabat dari kawan sekantor ketika saya masih tinggal dan bekerja di Jogja. Sebagai ilustrator gaya gambar Septa mendetail dengan tampilan warna yang serasi nan hamoni. Dunia hari ini dihadapkan pada perilaku masyarakat yang tidak bisa lepas dari gawainya. Bahkan mengikat sampai membawa terbang dan membatasi gerak gerik. Termasuk dalam hal wacana. Banjir informasi menjadikan masyarakat terserang banjir bah yang membingungkan. Mana kabar benar dan kabar tidak benar seperti dua hal yang saling bercampur. 

Itulah tiga juara utama dalam Lomba Kartun Anti Hoax yang menjadi satu rangkaian dalam Festunesia 1 yang diselenggarakan oleh Pakarti. Selamat untuk para pemenang dan tetap semangat untuk para peserta. Termasuk saya. Pentingnya saring sebelum sharing dan senantiasa bijak dalam menggunakan media terutama media sosial yang hari ini laris manis seperti kacang goreng di pertunjukan layar tancap. 


Karya Juara Lainnya




Penghargaan Khusus



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Inilah Kartun Juara Internasional Festunesia I Pakarti 2020: Bukan Kabar Hoax "

Post a Comment